Bimbang

328 11 0
                                    

Sejak semalam aku mengalami susah tidur. Hal ini karena lamaran Rian. Aku merasa bahagia tapi sedih di waktu bersamaan. Bahagia karna Rian melamarku. Mengajak aku serius membina keluarga. Sedih karna jujur bukan Rian yang aku inginkan. Tapi bagi kami kaum wanita, terkadang lebih baik dicintai daripada harus mencintai. Aku lelah mencintai Satria. Sementara ada Rian yang selalu disisi ku. Aku tak gelap mata untuk semua perhatian Rian. Meski tak satupun kata cinta terucap dari bibirnya.

Aku putuskan pagi ini akan mengajak Ibu bicara mengenai lamaran Rian.

Setelah sarapan pagi aku dekati ibu yang sedang menonton acara musik pagi.

" Bu.. Aku mau bicara serius."

Ibu refleks mematikan TV, dan sempurna menghadapku.

" Mau bicara apa sayang ?? "

Aku pun merebahkan kepala dipangkuan Ibu.

" Rian melamar aku Bu. Aku bingung harus menjawab apa. Aku tau Rian selama ini baik dan selalu perhatian dengan keluarga kita. Tapi aku butuh saran dari Ibu."

" Ibu sudah tau nak, keinginan Rian melamarmu. Rian sudah menyampaikan ke Ibu seminggu yang lalu."

Aku beranjak duduk. Kaget tentu saja. Ternyata Rian bergerak cepat.

" Iya Rian tanya pendapat ibu. Semua kembali ke kamu Farah. Ibu enggak akan paksa kamu. Jika kamu memang belum siap. Tapi coba kamu pikirkan apa memang tak ada ruang di hati kamu buat Rian ?? "

" Entahlah bu. Farah coba fikirkan lagi."

Aku pun beranjak ke kamar ku. Merenungkan kata-kata ibu. Apa memang tak ada ruang untuk Rian ??. Apa aku bisa mulai belajar mencintainya.

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang