Deal

465 35 19
                                    

Gadis itu sedang berbaring santai diatas tempat tidur saat suara lembut sang ibu terdengar menyerukan namanya dari lantai bawah.

Dia tidak bergerak dari tempatnya sedikitpun dan malah semakin sibuk mengusap layar ponselnya, menatap keseuluruh foto yang ada disana.

Dia kemudian tertawa keras karena melihat satu foto yang menurutnya lucu. Sambil memasukkan keripik kentang ke mulutnya, gadis itu terus tertawa terbahak.

Buk!

Tiba-tiba sebuah bantal mendarat dipunggungnya beberapa saat kemudian.

Dia menyeringai lalu melempar tatapan tajam pada si pelaku.

"Mwo?" Yang ditatap bertanya sengit. "Ya! Apa kau tuli?! Eomma memanggilmu sejak tadi!" Ditambah dengan teriakan tak santai darinya. [Apa/Ibu]

"Biasa saja. Tidak usah berteriak. Aku juga dengar."

"Lalu kenapa masih disitu?!" Pemuda itu bersiap mengambil sepatu yang ia kenakan untuk bahan lemparan lagi. Namun, gadis itu lebih cepat berdiri dari kasurnya untuk menghindar.

Dia berjalan mendekati kakak laki-lakinya dengan malas, "oppa. Aku tidak mau ikut makan malam bodoh itu." Rengeknya sambil meninju pelan dada kakaknya yang sudah tertutup dengan jas berwarna hitam. [Kakak]

"Tidak bisa begitu Haeun. Ini sudah disetujui keluarga Park."

"YA! Memangnya aku setuju huh?! Aish."

Gadis yang dipanggil Haeun itu berjalan menjauh. Lebih memilih mengayunkan tungkainya mendekati almari kayu jati diujung ruangan dan berbicara pada kakaknya dari sana daripada dari jarak dekat.

Rasanya sungguh menyebalkan saat dia bisa merasakan nafas kakaknya ketika berhadapan secara langsung. Otaknya jadi lebih cepat mendidih.

Sembari membuka almarinya, Haeun kembali berucap, "Ini konyol oppa. Aku masih 19 tahun."

Jung Hoseok -kakak laki-laki Haeun tersenyum lebar hingga muncul lubang kecil dikedua pipinya.

"Coba saja dulu. Kata eomma, anak keluarga Park itu tampan. Kau kan suka yang tampan-tampan."

"YA DWAESSO!" Dia berteriak tidak suka, "kejyeo!" [Sudahlah/pergi]

"Terserah kau. Yang penting 10 menit lagi kau harus sudah turun dalam keadaan rapi." Hoseok berjalan pelan ke pintu, "ingat. Harus. Rapi. Dan jangan lupa untuk mengenakan gaun pemberian keluarga Park." Lalu pria itu menghilang dibalik pintu yang sudah tertutup rapat.

Laki-laki yang berusia 3 tahun lebih tua dari Haeun itu pergi begitu saja meninggalkan adiknya yang masih dirundung kebimbangan.

Diliriknya kotak berwarna biru tua dengan pita emas yang tergeletak diatas tempat tidurnya. Kotak yang berisi gaun itu. Gaun pemberian keluarga Park yang katanya khusus dibuatkan untuknya.

Maklum, keluarga Park merupakan salah satu keluarga yang sangat terpandang di Korea. Mereka bisa dengan leluasa menyuruh para desainer terkenal untuk merancang satu setel baju dengan model yang mewah.

Haeun berjalan lesu dan mendaratkan pantatnya diatas tempat tidur king size-nya. Tangannya terulur kesamping untuk membuka kotak itu.

Dan terpampanglah sebuah gaun selutut berwarna senada dengan wadahnya. Terdapat rentetan permata buatan diujung bahunya hingga ke bagian perutnya.

Gadis itu berdiri sambil merentangkan gaun yang kini sudah berpindah ke tangannya.

Tampak sangat mewah. Apalagi dengan lipatan-lipatan kecil yang ada diujung gaun itu. Terlihat sangat cocok ditubuh mungil Haeun.

Him [Park Jimin BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang