14. So Sexy

109 8 2
                                    

Bertahun ku nantikan update-an darimu
Bertahun-tahun ku menunggu
(Lagu ungu-cinta gila)

Adakah yang nyanyi kayak gitu?
Maafkan Aini karena bertahun-tahun tak update. Soalnya banyak kendala.
Buat yang kangen Pandu dan Syifa, ayo langsung baca ya!

Bosan. Itulah yang Syifa rasakan malam ini. Mungkin karena Pandu malam ini tak hadir menemaninya.

Kenapa ya? Apa Pandu lagi sibuk?, Syifa bergelut dengan pikirannya.

Syifa menyambar handphone di sisi kiri tempat tidurnya. Dia bangkit dan duduk untuk mengetikkan sebuah pesan chat.

Syifa E.T.
Lagi ngapain Ndu?
Nggak ke rumah?

Selang beberapa menit, Pandu membalas pesan chat dari Syifa.

Pandu D.N.
Maaf saya sedang sibuk. Harap hubungi lagi nanti.

Menerima pesan itu, Syifa tertawa terbahak-bahak. "Ini draft atau ngetik sendiri? Konyol banget Si Pandu, " Syifa mengusap matanya yang berair.

Syifa penasaran. Sebenarnya apa yang sedang Pandu lakukan? Syifa turun dari kasur empuknya. Dia menyibakkan tirai kamarnya.

Benar saja, Syifa melihat lampu sebuah ruang di seberang rumahnya tengah menyala. Itu kamar Pandu. Karena posisi rumah mereka yang berhadapan membuat Syifa leluasa mengecek kamar Pandu.

"Dia ngapain sih? Tirainya ditutup lagi," Syifa mencari celah dari jendela Pandu. Tapi sayangnya usaha itu tak dapat menjawab rasa ingin taunya.

"Gue harus ke sana," tawa kecil menutup kalimat Syifa. Dia keluar kamar dan menuruni tangga. Di ruang keluarga terdapat Yusuf -papa Syifa- dan Anita -mama Syifa-. Seperti biasa, mereka sedang bermanja di sofa.

"Tumben Papa rapi banget. Mau ke mana?" Syifa heran, biasanya kalo di rumah papanya hanya memakai kaos biasa dengan celana pendek. Nah sekarang? Sebuah kemeja yang begitu rapi?

"Sebenarnya mau ngajakin mama nonton, tapi mama lagi badmood," jemari Yusuf mengurai rambut istrinya yang sedang bersandar di bahunya.

"Iya nih, di butik lagi banyak masalah. Jadi, malas keluar," jawab Anita sambil memanyunkan bibirnya.

Mata Syifa tertuju pada sofa di pojok ruangan. Biasanya di sana tempat Angel -kakaknya- asyik bermain handphone. Tetapi kini tak seperti biasanya. "Kak Angel mana?"

"Dia ke rumah tante Vanya. Mereka lagi nyobain resep baru," Syifa manggut-manggut mengerti.

Dia tau kalau hobi Vanya dan Angel sama, mereka senang memasak kue dan makanan lainnya. Sedangkan hobi Syifa dan mamanya sama, yaitu mendesain baju serta menghabiskan masakan Vanya dan Angel.

"Syifa ke rumah tante Vanya dulu, ya Ma?"

"Iya Fa. Jangan lupa bawain kuenya buat mama."

Syifa berjalan keluar rumah.Meskipun penduduk di lingkungan rumah Syifa terkenal ramah, tetapi jika sudah di atas jam tujum malam tak ada orang-orang yang berkumpul di pos ronda seperti pagi tadi. Syifa sekarang hanya ditemani lampu jalan.

Ini bukanlah perjalanan seperti di film horor, karena walaupun keadaan jalan sesepi ini tak membuat Syifa ragu ke rumah Pandu. Iya, sebab rumah mereka sangat dekat hanya terpisah oleh sebuah jalan yang tak terlalu lebar.

"Tante Vanya," sapa Syifa ramah. Ia menemukan Vanya dan Angel yang sedang memasak di dapur.

"Aduh, anak tante yang cantik. Kok nggak salam?"

TEKA TEKI KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang