2 Pertemuan

1.5K 82 7
                                        

budayakan voment...

14 tahun kemudian...

"imel... c'mon baby, please help me" Clara memasang tatapan puppy eyes-nya, berharap imel akan luluh dan membantunya. "iya mel, dibantuin aja kenapa sih!" Jassy mendukung permintaan Clara, dia rupanya yang sudah sebal dengan ocehan permohonan Clara sepnjang jam istirahat dan kini berlanjut di dalam kelas "Bantuin aja Mel, kan kasian Jassy nggak pernah ketemu Nathan" kali ini wajah polos Laura yang harus dia lawan. "kenapa kalau urusan cowok kalian kompak sekali?!" Imel berkata dengan ketus, sebal karena mersa dikeroyoki teman-temannya yang berbeda 3 tahun darinya. "kitakan selalu kompak Mel, selalu membantu ketika ada yang membutuhkan" jawab Clara dengan bumbu rayuannya disetip kata-kata yang dia ucapkan. Imel menghembuskan nafasnya dengan berat "Ok, tapi aku tidak mau mendapat masalah dipesta itu" jawab Imel akhirnya pasrah. Dia memang tidak bisa menolak permintaan teman-temanya, kalaupun dia menolak nanti pasti ujung-ujungnya dia akan menerima permintaan itu. "Ok siip" sambil mengacungkan jempolnya kearah Imel clara mengedipkan salah satu matanya mengerti maksud kata masalah yang dikatakan Imel yaitu mengenai satu-satunya kelemahan anak yang kelewat Jenius ini.

Clara adalah anak dari guru berpengaruh disekolah tempat Imel dan teman-temannya bersekolah saat ini. Tidak heran Clara banyak disegani oleh siswa-siswa disana, tidak ada yang berani mengganggunya. Banyak juga yang mengejar-ngejar Clara agar mau menjadi pacarnya tapi Clara hanya mencintai Nathan, teman semasa kecilnya. Mereka sangat serasi. tampan dan cantik, sama-sama pintar da baik hati. kalau mereka bersanding mereka terlihat seperti pasangan raja dan ratu yang sangat bahagia. Sedangkan Jassy, dia dari keluarga bangsawan yang terkenal kaya dan dermawan, sekolah ini juga berkembang karena sumbangan dari keluarga Jassy. Hery adalah orang yang selalu mengisi hati Jassy. Mereka berdua dijodohkan oleh keluarga masing-masing sejak kecil, karena mereka berdua sama-sama saling mencintai mereka menerima perjodohan itu dengan senang hati. Laura, dia anak yang cantik dan imut. Diantara mereka bertiga dialah orang yang paling lembut. Ayahnya seorang panglima dan ibunya seorang ibu rumah tangga biasa. Banyak yang menaruh hati pada Laura, seringkali dia menerima coklat dari para fansnya, tapi tidak ada satupun yang dia makan. Dia hanya memakan pemberian dari Charlie, senior sekaligus pacarnya. Sedangkan Imel, dialah yang terkecil diantara mereka bahkan disekolahnya. Dia yang paling pintar bahkan paling jenius. Ayah Imel adalah bawahan dari ayah Laura tapi mereka berdua bersahabat bila diluar pekerjaan. Diantara mereka berempat hanya Imel yang belum mempunyai kekasih hati, bukan karena tidak ada yang tertarik padanya tapi karena memang belum ada yang bisa untuk menyentuh hati Imel. Dan karena kelemahan Imel yang belum bisa untuk disembuhka.

###

Imel masih tiduran diranjangnya, malas untuk siap-siap pergi kepesta yang direncanakan teman-temannya. Sejak dulu memang Imel tidak pernah bersemangat untuk menghadiri pesta apapun. Dia tidak suka dengan keramaian, keplanya kan pusing bila berlama-lama dalam pesta karena lelah mendengar ocehan-ocehan orang yang terpendam didalam dan terus menghujam kepalanya.

Tok..tok..tok..

Imel menghela napas pasrah, tadi Laura dan Jassy sudah berjanji untuk datang menjemputnya pergi kerumah Clara sebelum kepesta. Imel menggerakkan jari telunjuknya dengan malas dan terbukalah pintu kamarnya. Laura dan Jassy datang dengan membawa banyak tas yang imel sudah sangat tau apa isi tas itu. "kenapa kamu belum siap? Ayo cepetan nanti keburu telat" suara tegas Jassy membuat Imel semakin malas untuk bangun dari tempat tidurnya. "kamu kan sudah berjanji untuk membantu Clara" tambah Jassy lagi "iya mel, kamu kan udah janji. Aku juga udah bawain kamu gaun yang bagus-bagus nih" kata Laura memamerkan tas yang dipegangnya sementara Imel manaikkan satu alisnya bingung dengan kata "gaun-gaun" yang diucapkan Laura "berapa gaun yang kamu bawa?" sepertinya bukan hanya Imel yang bingung tapi Jassy juga yang terlihat dari pertanyannya. "mmm... mungkin 9 atau 11 gaun, aku gak hitung tadi" cengir Laura dengan tampang tidak berdosa. Imel memutarkan kedua matanya jengah dengah kelakuan temannya yang satu ini. "yaudah-yaudah ayo Mel kita berangkat" kata Jassy sambilmenarik Imel dari posisi nyamannya. "aku cuci muka bentar" kata imel akhirnya pasrah.
.
.
.

Behind The EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang