Tekan vote dulu^-^ hargai author thanks.
Clara pulang sekolah dengan perasaan kesal. Bagaimana tidak, sedari tadi Clara berdebat habis habisan dengan Ryan. Clara sangat membenci cowok itu.
Clara sedang berada di depan gerbang sekolah menunggu sahabatnya Ica yang sedang berada dikamar mandi, sebenarnya Clara tidak suka menunggu, tapi karena Ica adalah sahabatnya, jadi apaboleh buat.
Udara siang ini lumayan dingin, dikarenakan cuaca yang sedang musim hujan, suara gemuruh langit beberapa kali terdengar, Clara mendongak ke atas hanya terlihat awan hitam, berharap tidak terjadi hujan, sungguh Clara tidak menyukai hal itu.
Clara menggerutu dalam hati, mengutuki sahabatnya yang tak kunjung datang, udara pun rasanya semakin dingin, dan sialnya dia tidak memakai jaket, hanya seragam selengan dan rok yang di atas lutut.
Reflek, Clara menggosok kedua tangannya berharap menemukan sedikit kehangatan.
Sesaat kemudian Clara mendengar ada yang memanggil namanya, ternyata Ica. Akhirnya mereka pulang ke rumah Ica karena sudah ada perjanjian sebelumnya.
Baru saja berjalan beberapa langkah, hujan turun dengan derasnya. Membuat seragam mereka basah. Segera mereka berteduh dibawah pohon besar terdekat.
Mereka hanya memeluk dirinya sendiri, menatap kosong ke arah depan, dan Ica menangkap sosok cowok yang tidak asing lagi.
"Alfariel" panggil Ica.
"Sini berteduh bareng, nunggu hujan sedikit reda " lanjutnya
"Gak, gue suka ujan, gaperlu berteduh"
"Coba deh sini, asik tau" lanjutnya mencoba menarik tangan Ica dan Clara.
"Gak gak, kayak anak kecil" seru Clara
"Sini dicoba dulu"
Clara yang sebenarnya tidak mau hanya mendengus kesal, karena tarikan dari Alfariel tadi membuat badannya basah, oh tidak, tapi benar benar basah.
"Loe ngapain berteduh lagi, badan loe udah basah banget, percuma" kata Alfariel sembari menarik tangan Clara lagi.
"Bener Ra, sini" ajak Ica yang terlihat senang sambil meloncat loncat.
Akhirnya Clara menurut, memcoba menikmati tetesan demi tetesan dari langit yang menimpa dirinya.
'Perasaan apa ini? '. Batin Clara.
Entah mengapa Clara merasa semua masalah, beban dipikiranya ikut luntur oleh air hujan. Dia menangis, bukan tangisan kesedihan, tetapi ia bahagia merasa tubuhnya begitu ringan. iya, dia merasakan ketenangan. Ketenangan yang selama ini dia lupa bagaimana rasanya.
Kepalanya mendongak keatas dengan mata tertutup menghiraukan suara berisik dari Ica. Dan kedua ujung bibir Clara tertarik keatas.
"Loe suka? " Ternyata sedari tadi Alfariel memperhatikan Clara.
Clara membuka matanya.
"Yaa, gue suka, gue seneng, gue bahagia" dia berlari kecil dengan sedikit tertawa menuju tempat dimana Alfariel berdiri.
"Gue suka" kata Clara pelan yang tiba tiba memeluk tubuh Alfariel, Alfariel dapat mendengar jelas dari perkataan Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Regrets) of Disbelief
Teen Fiction"Cinta itu gelap, kelam, dan kejam" ucap Clara "Bukan cintanya yang gelap, kelam, dan kejam" Alfariel meralat kalimat yang terucap dari Clara. "Lalu?" Tanya Clara. "Orang yang menjalaninya" "Oh ya?" "Iya, kamu akan merasakan cinta itu indah jika b...