dua.

59 11 0
                                        

Warning!!
Sebelum membaca tekan vote ya gaees ^-^ Hargai author
Dan tinggalkan jejak kalian di komen
Makasii 👍
.
.
.

Sesampainya dirumah Clara mengganti bajunya dan segera meraih ponsel nya yang tergeletak di tempat tidurnya.

Dia mencari kontak line yang bertuliskan 'onyedh🐵' lalu menekan call.

"Oi nyed, kemana tadi loe, gue ditinggal gitu aja" ucap Clara sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk.

"Yeee sorry gue tadi tiba tiba dijemput abang gue, dan loe gue cariin juga ga ada, tau sendiri kan abang gue kayak gimana"

"Ya dehhh, eh loe hari ini bisa nginep dirumah gue ga? Sampe seminggu? Gue kesepian nih papah gue lagi ada proyek di Jakarta"

"Emm kalo seminggu sih gabisa, soalnya 4 hari lagi orang tua gue yang ada proyek,dan gue harus jaga rumah"

"Alaaa" keluhnya, lalu meminum susu coklat yang baru saja di bawakan oleh Bi Sutri pembantunya.

"Emm apa gini aja, 4 hari kedepan gue nginep dirumah loe, dan selanjutnya loe yang nginep dirumah gue? "

"Oke boleh deh"

"Gue ngemasin barang dulu ya"

"Siap"

Tutt tuttt

Sambungan telepon pun terputus.

.
.
.

"Bi Sutrii, Biiii"

Bi Sutri pun datang

"Iya ada apa non? "

"Itu ada jaket warna hitam di teras tolong cuciin ya bi, dan sabun nya yang banyak, biar Wangi, kalo udah kering ntar langsung kasih ke Clara aja, gausah di lipet, biar Clara aja"

"Lhoh bukannya non Clara gabisa lipet baju ya? " tanya Bi Sutri heran.

'Oh iya iya, ngapain juga harus gue yang nglipet, gue kan ga bisa' katanya dalam hati.

"Emm Clara mau coba nglipet baju bi, hehe"

"Ohh yaudah non, siappp" kata bi Sutri sambil melangkah keluar kamar Clara.

Tiba tiba Clara memikirkan saat dia di sekolah tadi, terutama saat cowok gurita itu menggantikan hukuman yang seharusnya untuk Clara.

'Masih ada ya cowok kek gitu' katanya dalam hati.

Entah kenapa Clara memikirkan cowok gurita itu, padahal selama ini Clara tidak pernah memikirkan cowok sama sekali.

Clara juga membayangkan wajah cowok gurita tadi. Memiliki alis tebal, hidung mancung,  rambut nya badai, senyuman yang manis, kumis tipis*ya intinya idamanya author :v *

'Eh loh, ngapain gue mikirin cowok ya? Hii jijik gue'  ucapnya dalam hati, bukan apa apa, Clara heran saja, masih ada cowok kayak gitu, dan tiba tiba.

"Ehh woii curuttt! " Ucap Ica yang mengagetkan Clara membuat nya tersadar dari lamunannya.

"Eh anjeng loe ya, bisa ketok pintu dulu ga sih? "

"Yee gue udah ketok dari tadi peakk, loe aja yang ga denger, nglamunin apaan siih? "

"Ha? Eh?  Gue ga nglamunin apa apa " jawabnya.

"Aduu gausah boong deh loe"

"Enggak, gue ga boong, eh loe mau susu coklat ga?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Mau mauuuu, enak nih" sahabatnya ini sangat menyukai hal yang berbau coklat.

"Yaudah itu ngomong ke Bi Sutri"

"Oke"

.
.
.

"Gue ga sabar deh, saat pembagian kelasnya, semoga aja gue satu kelas sama cowok cowok ganteng" kata Ica sambil merentangkan tubuhnya ditempat tidur Clara.

"Ehh dasar onyedh, masih bocah oi, mikir dulu sekolah, malah mikir cowok" sahut Clara sambil menutup laptopnya dan naik ke atas tempat tidurnya.

"Ehh loe aja yang mikirnya kayak bocah, kita udah SMA bro, enggak bocah lagi"

"Serah loe dah, udah ah bobok, besok masih sekolah ntar telat, gue ga mau telat" ucap Clara sambil menarik selimutnya.

"Iya iya curutku bawel"

Hanya kepada Ica, Clara bisa berbicara panjang lebar.

.
.
.

Besok paginya mereka berangkat sekolah bersama naik mobil dengan supir pribadi Clara.

Sekolah mereka hari ini berjalan lancar, hanya saja ada yang aneh menurut Clara.

Mata Clara sedang mencari cari sesuatu, melihat sekeliling, dan hasilnya nihil, dia tidak menemukan apa yang dicarinya.

"Kemana sih cowok gurita itu" gerutunya.

"Ha? Apa? Cowok gurita? Siapa tuh? Hayo yaa" tanya Ica nerocos begitu saja.

"Ahh? Cowok gurita?  Loe salah denger kali, gue ngomongnya tu kemana sih kacamata ku" jawabnya dengan wajah ketakutan.

"Ouh kacamata? Kacamata loe yang mana? Kacamata loe kan banyak "

'Syukurlah, onyedh masih bisa gue tipu' katanya dalam hati.

"Kacamata gue yang warna pink, ayo ah, kita kumpul, bentar lagi kan pulang" katanya sambil menarik tangan Ica lalu lari.

"Heh bocah, bisa jalan ga sih? " gerutu Ica.

.
.
.

Sesampainya mereka dirumah, mereka menonton film bersama, sambil memakai masker wajah.

"Eh masker gue udah bener belum? " tanya Clara.

"Gimana sih, sini sini gue benerin"

"Oke, loe juga gue benerin sini, ga rapi gitu pakenya"

Mereka sudah biasa seperti itu, saling membantu, tapi juga saling mengejek,saling perhatian, dan sudah biasa tidur bersama, makan bersama, tapi tidak dengan mandi bersama lho gaes. Hehe.

Karena Ica adalah salah satu orang yang menurutnya perhatian setelah Bi Sutri.

Clara tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya, orang tuanya bercerai 3 bulan yang lalu, dan Clara ikut papahnya, sedangkan mamahnya menikah lagi.

Dan sekarang papahnya tidak pernah memberikan perhatian kepada Clara.

Karena itulah dia tidak percaya akan cinta.


Haii haii, saya gabisa update tiap hari yaa:'(
Soalnya saya masih sekolah, tau sendirikan repot banget, tapi saya tetep bakal update kok, walaupun ceritanya gaje gini.
Saranya sangat dibutuhkan ya gaess untuk kelangsungan hidup cerita ini makasihh ^-^

*saya kasih tau lagi, ada beberapa nama yang saya ganti, dikarenakan kurang cocok sama karaternya.

(Regrets) of DisbeliefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang