Kesilapanku

427 13 2
                                    

Sejak sesi curhat Satria kemarin, aku jarang berbicara panjang lebar atau duduk berdua membahas Tiara atau pun membahas mata kuliah.

Entah lah aku yang berusaha menghindar atau justru Satria yang menjauh. Tapi aku justru besyukur, aku tak perlu menahan sesak dihati. Tak juga harus mendengar curahan perasaannya kepada Tiara. Katakan aku egois. Katakan aku tak mampu menjadi sahabat yang baik.

" Farah kan ??? " Tanya seorang lelaki berperawakan tinggi dan berkacamata tebal.

" hmmm iya.. Rian kan ??? ". Dia terlihat kaget saat aku sebut namanya. Aku tau namanya walau kami tak terlalu akrab. Dia teman sekelasku di kampus. Tapi jarang bicara dan jarang bergaul dengan sesama teman kampus. Rian lebih sering menyendiri.

" ehhmm.. iya. Farah sendiri aja ?? "
" iya sendiri. Tadi Ratna sudah dijemput sama pacarnya. Rencananya aku mau ke perpustakaan dulu."
" Ohh.. barengan aja boleh ?? Aku mau cari buku akuntansi biaya. "
" hmmm boleh deh . Yuk sekarang aja"

Kami pun melangkah bersama. Saat berjalan dengan Rian baru aku sadari dia jauh lebih tinggi dari yang terlihat. Kami jalan dalam diam.

Hingga di persimpangan lorong kampus aku melihat Satria. Tatapan kami bertemu. Tapi dia tak mendekati ku. Hanya berlalu. Aku menghela nafas. Aku rindu kebersamaan kami.

Rian sepertinya tak ambil pusing dengan apa yang dilihatnya. Kami tetap berjalan dalam senyap hingga masuk ke dalam ruang perpustakaan kampus.

Kami menuju Rak yang sama. Rak buku-buku akuntansi. Aku mencari tentang arus kas. Rian pun tampak sibuk mencari buku akuntansi biaya yang dia inginkan. Hingga tanpa aku sadari beberapa buku di rak paling atas jatuh dan akan menimpaku. Tapi gerakan Rian mendahului gerakan buku-buku itu. Rian melindungiku. Dan dalam senyap tatapan itu mengunci pandanganku.
Tatapan yang tak bisa aku mengerti. Perlahan aku mundur dari perlindungan Rian.
" Makasih Rian. Maaf kamu yang jadi tertimpa buku. Sakit ??? "

" Enggak ". Rian menjawab singkat dengan senyum tipis yang ahhhh aku tak pernah lihat senyuman itu.

" Kita pulang aja ya ??. Sebentar lagi tutup ini perpus nya." Aku memberi saran. Kesian juga dia ketimpa buku gitu. Lumayan tebal juga buku yang terjatuh.

" oke. Bantu bawa buku nya ke meja depan ya. Biar diurus sama petugasnya. " Rian berkata sambil mengambil 3 buku sekaligus.

Kami berlalu. Kejadian itu hanya sebentar. Hanya sesaat. Yang aku tak tahu ada sepasang mata yang melihatnya. Sepasang mata yang penuh amarah.

Kejadian itulah awal mula kesilapanku. Silap yang tak pernah aku rancang. Silap yang nantinya jadi penyesalan panjangku.

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang