vomentnya ditunggu...
happy reading
Suaara dentingan sendok dan piring saling beradu terdengar di ruang makan istana Syuuza. Charlie, Joe, Imel, Laura, dan Cindy menikmati makan malam yang dihidangkan dalam diam. Seseorang yang berada dikepala meja juga menikmati makannya dalam diam namun matanya sesekali terlihat melirik kearah Joe.
"apa yang kalian inginkan untuk menu penutup ?" Tanya Pemimpin klan Syuuza, Robert pada tamu-tamunya.
"terserah anda yang mulia" jawab Cahrlie dengan hormat
"baiklah. Pelayan buatkan kami makanan penutup yang istimewa" kata Robert pada pelayannya yang sedari tadi berada disana.
"apakah kalian sudah sering melakukan misi?" Tanya Robert pada semua tamunya
"ini adalah misiku yang kelima belas" jawab Charlie
"bagaimana dengan kalian?" Tanya Robert ke yang lain
"ini misi kelima" jawab Laura, Cindy, dan Imel bersamaan
"ini misi pertamaku" jawab Joe
"kalian terlihat sudah berpengalaman" Robert menampilkan senyum yang entah mengapa terlihat mengerikan dimata Imel.
"terimakasih atas pujian anda yang mulia tapi kami masih harus banyak belajar" jawab Charlie sopan
Kedatangan pelayan membawa makanan penutup menghentikan percakapan mereka diruang makan tersebut. Mereka kembali menyantap makanan dalam diam. Selesainya makan malam, mereka diantar untuk menuju kamar mereka masing-masing untuk istirahat dan besok pagi mereka kan diperkenalkan dengan Princess Reiva yang mala mini tidak bisa ikut hadir dalam makan malam.
Laura, Imel, dan Cindy berada dalam kamar yang sama. Joe dan Charlie juga berada dalam kamar yang sama. Letak kamar mereka bersebelahan. Terdapat tiga ranjang didalam satu kamar sehingga mereka memiliki ranjang masing-masing.
Suasana malam di wilayah klan ini dirasakan sangat sepi dan sunyi oleh Imel, tidak terdengar bunyi binatang-binatang malam seperti suara longlongan anjing, serigaala, ataupun binatang malam lainnya. Wilayah ini seperti tidak berpenghuni atau seperti kota mati dan Imel tidak menyukai kesunyian ini. dilihatnya Laura dan Cindy yang sudah tertidur dengan pulas sejak tadi, mereka terlihat kelelahan. Imel berjalan menuju jendela kamar, dia membukanya dengan perlahan mencoba untuk tidak menimbulkan suara. Angin malam berhembus perlahan mengenai wajahnya. Jendela itu mengarah menuju taman belakang istana. Walaupun dalam keadaan gelap namun Imel bisa melihat tumbuhan-tumbuhan yang ada disana. Namun, tumbuhannya seolah bisu, tidak terdengar suara apapun oleh Imel. matanya menangkap bayangan gelap yang ada ditengah taman. Bayangan itu tengah tidur telentang menggunakan lengannya sebagai bantal menghadap langit. Merasa familiar dengan bayangan orang itu, Imel memanjat jendela yang membatasinya dengan dunia luar dan melangkah keluar kamar.
"kau belum tidur?" Tanya bayangan yang tadi dilihat Imel yang ternyata adalah Joe.
Sedang apa dia disini ? Tanya Imel dalam hati
Imel menjawab Joe dengan gumaman tidak jelas.
Imel duduk didekat Joe berbaring namun dengan masih jarak aman menghindari mereka bersentuhan. Kesunyian melanda mereka, tidak ada yang mulai membuka suara. Joe terlihat nyaman dengan fikirannya. Sedangkan Imel bingung harus bereaksi bagaimana karena tanpa sengaja mendengar apa yang difikirkan oleh Joe.
Dia merindukan ibunya. Sepertinya Joe lupa kalau Imel bisa mendengar fikiran orang. Imel membiarkan Joe yang tengah membayangkan kenagan-kenangan masa kecilnya dengan ibu dan ayahnya. Joe seperti sedang bercerita secara tidak langsung pada Imel. tiba-tiba Joe menghentikan pemikirannya dan mengalihkan tatapannya yang memandang langit menuju kearah Imel dengan ragu. Imel tersenyum masih memandang lurus kedepan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Eyes
Fantasia[FANTASI-ROMANCE] Dia wanita terkuat, tak terkalahkan, dan tak tertandingi. ayahnya sendiri tidak bisa melawannya. sejak kecil selalu ditakuti. namun, satu kelemahnnya tak tersentuh. bukan karena dia tidak ingin disentuh namun, dia tidak bisa disent...