Vomentnya ditunggu yak...
Clara menatap Joe dengan kesal sementara yang ditatap hanya menatap balik tidak perduli. Mereka berada diruangan kesehatan finerra. Semua perabotan dan aksesoris yang menghiasi ruangan itu terlihat berwarna hijau kecuali tembok yang berwarna putih. Diruangan itu Imel terbaring diatas tempat tidur berwarna hijau terang dengan selimut senada. Wajahnya masih sepucat kertas, suhu badannya semakin tinggi, matanya terpejam rapat. Dia terlihat lemah dan tidak berdaya, tidak seperti Imel yang biasa mereka lihat. Imel yang pemberani, kuat, dan tidak terkalahkan. Semuanya hilang terganti dengan Imel yang terlihat lemah.
Clara melihat kearah Mrs. Verra yang sedang memeriksa keadaan Imel. Setelah selesai, Mrs. Verra melihat kearah Clara dan Joe bergantian. Nampak raut kebingungan diwajahnya.
"kami teman dekat Imel Mrs. Bagaimana keadaan Imel?" Clara tidak bisa menyembunyikan raut kekhawatirannya
" suhu badannya semakin panas, nafasnya masih belum teratur dan denyut nadinya semakin lemah" Mrs. Verra menjelaskan degan cemas
"bisakah kalian memanggil orangtua Imel? Dia harus diobati secara intensif" Mrs. Verra menjelaskan
"bukankah Mrs. Verra penyihir penyembuh yang hebat?" Tanya Clara lagi dengan cemas
"tidak, saya hanya penyihir penyembuh biasa. Dia demam biasa, tapi..." Mrs. Verra menggantngkan ucapannya
"tapi kenapa?" Tanya Joe penasaran
"tapi ini agak aneh" jawab Mrs. Verra
"maksudnya?" Tanya Joe tidak puas dengan jawaban Mrs. Verra
"dia terlihat hanya demam biasa namun ketika saya mengobatinya itu tidak berpengaruh pada demamnya. Seharusnya kalau hanya demam biasa dia sudah sadar dan panasnya sudah turun. Tapi ini..... dia semakin parah" Mrs. Verra menjelaskan dengan panjang lebar pada Joe dan Clara yang terlihat khawatir
"aku akan pergi memanggil orangtuanya" kata Joe akhirnya
"aku akan menjaga Imel disini" kata Clara
"sebaiknya kalian berdua pergi memanggil orangtuanya, biar saya yang menjaganya disini" Mrs. Verra member saran
"baiklah" jawab Clara tidak puas sebenarnya.
Clara dan Joe keluar dari ruang kesehatan itu dengan wajah cemas. Mereka berjalan dengan cepat keluar dari sekolah itu. Clara menatap Joe dengan sinis
"ini semua gara-gara kamu!" kata Clara
"kenapa kamu terus menyalahkanku? Apa yang telah kulakukan?" Tanya Joe bingung yang dari tadi disalahkan oleh kakak sepupunya itu
"tentu saja kamu harus disalahkan. Gara-gara kamu Imel jadi pingsan"
"kenapa gara-gara aku?" Tanya Joe heran
"tentu saja gara-gara kamu" kata Clara penuh emosi. Joe hanya melihat Clara tidak mengerti
"astaga pasti kamu belum tahu" erang Clara frustasi setelah mengingat suatu hal yang dilupakannya
"Imel tidak bisa disentuh oleh siapapun" kata Clara menatap tajam Joe
"maksudnya?" Tanya Joe semakin bingung
Akhirnya Clara menjelaskan kalau Imel tidak bisa disentuh oleh laki-laki lain selain keluarga dekatnya seperti ayah dan kakak-kakaknya. Paman, Om, atau kakak sepupu yang lainnya pun tidak bisa menyentuhnya. Kalau Imel disentuh oleh selain mereka maka Imel akan pingsan dan demam perah selama berminggu-minggu bahkan dulu ketika kecil dia hampir kehilangan nyawanya karena disentuh oleh pamannya. Karena itulah dia selalu memakai perisai pelindung untuk menghindari sentuhan orang lain. keluarganya sudah berusaha untuk mengobati keanehan itu namun sampai sekarang belum ada atau mungkin tidak akan pernah ada yang berhasil untuk menyembuhkannya. Belum ada yang tahu penyebab sebenarnya apa dari keanehan itu.
"kamu ngertikan sekarang kalau itu karena salahmu" Tanya Clara sedikt mereda kekesalannya
Mereka sudah sampai diluar sekolah dan menuju tempat penyimpanan kereta kuda mereka
"iya, aku tidak tau ada hal seperti itu" kata Joe merasa bersalah. Clara hanya menghembuskan nafasnya kasar.
Setelah sampai ditempat penyimpanan kereta kuda, mereka maniki salah satu kereta yang berhias mewah dengan ditutupi kain berwarna merah dan terdapat symbol keluarga Patterson yang terukir indah disana. Seorang pelayan membungkukkan badannya kepada mereka yang dbalas dengan anggukan oleh Joe dan Clara. Clara memberitahu sang pelayan bahwa mereka akan menuju rumah keluarga Laudrick dan menekankan kata cepat pada kalimatnya. Kereta melaju dengan cepat menuju rumah tujuan mereka. Joe dan Clara hanya diam dengan fikiran masing-masing didalam kereta. Suasana hening sanagat terasa diantara mereka. Joe yang sibuk dengan fikiran merasa bersalahnya dan Clara yang cemas akan keadaan sahabtnya.
Sementara ditempat lain seorang wanita paruh baya terlihat cemas dan menitikkan air mata. Dia melihat kearah pria didepannya dengan tatapan sendu. Tidak ada yang saling bicara. Mereka berdua berbicara dengan tatapan mereka. Tiba-tiba pria itu terlihat kaget, wanita paruh baya itupun semakin menangis. Dia memeluk pria itu dengan sedih. Pria itu adalah suaminya, suami yang sangat disyanginya, namun hari ini dia membawa kabar yang sanagat menyedihkan.
"apa kita harus melepaskannya?" Tanya wanita itu pada suaminya
"iya, kalau kita ingin dia selamat" jawab suaminya dengan tenang sambil menepuk punggung istrinya memberikan ketenangan
"ini semua demi keselamatan Imel" lanjut suaminya. Wanita paruh baya itu mengendurkan pelukannya, mendongak melihat suaminya dengan sendu
"apa tidak ada cara lain?" Tanya wanita itu penuh harap
"kamu tau jawabannya" kata suaminya lemah
"dia anak yang sangat kusayang" kata wanita itu pada suaminya
"kita semua sangat menyayanginya" jawab suaminya lagi sambil memeluk istrinya memberikan kekuatan.
waaah apa yang terjadi sebenarnya dengan imel ya? nantiakan penjelasannya dipart selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Eyes
Fantasy[FANTASI-ROMANCE] Dia wanita terkuat, tak terkalahkan, dan tak tertandingi. ayahnya sendiri tidak bisa melawannya. sejak kecil selalu ditakuti. namun, satu kelemahnnya tak tersentuh. bukan karena dia tidak ingin disentuh namun, dia tidak bisa disent...