enam belas.

13 7 3
                                    

Tekan vote sebelum membaca.
Hargai karya author.
Oke,ini author maksa:v

:-) :-)

"Koala,udah sampe. Gak mau turun?" Tanya Alfariel sambil mematikan mesin motornya saat sudah sampai di depan pagar ber cat hitam.

Mendengar hal itu, Clara pun tersadar dari lamunanya.

"Ah, sudah sampai ternyata" jawab Clara kikuk dan langsung turun dari motor gede Alfariel.

"Makasih ya, em gurita, hehe" ucap Clara sedikit malu.

Alfariel tersenyum melihat tingkah Clara. Melihat senyuman Alfariel, Clara pun menjadi salah tingkah dibuatnya.

"Em, aku masuk dulu ya"  ucap Clara sepersekian detik setelah terlena dengan senyuman manis Alfariel.

"Eh, koala" panggil Alfariel sesaat setelah Clara membalikan badan dan melangkahkan kaki menuju ke dalam rumahnya.

Clara berhenti sejenak, dengan perasaan gugup, Clara membalikan badan. "Iya?" Jawabnya.

"Itu, helm nya belum kamu lepas" jawab Alfariel sambil terkekeh.

Clara memegang kepalanya yang masih terbingkai helm. Gadis cantik itu merasa malu, bagaimana tidak? Ada sesuatu yang Clara tidak mengerti, bahkan sampai membuat empunya tidak fokus seperti ini.

"Oh iya, lupa hehe" ucap Clara malu sambil melepas helm dan menyerahkannya kepada Alfariel.

"Makasih" jawab Alfariel sambil meletakan helm itu ke tangki motornya.

"Harusnya aku yang bilang 'makasih' " ucap Clara.

"Iya sama sama, aku pulang dulu ya" pamit Alfariel sambil menyalakan mesin motornya dan mulai menjalankan motornya.

"Guritaa" belum juga 5 meter Alfariel melajukan motornya, Clara memanggil Alfariel.

Kedua sudut bibir Alfariel tertarik keatas,dia langsung berhenti dan melihat Clara berlari kecil untuk menghampirinya.

"Kenapa? Gak pengen jauh jauh ya?" Tanya Alfariel untuk menggoda Clara.

"Aku cuma mau ngomong" ucap Clara ragu.

"Ngomong apa?" Tanya Alfariel penasaran.

"Emm,hati hati ya gurita" kalimat yang sederhana,namun mampu membuat perut Alfariel seakan di hinggapi ribuan kupu kupu yang mampu membawanya tebang tinggi. Senyum Alfariel merekah, melukis kan sebuah kebahagiaan yang membara, terserah kalian mengatakan hal ini berlebihan. Namun realitanya, inilah yang di rasakan Alfariel.

"Diam diam ternyata kamu peduli ya sama aku?" Pertanyaan Alfariel sontak membuat Clara menyadari sesuatu, bahwa hal itu benar adanya.

"Eng, enggak" jawab Clara gugup. Aku cuma gak mau kamu kenapa napa. Itu yang Clara ucapkan dalam hati.

"Jangan bohong."

"Enggak" jawab Clara sambil melirik kesana kemari,menghindari kontak mata dengan Alfariel.

"Kalau memang benar, tatap mata aku" ucap Alfariel yang membuat Clara buru buru menutup mata.

(Regrets) of DisbeliefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang