delapan.

31 8 0
                                    

"Ini semua gara gara gue" kata Alfariel sesampainya dirumah sakit.

"Jangan nyalahin diri loe sendiri, gue yakin Clara baik baik aja" katanya Ryan sambil menepuk pundak Alfariel.

"Makasih yan, udah nenangin gue"

Setelah beberapa saat, dokter keluar dari ruangan dan mengatakan bahwa Clara baik baik saja, dia hanya syok berat, dan butuh istirahat.

Mereka pun masuk ke ruangan Clara. Berharap bahwa perempuan itu kini telah sadar, namun harapanya pupus.

Masih terlihat sangat jelas bahwa Clara tidak sadarkan diri dengan wajah yang pucat.

"Mah,mah" Clara mengigau, sambil bergerak gelisah. Hal itu hanya bertahan sebentar.

"Kenapa kita tidak memanggil orang tua Clara saja? " usul Ryan.

"Gak, gak bisa" kata Ica, dengan wajah sedihnya.

"Kenapa? " tanya Ryan dan Alfariel hampir bersamaan.

Ica menghembuskan nafasnya keras, dan menatap mereka berdua dengan tatapan yang sama, kesedihan.

"Gapapa" hanya kata itu yang bisa diucapkan oleh Ica.

"Oh lha bocah" ejek Ryan kepada Ica yang tidak digubris oleh Ica.

Alfariel menghampiri Clara yang masih belum sadar, lalu diusapnya rambut Clara.

"Maafkan aku koala" ternyata Alfariel masih merasa bersalah akan kejadian itu.

Mereka berdua duduk disofa sebelah tempat Clara,tidak dengan Alfariel yang tetap menunggu Clara di sebelahnya sambil memegang tangan Clara.

Karena Clara dirawat di rumah sakit VIP jadi ruangannya cukup luas, ada sofa, dan televisi, membuat yang ada diruangan tersebut tidak bosan.

Beberapa saat kemudian jari jari mungil Clara bergerak, Alfariel bisa merasakannya, dilihatnya Clara yang membuka mata perlahan.

"Alfa" itulah kata pertama yang diucapkan Clara setelah sadar.

Terlihat wajah lega dari Alfariel, tanpa sadar dia tersenyum.

"Are you ok? " tanyanya yang dibalas anggukan dari Clara.

Ica dan Ryan yang mengetahui hal itu langsung menghampiri Clara. Dan menanyakan hal yang sama, Clara tersenyum.

Sekitar 30 menit kemudian, dokter datang untuk memeriksa keadaan Clara yang diikuti oleh Ella dan Yuna.

"Eh maaf, gue baru bisa dateng" kata Yuna yang setengah berbisik kepada Ica.

"Gapapa" jawabnya sambil melihat Clara yang sedang diperiksa oleh dokter.

"Apa teman saya gapapa dok? " tanya Alfariel setelah dokter selesai memeriksa Clara.

"Pasien baik baik saja, hanya butuh istirahat, dan besok boleh pulang" jelas dokter sambil meninggalkan ruangan tersebut.

Teman teman Clara menghampiri Clara dengan tatapan sedih.

"Guys, gue gapapa" katanya sambil memalingkan wajah sambil sedikit tertawa, seakan mengerti apa yang ada di pikiran teman temanya.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Keesokan harinya Clara sudah pulang, hanya saja Clara izin sekolah dengan alasan masih sakit.

Setelah Clara selesai mandi pagi terdengar suara ponselnya, benar dugaan Clara, yang menelfon mamahnya. Sebenarnya Clara enggan mengangkat, tp Clara merasa rindu.

(Regrets) of DisbeliefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang