Apa kemaren itu cuma mimpi?
Aku terduduk di tempat tidur, walau sebenarnya aku masih mengantuk. Kata-kata Chanyeol kemarin masih terngiang-ngiang di kepalaku.
"Jadi, Kyung. Kamu mau jadi partner aku?"
Kenangan itu masih membekas di ingatanku, seperti mimpi. Bahkan sekarang, aku masih belum tahu itu mimpi atau bukan. Wajahku mulai memerah...
"Itu pasti cuma mimpi..."
Tidak mungkin Chanyeol menginginkan aku untuk menjadi partnernya.
Sekarang aja, aku masih bisa belum lupain ekspresi kejam dan menghina dari guru operaku itu.
Aku pun bangkit dari tempat tidur, dan keluar kamar menuju ruang keluarga. Ternyata, Minseok Hyung sudah menungguku di depan pintu.
"Annyeong haseyo, Kyungsoo-ssi!"
"Eoh. Annyeong haseyo, Hyung."
"Kemaren, kamu keren banget!"
"Mwo?"
Minseok Hyung terkejut dengan perkataanku, sampai dia kebingungan melihat wajahku.
"Kamu gak inget, ya? Yang kamu nyanyi di panggung bar?"
"Inget sih, tapi..."
"Terus? Gak ada pengaruhnya apa-apa gitu? Padahal, kamu nyanyinya keren banget tau."
"Bukan gitu, Hyung. Aigoo... Cuma, itu masih kayak mimpi."
Aku langsung menyangkal semua pembicaraan Minseok Hyung. Tapi, dia malah menertawaiku dan menepuk lembut pipi tembamku.
"Kyung, itu semua bukan mimpi. Chanyeol emang serius kamu mau jadi partnernya."
"Hajiman..."
"Kenapa? Kamu masih inget sama apa yang guru opera kamu bilang? Gak usah diinget-inget, lah! Itu kan masa lalu."
Apa yang dikatakan Minseok Hyung memang benar. Chanyeol juga pernah berkata begitu padaku.
"Oh iya. Kyung, temen kamu telepon tuh."
"Jinjja?!" Aku terkejut, ternyata Baekhyun membalas teleponnya.
Aku ingat, ketika Minseok Hyung meminjamkan teleponnya dua hari yang lalu supaya aku bisa menelepon Baekhyun.
Dia ternyata telepon balik!
"Dia senewen sama kamu setengah mati, Kyung. Kayaknya, dia emang teman terbaik kamu."
"Geurom! Dia itu sahabat yang terbaik diantara yang terbaik!"
Dia tampan, baik, dan juga pintar. Dia memang sahabat yang dapat aku andalkan. Mendengar kata-kata baik tentang Baekhyun membuatku bahagia, sama seperti jika seseorang telah membicarakanku.
"Aku bilang ke dia, kalo kamu tinggal di sini. Aku udah ngasih alamatnya ke dia. Paling, nanti dia mampir kesini."
"Jinjjaro?! Gomawo, Minseok Hyung."
Aku sangat bahagia, sampai-sampai aku melompat ke arah Minseok Hyung dan dia menangkapku dengan mudahnya. Padahal, tinggi tubuhnya tidak jauh berbeda denganku. Tapi, tubuhku jauh lebih mungil darinya.
"Gwechannayo, Kyung."
"Aniya! Meski aku udah terima kasih, itu masih belum cukup."
"Ha ha ha ha ha... Arasseo. Kamu cuma cukup lakuin yang terbaik pas kamu kerja buat aku, oke?"
"Ne. Hyung bisa andelin aku, kok."
"Geurae. Kita sarapan di rumah makan dulu, yuk. Nanti, maag kamu kumat kalo kamu gak sarapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
{1} MODERN CINDERELLA MAN (COMPLETED)
FanfictionWARNING!!! Akan ada cerita yang di-private karena ada unsur yang hanya diperuntukkan 18+ Cerita ini terinspirasi dari game otome Shall We Date?: Modern Cinderella. Do Kyungsoo dimanfaatkan oleh orang tuanya dengan dijodohkan dengan beberapa wanita k...