Liburan musim dingin berakhir. Sekolah sudah kembali dimulai. Tampak beberapa anak memasuki Hadlewood seraya bercengkerama dengan teman mereka saling bercanda hingga tidak menyadari bahwa suara candaan mereka mengganggu orang lain.
Leona berjalan memasuki gedung dengan Kai. Lagi-lagi, dirinya berjalan kembali bersama teman masa kecilnya masuk sekolah seperti saat tahun pertama mereka. Ia mengabaikan tatapan sinis nan iri yang dilemparkan para gadis. Tentu saja mereka iri karena satu-satunya perempuan yang bisa berjalan dengan santai di sebelah Pangeran Sekolah adalah Leona.
Salah satu tangan Kai meraih tangannya, membuat Leona terkejut dan hendak menarik tangannya kembali.
"Ka-kamu mau apa?" tanya Leona dengan nada serius.
Kai melemparkan tatapan penuh arti dan berbisik, "Sebentar saja. Sampai asrama."
Leona menghela napas. "Baiklah."
Di asrama pun, beberapa teman mereka tampak heboh saat melihat mereka bergandengan tangan walau sebenarnya yang paling tepat adalah Leona ditarik oleh Kai.
"Kalian sampai di sini romantis juga. Yang lain mana?" tanya Amy.
Leona menggeleng. "Tidak tahu. Kami baru sampai."
Amy mendesah. "Tentu saja. Pasangan kasmaran."
Leona mengerucutkan bibirnya dan membawa barang-barangnya ke asrama. Ranjang kedua sahabatnya masih kosong walaupun yang lain sudah datang.
"Hei, Leona." Aiko mendatangi Leona dan duduk di ranjangnya. "Bagaimana kabarmu?"
Leona tersenyum kikuk. "Ba-baik. Kamu sendiri?" Tumben dia mengajakku bicara.
Aiko menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Tapi, tidak dengan masalah kakakku."
Leona menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Benar juga. Aku harap kau tidak apa-apa dengan itu."
Ditatapnya Leona dengan serius sebelum menghela napas. "Memang, tapi sulit. Aku akan berbicara dengan Seo Byul jika kalian mencariku." Ia pun beranjak dari tempatnya dan langsung menuju asrama Seo Byul.
Untuk beberapa saat, Leona terdiam. Ia menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Kedua kakinya mulai bergerak menuju ruang pribadi, di mana terlihat sosok Kai yang berdiri bersedekap menghadap perapian.
"Arie dan Tony belum datang?" Leona membuka suara dan ikut berdiri di sebelah lelaki itu.
Kai menghadap Leona sekilas dan menggeleng. "Mereka belum mengabariku."
Leona mengangguk pelan menerima jawaban Kai. Ia mendudukkan dirinya di sofa depan perapian. Kedua kakinya lurus mengarah ke sumber api di ruangan itu agar kehangatan menjalar di tubuhnya.
"So Hee benar-benar menghilang, seperti temanmu." Kai memecah keheningan di antara mereka. Matanya belum bisa teralih dari perapian.
Gadis lawan bicaranya memiringkan kepalanya dan menghela napas. Raut wajahnya menunjukkan kemurungan yang belum menghilang sejak ia mendengar berita itu. "Benar. Aku takut jika mereka menjadi bagian dari bangsa Kegelapan. Walaupun So Hee menindasku juga, aku merasa kasihan padanya."
"Yeah." Kai memutar tubuhnya dan memasukkan kedua tangannya ke saku jaket seperti biasa. Perlahan, ia melangkah mendekat dan duduk di sebelah Leona. "Bahkan saat kita bertemu dengan Bo Young, Jo Suk, Jung Hyuk, dan Nam Do, secara ajaib mereka meminta maaf padamu."
Leona mengerutkan dahi. "Apa meminta maaf atas kesalahan kita itu salah?"
Kai menatap Leona dengan alis tertekuk. "Aku tidak bilang begitu. Aku cuma heran mereka langsung meminta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Loctus : The Wizard Century - 2 [END]
Fantasía#Book 2 of Loctus History. Tahun kedua di Hadlewood dimulai. Walaupun ada beberapa kejadian sebelum sekolah dimulai. Namun kejadian itu masih berhubungan hingga sekolah dimulai. Permasalahan antara enam blasteran itu tidak hanya soal mereka, tetapi...