lima belas.

16 11 1
                                    

"Ibu, sop nya gak enak," ucap Alfariel saat mereka sudah berada di meja makan.

Ibu melototi Alfariel seketika.

"Gak enak bagaimana?" tanya Clara.

"Hambar" jawabnya.

"Yang bikin sop bukan ibu," jelas Clara.

Alfariel mendelik.

"Kamu?" tanya Alfariel, maksudnya dia bertanya, apakah Clara yang membuat sop nya.

Clara mengangguk.

Alfariel tertawa, "Ha ha, aku tadi bercanda, enak kok sop nya, serius enak" ucap Alfariel.

Clara tersenyum dipaksakan, Clara tau bahwa Alfariel berbohong. Clara akui rasa sop nya memang hambar. Clara malu, benar-benar malu. Lebih baik tadi tidak usah menerima tawaran Ibu untuk membuat sop.

Clara mencoba mencari topik, agar tidak ketawan kalau Clara sedang kecewa.

"Kemana ayah Alfariel, bu?" tanya Clara disela mereka makan.

Ibu menunduk sesaat, kemudian mendongak dan tersenyum.

"Ayah Alfariel sedang bahagia di surga" jawab ibu.

"Ah, maaf bu, Clara tidak tau, maaf Al" Clara merasa bersalah. Merasa tidak enak, karena telah mencari topik pembicaraan yang tidak seharusnya.

Hari ini Clara baru tahu kalau Alfariel adalah anak yatim.

"Gapapa, Clara" sahut ibu.

"Iya, gapapa, kamu kan gak tau" ucap Alfariel dengan senyuman, benar-benar tampan, dengan kaos putih oblong membuat ketampanan Alfariel bertambah dimata Clara.

Hal itu membuat Clara tanpa sadar tersenyum.

Saat selesai makan, Clara membereskan piring-piring yang ada di meja, menuju sebelah kamar mandi.

Memang tempat mencuci piring ada disana, sebelah kamar mandi, tepatnya dibawah, hanya ada ember kecil dan benda seperti mangkuk untuk tempat sabun cuci piring.

Benar benar sederhana.

"Sudah, biar ibu saja," ucap Ibu sambil mengambil piring yang di bawa Clara.

"Ah, tidak usah, bu" cegah Clara.

"Ibu tau kamu belum terbiasa mencuci piring, apalagi tempatnya seperti ini, sangat jauh berbeda dari rumahmu" ucap Ibu.

"Tidak bu, sini biar Clara aja" ucap Clara sambil mengikuti Ibu yang sedang berjongkok lalu duduk di kursi kecil.

"Sudah sana, temui Arkan," Ibu tetap keukeuh.

"Baiklah, bu. Terimakasih" ucap Clara melangkah menjauh dari Ibu dan mencari Alfariel.

Ia berjalan menuju ruang tengah, tidak ada. Diruang tamu, tidak ada. Di kamar ibu? Tidak mungkin. Clara keluar menuju teras, tidak ada. Bahkan di warung tidak ada. Dimana Alfariel sekarang?

Clara kembali ke samping kamar mandi, menemui Ibu.

"Alfariel tidak ada, bu" ucap Clara.

"Sudah dicari?"

"Sudah"

"Dikamarnya?"

"Tidak tau"

"Coba kesana" saran Ibu.

"Boleh bu?"

"Ya boleh dong"

"Yasudah, Clara ke atas ya, bu"

(Regrets) of DisbeliefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang