2 ; Hyunjin's

1.9K 289 27
                                    

❌❌❌

Setelah kematian Woojin tersebar luas, Jihyo dan Chris semakin waspada.
Karna mereka berdualah yang tahu bagaimana isi ancaman itu dan bodohnya mereka mengabaikannya yang berujung dengan kematian Woojin.



"Kamu kenapa ka?"

"E-eh? Engga, gapapa"

Dahyun menggenggam tangan kekasihnya itu.

"Kamu pasti sedih ya, ka Woojin meninggal"

Chris mengangguk, tapi ia berusaha tersenyum.

"Yang tegar ya kak. Supaya ka Woojin tenang disana"

Lagi-lagi Chris hanya mengangguk.
Setidaknya Dahyun membuatnya sedikit tenang sekarang.

"Ohiya ka, nanti aku ada latihan cheers jadi ga bisa pulang sama kakak" ujar Dahyun.

"Iya gapapa. Kamu hati-hati aja. Pulang sama Somi kan?" tanya Chris.

"Iya, dia ikut latihan juga kok"

"Yaudah, kamu hati-hati aja oke?" Chris sedikit khawatir kalau Dahyun bisa jadi korban selanjutnya.

"Iya pasti" Dahyun mengangguk mantap.

-Hellevator-

Hyunjin sedang menyandarkan tubuhnya di tembok, atap sekolah.

Mendengar kematian Woojin, orang yang sempat ditabraknya di toilet beberapa hari yang lalu.
Ia jadi teringat ancaman seseorang di hari yang sama ia menabrak Woojin.

Ceklek!

Hyunjin menoleh, menatap seseorang yang baru saja keluar dari balik pintu.

"Kenapa nyari gue?"

Hyunjin menegakan tubuhnya dan berjalan mendekat.

"Kenapa ka Woojin?" tanya Hyunjin.

"Ck. Bukan urusan lo" orang itu membuang pandangannya dari Woojin.

"Target lo cuma Chris sama kakaknya. Kenapa bawa ka Woojin?!" bentak Hyunjin.

"Karna Chris ngabain anceman gue! And see? Dia diem aja waktu tau temennya diujung kematian. Jadi lebih baik gue bunuh dia, karna dia tau siapa gue!"

Hyunjin menggeram frustasi.
"Lebih baik stop sampe disini! Gue gamau lo bunuh semua orang"

"Ga akan. Sampe Chris bener-bener mau nurut sama gue!"

"Kenapa ga ka Mark aja yang lo ancem?!"

"Ka Mark cuma salah satu bagian dari permainan. Pemeran utamanya itu Chris"

"Hell?"

"Gue ga akan selesain semuanya sebelum Chris mati dan tanggung jawab semuanya"

"Lo gila huh?"

"Haha. Lo sama aja kaya Woojin, mulut sampah"

"Gue begini karna peduli sama lo! Jadi stop ya? Udah" Hyunjin memegang bahu orang itu.

"Gue ga bakal luluh sama lo. Inget! Gue pernah bunuh kakak lo dan gue pastiin gue bisa bunuh lo juga"

"Gue yakin lo ga bakal bunuh gue. Karna kita sahabat. Gue tau lo dari lo kecil, gua tau semua masalah lo dan gue tau alesan lo terobsesi ngebunuh Chris karna..."

"STOP! Gue gamau denger apapun lagi"
Orang itu menghempaskan tangan Hyunjin dari bahunya dan berlari pergi dari sana.

Hyunjin hanya menatap punggung orang itu.

"Andai gue bisa ngebalikin semuanya kek dulu"

SKIP!

Nayeon mengedarkan pandangannya, ia melihat Mark tengah duduk di pinggir lapangan sembari memperhatikan siswi cheers yang sedang ekskul.

"Hoi!"

Mark terkejut, hampir saja jus stroberi yang dipegangnya tumpah.

"Ngagetin aja sih!"

"Ngeliatin siapa hayo? Ngeliatin temen gue yak?" goda Nayeon.

"Apaansih, Nay"

"Cie mukanya merah banget itu!"

"Ck. Rese lo"

Nayeon tertawa melihat wajah merah Mark.

"Ohiya Nay.."

"Eh?"

"Udah denger soal Woojin?" tanya Mark.

"Woojin sahabat adek lo?"

Mark mengangguk.

"Udah. Kasian banget yah, masa tiba-tiba meninggal tragis gitu. Ngeri deh gue" ujar Nayeon.

Mark menatap Nayeon.

"Nay.."

"Hmm?"

"Lo ga curiga sama peneror itu?" tanya Mark.

"Curiga? Curiga gimana?"

"Gini... Di sms yang gue dan elo terima, semuanya mengarah ke sebuah permainan kan? Dan terus disitu kita harus milih siapa target kita dan si peneror bakal bunuh dia.
Tapi salah satu dari kita bahkan belom nentuin target, mungkin ga sih kalo Chris nargetin Woojin buat jadi korbannya?
Karna dia juga dapet sms yang sama"

Nayeon berpikir sejenak, mencoba mencerna semua spekulasi Mark.

"Lo yakin Chris kayak gitu?" tanya Nayeon.

"Ya engga sih. Tapi kenapa juga harus sahabatnya? Kenapa harus Woojin gitu?"

"Mungkin si peneror ngancem Chris pake cara bunuh Woojin. Buat nunjukin kalo si peneror ga main main sama ajakannya" terka Nayeon.

Nayeon memang pandai memainkan logikanya.
Dan menurut Mark, tebakan Nayeon benar.





"Bingo, Im Nayeon. Lo seratus persen bener.
Dan kalo lo ga ngikutin permainan gue, temen lo akan bernasib sama dengan Woojin"

-Hellevator-

TING!

From : Unknown

"Hello cutie. How are u?
When you found your target?
I'm waiting for that!
You know, i don't like waiting for long.
So. Faster for think.
Or your friend will die like Kim Woojin - 🍁"



















Nayeon menggenggam ponselnya erat.
Tangannya gemetar seketika.
Ia mendapatkan pesan dari peneror itu.
Tapi kali ini ia benar-benar takut, karna Woojin benar benar korbannya.

Dengan cepat Nayeon berlari keluar dari lorong yang sepi itu.

Namun sayangnya ia menabrak tubuh seseorang yang membuatnya jatuh tersungkur.

"Aw!"

"Sorry" orang itu membantu Nayeon untuk bangkit.

KRIEK!

Suara itu berasal dari bawah kaki Nayeon.

"Oh shit" umpat Nayeon ketika melihat kakinya menginjak ponsel.

Nayeon berjongkok untuk mengambilnya, tapi sepertinya itu bukan miliknya.
Nayeon mendongak sembari memberikan ponsel yang tak sengaja ia injak itu kepada pemiliknya.

"Elo?" Nayeon kaget karena ternyata ia menginjak ponsel Dowoon.

"Gapapa" Dowoon mengambil ponsel rusaknya dari tangan Nayeon dan menaruhnya di saku celananya.

Nayeon terdiam.
Ia merasa bersalah.
Ingin mengucapkan maaf tapi mulutnya tak bisa berkata apapun.

"Lain kali gausah lari-lari, kalo mau olahraga dilapangan" ujar Dowoon kemudian pergi meninggalkan Nayeon.

"Cih. Untung gue gajadi minta maaf"


-Continued-

(1) HELLEVATOR✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang