WARNING!!! Akan ada cerita yang di-private karena ada unsur yang hanya diperuntukkan 18+
Cerita ini terinspirasi dari game otome Shall We Date?: Modern Cinderella.
Do Kyungsoo dimanfaatkan oleh orang tuanya dengan dijodohkan dengan beberapa wanita k...
Warning!!! Sekali lagi, ada adegan tak senonoh di part ini. Yang belum cukup umur, DILARANG BACA!!!
Aku akhirnya kembali ke kamarku, setelah naik taksi bersama Minseok Hyung ke apartemen kami. Aku menjatuhkan tubuhku di atas kasur. Untuk sementara, aku membiarkan amarah terbangun di dalam diriku.
"AAAAARRRRRGGGGGHHHHH!!!!!!!!!!" Aku melempar bantal ke dinding. "Ini tidak adil!!! Kenapa aku harus diperkosa seperti itu??? Apa salahku, ya Tuhan???"
Bantalku yang berisi bulu angsa dan busa sintetik robek, dan isinya buyar keluar. Sekarang, bantalku hanyalah sebuah kain tanpa isi. Lalu, aku melempar semua bantalku dari atas kasur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"BERANINYA DIA MEMPERKOSAKU!!! BERANINYA DIA MEMPERMAINKANKU!!! BERANINYA DIA MENERTAWAKANKU!!!"
"Wow, wow, wow... Wae geurae?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pintu kamarku terbuka, dan aku menemukan Chanyeol berdiri di sana. Dia betul-betul terdiam di sana dan dikelilingi oleh suasana kamarku yang kacau.
"Mianhae, kalo aku main masuk aja. Minseok Hyung yang ijinin aku masuk."
"Kenapa kamu dateng kemari???" Karena aku terkejut, kata-kataku itu keluar seperti duri.
"Minseok Hyung udah bilang semuanya ke aku. Aku kuatir sama kamu. Makanya, aku dateng kemari. Karena, kamu pasti murung."
"Bisa liat dari kamarku kalo aku BAIK-BAIK AJA?!?!?"
"Kamar ini kayak abis dirampok dan dijarah preman, tau gak?"
"Biarin aja. Peduli apa kamu, sama aku?"
"Pertama-tama, aku mau kamu bilang sama aku ada apa sama Tuan Wu. Yang kedua, bilang sama aku apa bener Tuan Wu udah perkosa kamu."
"Andwae!"
Pikiranku berantakan karena penuh dengan kemarahan dan kesedihan. Aku berpaling dari Chanyeol.
"Arasseo. Aku tungguin kamu tenang dulu."
Chanyeol masuk ke dalam kamarku, menutup pintu, dan membantuku membereskan kamarku yang kacau seperti kapal pecah.
