21 Sihir Hitam

220 23 14
                                    


Ini mungkin pertanyaan tidak penting dan sangat membosankan, tapi tidakkah kau penasaran dengannya? Berapakah sebenarnya jumlah bintang yang berada dilangit? Dan berapa banyak bintang digalaksi sana yang tidak bisa dilihat dengan mata? Pertanyaan itu belum bisa dijawab dengan pasti sampai sekarang sama dengan pertanyaan berapa banyak orang yang ingin membunuhmu? Berapa banyak orang yang akan dating menolongmu?

"kau disini?"

Suara Josh membuyarkan konsentrasi Imel pada bacaannya. Buku yang membuat dirinya berfikir akan artinya kehidupan.

"kenapa?"

Tanya Imel datar pada Josh, wajahnya masih terlihat pucat dan lelah.

"ada seorang pria yang ingin bertemu denganmu"

Imel mengernyitkan dahinya bingung, siapa gerangan yang ingin bertemu dengannya. Dia tidak pernah menerima tamu pria sebelumnya, karena memang dia tidak mempunya teman akrab pria.

"sebaiknya kau cepat masuk, udaranya dingin" kata Josh tersenyum lalu masuk kedalam meninggalkan Imel dengan pertanyaan dikepalanya.

Imel beranjak dari kursi halaman belakang rumahnya dengan langkah yang lemah. Ya, tenaganya belum pulih sepenuhnya agak membingungkan memang karena tidak adanya luka serius yang menghambat kesembuhannya. Tapi dia dan keluarganya tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Tubuhnya semakin hari semakin melemah namun kekuatannyasihirnya semakin kuat bahkan sulit untuk dikontrolnya. Wajahnyapun kian hari makin pucat begitu juga dengan berat badannya yang semakin menurun. Kekuatannya sangat menguras tenaganya. Waktunya semakin berkurang, bahaya yang mengancamnyapun semakin bertambah.

Imel merasakan degup jantungnya yang semakin kencang melihat siapa pria yang tengah duduk diruang tamu menunggu dirinya dengan tatapan khawatir? Imel mengingat apa yang dilakukannya dengan pria itu dan pipinya memanas. Itu adalah suatu hal yang sangat intim yang pernah dia lakukan dengan seorang pria selain keluarganya. Imel berusaha menjaga wajahnya agar tampak tidak gugup dan seperti biasa.

"Joe?" panggil Imel dengan berusaha menjaga wajhnya gar seperti biasa.

Joe melihat kearah Imel dan langsung berdiri dari duduknya. Diperhatikannya Imel dari ujung kepala sampai kaki dan bernafas lega ketika dilihatnya Imel yang sudah terlihat lebih segar dari sebelumnya. Namun kekhawatirannya muncul kembali ketika dilihatnya wajah Imel yang pucat dan tubuhnya yang semakin kurus dari sebelumnya. Dia mengingat kembali kata-kata yang dikatakan oleh Clara tentang Imel. Kekhawatiran menyeruak dalam benaknya. Hal itu tentu saja langsung diketahui oleh Imel.

"bagaimana keadaanmu?"

"aku baik. Jangan fikirkan apa yang dikatakan Clara" jawab Imel tenang.

Joe segera menyadari kalau Imel bisa mendengar apa yang ada dikepalanya.

"aku justru khawatir dengan keadaan Clara"

"ya, akupun begitu. Tapi dia terlihat baik-baik saja"

"kau tidak tahu apa yang didalamnya"

Imel berjalan menuju salah satu kursi yang berhadapan dengan tempat duduk Joe dan mempersilakan Joe untuk duduk.

"kecuali kau" Joe menggapi kata-kata yang tadi diucapkan Imel.

"aku hanya bisa mendengar isi kepala orang, tidak dengan hati"

"ya, aku percaya itu" Joe sangat menyetujui hal itu melihat bagaimana Imel selama ini.

"bagaimana dengan Nathan? Dia adalah orang yang sangat berarti untuk Clara"

"dia pengecut" Joe mengetatkan rahangnya mendengar nama itu disebut. Sekelebat bayangan muncul dikepalanya. Bayangan masa depan yang terjadi dengan Clara. Tentu saja Imel bisa melihat hal itu.

Behind The EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang