Bab XXII. Tracker (I)

908 87 3
                                    

Syut!

"Aish! Sialan Arie! Teleportasi membuat saljunya bertebaran!" gerutu Eno saat melihat tubuhnya terkena salju akibat teleportasi Arie.

Setelah diputuskan, keempat blasteran--kecuali Kai dan Leona tentunya--akan kembali ke penginapan di Desa Cooldy dan mengabarkan kabar pada Profesor Jenny bahwa Leona sudah aman bersama Kai, Caroline, Seo Byul, Aiko, dan Eno.

"Baiklah, kita sebaiknya bersiap untuk membuat ramuan penangkal efek samping untuk mereka!" ujar Seo Byul yang mempersiapkan beberapa bahan dari hutan.

"Benar juga!" Aiko menyetujui dan mempersiapkan tungku yang ia buat dari batu logam Loctus di dekat gua dengan mantra pengubah barang. "Aku akan meraciknya dan kau yang mempersiapkan bahan-bahannya!"

"Mmm!" Seo Byul mengangguk.

"Dan untuk kalian berdua!" Tatapan Aiko beralih pada Caroline dan Eno. "Jaga mereka berdua, ya!"

Caroline mengangguk. "Tentu."

Leona hanya diam menikmati dinginnya musim dingin di luar gua sementara Kai berada di dalam gua menikmati hangatnya api yang Leona buat.

Kemarin aku menggunakan kekuatanku berlebihan, ya, batin Leona.

Ia masih belum bisa memaafkan dirinya sendiri karena meninggalkan Wall sendirian di markas utara. Hal itu membuat pikirannya kosong, tidak bisa berpikir apa-apa.

Hembusan angin musim dingin yang biasanya menusuk tulangnya justru terasa sejuk di kulitnya. Es-es yang menggantung di pepohonan begitu indah dan bisa terlihat pula tetesan air pada ujungnya.

Cantik..., batin Leona.

Ia beranjak dari duduknya dan berjalan beberapa langkah hingga ia bisa menemukan dirinya di atas bukit. Ia bisa melihat pemandangan Loctus bagian utara hingga tengah di ujungnya. Ia tidak melihat istana atau sekolahnya dari situ namun pemandangan Desa Cooldy terlihat jelas di matanya.

"Whoa, aku tak menyangkanya!" gumam Leona.

Kicauan seekor burung membuat ia menolehkan kepalanya. Ia tersenyum melihat burung itu terbang mendekat.

"Annyeong, Leona Farellia. Ternyata baru kutahu bahwa kau blasteran Indonesia-Korea. Kau pasti paham bahasaku!" sapa burung itu yang tak lain adalah Val.

"Val! Senang bertemu denganmu!" balas Leona. "Dari mana kau tahu?"

"Yeah, dari Ratu Utara Loctus, Ratu Cecilia," ucap Val.

Leona mengerutkan keningnya. "Ratu Utara Loctus? Ratu Cecilia?"

"Kau tidak tahu? Beliau adalah adik perempuan Raja Zandars. Dia adalah ratu yang sangat lembut. Dia tidak menyukai kekerasan namun..."

Leona menanti lanjutan dari ucapan Val. "Namun?"

Val menghela napas dan tampak tersenyum. "Dia akan senang bila bertempur denganmu."

"Bertempur? Lalu maksudmu dia tidak suka bertempur?" tanya Leona.

"Begitulah." Val mengangguk. "Dia menunggu kedatangan enam Lachlers yang ditakdirkan menghancurkan seluruh kegelapan Loctus."

Leona terkekeh. "Tidak mungkin, Val. Aku bahkan belum lulus dan masih kelas dua! Aku masih pemula."

"Tapi kau dan kelima temanmu itu bisa kabur dari markas layaknya sudah ahli. Jarang ada yang bisa melakukan itu dan kejadian ini adalah pelarian besar-besaran pertama markas utara bangsa Kegelapan," jelas Val.

"Aku masih bersalah padanya!" Leona menundukkan kepala. "Dan sedikit ralat, kami tidak berenam. Ada dua penyihir, seorang vampir, dan seorang manusia serigala."

Loctus : The Wizard Century - 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang