Ibu Bapak

599 9 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Waktunya aku bersiap pulang. Sebenarnya kerja di RS. Kasih Ibu ini jam kerjanya 2 JShift. Tapi karna aku mulai kuliah. Jadilah aku meminta izin kepada manajemen agar memperbolehkanku hanya berada di Shift 1. Alhamdulillah izin itu kudapatkan.

Kuliah di mulai Pukul 6 sore. Jadi aku masih sempat pulang ke rumah, mandi, makan dan bersiap ke kampus.

Aku pulang dijemput Bapak. Ahhh rasanya manja banget ya. Bapak adalah tipe kepala keluarga yang sayang nya keterlaluan ke anaknya. Kemana pun aku pergi bapak setia mengantar.

"Assalamu'alaikum Buk.. Ibu.. Bu.. "
"Wa'alaikumussalam.. kamu ini ya.. kalau manggil ibu gak cukup sekali ya ?"
" hehehhe abis ibu dipanggil enggak direspon ."
" ibu di kamar mandi tadi. Kamu makan dulu. Kuliah kan malam ini ?? "
" Iya kuliah buk. Ibu masak apa ??"
" Tu telur di gulai. Kesukaan kamu kan ?"
" yeayyyyyy.. makasih buk."

Aku anak tunggal. Satu-satunya. The one and Only One.  Mungkin karena itu bapak sangat menjagaku. Rela menemani kemana pun. Tapi sungguh tak menjadikanku anak manja. Aku sudah terbiasa mengurus keperluanku sendiri. Kecuali urusan antar jemput kerja. Jika bapak tidak bisa menjemputku. Maka angkutan umum akan jadi pilihan yang paling masuk akal.

Keluarga kami kecil. Pun bukan dari keluarga kaya raya tujuh turunan. Ayah berprofesi sebagai satpam sebuah perusahaan dan ibu hanya ibu rumah tangga biasa.

Jadi yang ibu katakan benar. Jika aku ingin kuliah. Maka aku harus bekerja.
Tak mungkin aku tega memaksa bapak dan ibu membiayai kuliahku. Bisa lulus SMK saja rasanya seperti mimpi. Jadi aku bertekad harus bisa kuliah dengan hasil kerja keras ku. Cukup sudah menyusahkan kedua orangtuaku.

Aku sayang Bapak dan Ibu. Tapi kami tak pernah terbiasa mengumbar rasa sayang dalam bentuk kata. Kami terbiasa menunjukkan melalui tindakan.Ada beberapa hal yang justru lebih nyaman tersimpan di dalam hati.

" Farah... ini sudah jam setengah 6, koq kamu belum keluar kamar juga Nak ?" Itu suara bapak, memutuskan lamunanku tentang keluarga ini.

" Iya Pak. Bentar lagi. "

Aku bergegas keluar kamar, mengambil sepatu, helm dan jaket. Aku bersiap memulai malam kesekian di kelas kuliahku. Semoga mata bisa diajak bersahabat untuk 3 jam kedepan. Karna lelahnya dunia kerja. Mengakibatkan wajah wajah dan mata butuh istirahat. Sedangkan kelas baru dimulai.

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang