4 kecurigaan

806 74 4
                                    

happy reading

jangan lupa tinggalkan jejak dirimu

Imel berjalan sendiri dilorong yang sepi, wajar jika sekolahnya sepi karena sekarang sudah satu jam yang lalu waktunya pulang. Seperti biasa Imel akan pergi menuju kebun sekolahnya merawat tanaman-tanaman yang ada disana dan Reina dia menyuruhnya untuk membersihkan toilet sendiri walaupun Imel tau Reina tidak pernah melakukannya bukan berarti tidak ada yang membersihkan toilet itu karena Reina menyuruh orang lain menggantikannya. Mudah saja bagi Reina untuk melakukan itu karena dia adalah salah satu anak bangsawan yang dihormati,yah begitulah kehidupan. Imel memperhatikan bunga-bunga yang tumbuh dikebun itu dengan datar. Dia menghembuskan nafasnya pelan

"hah... bahkan kalian juga membuatku pusing" kata imel pada tanaman-tanaman itu

"kenapa kalian tidak bilang saja langsung ke Mr. Park" kata Imel acuh dan mengalihkan pandangannya kearah lain

"tetap saja aku tidak mau membuang energiku percuma!" gedik Imel

Tidak terdengar suara lagi dari Imel namun dilihat dari ekspresinya dia sedang menahan amarah

"argh... kalian berisik, akan kucabut kalian satu persatu kalau tidak mau diam!" teriak Imel menunjuk tanaman-tanaman yang ada didepannya.

"Imel? Kau bicara dengan siapa?" terdengar suara dibelakang Imel.

Dengan sigap Imel berbalik kebelakang, wajahnya menampakkan raut terkejut. Namun itu bertahan hanya sebentar saja bahkan laki-laki tadi yang menyapanya saja tidak yakin apa yang dilihatnya tadi.

"Joe?" kata Imel pelan

Joe menatap Imel dan tanaman yang tadi dilihat Imel bergantian, dia memicingkan matanya Nampak serius

"sebenarnya siapa kau?" Tanya Joe serius menatap Imel dengan lekat

Imel diam tidak menjawab, dia hanya membalas tatapan Joe

"jawab!" perintah Joe pada Imel

"aku bukan mata-mata" kata Imel akhirnya

"oh ya?"

"aku juga tidak mengerti kenapa aku punya kekuatan ini" jawab Imel acuh

Imel berjalan pergi melewati Joe yang masih menatapnya dengan intens, sejenak Imel berhenti dan berbicara tanpa berbalik

"aku turut berduka atas apa yang terjadi pada ibumu, tapi itu bukanlah alasan untuk kau mencurigai orang dengan mudah" setelah mengatakan itu Imel melanjutkan langkahnya. Joe masih menatap punggung Imel yang semakin menjauh, bisa terlihat olehnya perisai pelindung Imel yang semakin menebal. Joe mengernyitkan alis matanya. Perasaan curiga semakin membuncah didadanya.

###

"kenapa kau menanyakan itu" Tanya Clara heran dengan pertanyaan Joe

"kau tidak curiga? Dia memiliki banyak kekuatan yang mustahil dimiliki oleh keluarga biasa. Dan..." Joe menjeda ucapannya berfikir "tidak ada keluarga manapun yang mempunyai kekuatan sebanyak itu" lanjut Joe

"kau yakin?" Tanya Clara memastikan

"yaaah sebenarnya ada satu keluarga. Tapi itu tidak mungkin bukan?"

"yah, itu mustahil" Clara setuju dengan pemikiran Joe, sepupu kesayangannya.

"sebenarnya dulu aku juga pernah curiga sepertimu, tapi semakin aku mengenal Imel dan keluarganya kecurigaanku menjadi hilang. Dia walaupun cuek tapi sangat baik dan peduli pada orang sekitarnya, dia memiliki kekuatan yang sangat hebat tapi dia tidak pernah menyakiti orang dengan kekuatannya. Bahkan hewan sekecil semut sekalipun" Clara menatap Joe yang hanya diam mendengarkan "aku yakin dia bukanlah musuh kita" lanjut Clara menatap Joe yakin dengan perkataannya

"tapiii" Joe nampak masih tidak puas

"kamu percayakan pada intuisiku? Dia tidak pernah salah" kata Clara meyakinkan Joe. Joe hanya menghela nafas perlahan dan menyerah beradu argument dengan sepupunya itu

"baiklah... aku percaya" kata Joe akhirnya pada Clara.

Clara teringat percakapannya sewaktu malam sebelum mereka kepesta dengan Jassy untuk mendekatkan Joe dengan Imel dan inilah kesempatannya untuk memulai. Clara tersenyum licik lalu melihat kearah Joe

"kenapa kamu tidak mencoba mengenal Imel lebih jauh kalau kamu masih kurang yakin?" clara mencoba menampilkan wajah biasa

"apa kau gila?" Joe tidak terima dengan saran yang diberikan oleh sepupunya. Clara hanya menaikkan kedua bahunya dan melenggang pergi meninggalkan Joe yang kebingungan. akhirnya Joe kembali menuju kamarnya disana dia berbaring ditempat tidurnya dengan fikiran yang masih melayang kepercakapannya tadi dengan Clara. Joe masih nampak berfikir tiba-tiba bibirnya menyunggingkan senyum

"coba kita lihat dulu apa yang akan terjadi dimasa depan?" gumam Joe pada dirinya sendiri. Lalu Joe mengambil posisi duduk dipejamkan matanya perlahan. Fikiran dan kekuatannya difokuskan pada satu titik. Setelah beberapa saat, dia membuka matanya dengan cepat terlihat bulir-bulir keringat muncul dikening Joe, wajahnya juga memucat, nafasnya tidak teratur, dadanya bergerak turun naik dengan cepat. Dia mencengkeram erat sprei tempat tidurnya

"tidak mungkin" gumam Joe perlahan masih dengan wajahnya yang pucat.

Behind The EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang