Mereka duduk berdua di halte dengan ditemani suara rintikan hujan.
Sejak tadi, tidak ada pembicaraan. Tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka selain suara nafas.
Haeun sibuk meredam rasa takutnya dan Yoongi sibuk merangkai kalimat untuk ia katakan pada kekasihnya itu.
Bukan. Maksudku mantan kekasih. Setidaknya itu yang Haeun katakan. Dia berpikir hubungannya sudah kandas dengan pria Daegu itu.
Saat Haeun sibuk menunduk. Yoongi mendongakkan kepalanya. Menatap setiap tetes air yang berjatuhan dari langit. Menatap gumpalan hitam diatas sana dengan tatapan nanar.
Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu.
Tangan kanannya merogoh saku hoodie yang ia kenakan. Dikeluarkannya sebuah jepit rambut berbentuk panah berwarna keemasan dari sana. Jepit itu sangat cantik apalagi dengan perpaduan bentuk hati warna merah jambu dibagian tengahnya.
Yoongi menyodorkan jepit rambut itu kesamping. Tepat didepan dibawah dagu gadisnya. "Milikmu." Dia mendesah berat, "aku masih ingat hari itu kau menangis dipelukanku." Dia melihat Haeun yang tidak mengeluarkan respon sedikitpun.
"Aku bahkan masih ingat ucapanmu saat itu." Lanjutnya. Yoongi tersenyum kemudian melanjutkan ucapannya lagi, "Cepat kembali ya. Jangan sakit lagi. Kau sudah janji akan membuatkan lagu untukku." Dia tertawa, "aku sudah buat loh." Dia berdiri. Mengusap pipi Haeun setelah melihat setetes air mata jatuh dari pelupuk mata cantiknya. "Aku brengsek ya?"
Kemudian air mata jatuh berkali-kali dari mata gadis itu. Pipinya yang seputih susu kini sudah banjir dengan bekas-bekas air mata.
Gadis yang benar-benar masih memiliki perasaan -meski sedikit pada Yoongi itu segera menghujani dada Yoongi dengan pukulan kecil dari kedua tangan mungilnya.
"Aku pantas menerimanya." Yoongi menggenggam tangan gadisnya kemudian tersenyum lebar, "tapi cukup sampai disini okey." Didekatkannya wajah tampan miliknya pada wajah cantik gadis dihadapannya, "Mianhae. Jeongmal mianhae. Aku tidak bermaksud untuk membohongimu." (Maafkan aku. Aku sungguh minta maaf.)
Kemudian diam lagi.
Tidak ada pembicaraan.
Atmosfer disekitar mereka kembali menjadi canggung.
Dihadapannya, Haeun masih terisak. Membuat dada Yoongi bergemuruh tak karuan. Semua rasa bercampur menjadi satu.
Beberapa menit kemudian barulah Haeun mengeluarkan gerakan. Tangannya merogoh tas selempang yang ia kenakan kemudian mengeluarkan plester dari sana.
Gadis itu berdiri, lalu dengan agak berjinjit dia memasangkan plester itu ke luka yang ada didekat mata Yoongi.
Pria itu tersentuh. Sangat. Apalagi saat Haeun mencium plester itu lembut.
Hingga pada detik kelima ciuman itu terhenti.
Yoongi menatap bibir peach Haeun cukup lama sampai akhirnya dengan setengah sadar dia menyambar bibir itu dengan bibir miliknya.
Tangannya terulur. Ia gunakan untuk menyentuh punggung gadisnya sekaligus untuk menekan punggung itu agar tautan mereka semakin dalam.
Selama beberapa menit, Yoongi terus melumat bibir kesayangannya.
Sudah lama tidak bertemu.
Sudah lama tidak jalan bersama.
Dan sudah lama tidak merasakan bibir gadisnya itu.
Ciuman Yoongi menjadi liar. Penuh tuntutan bahkan penuh dengan nafsu.
Yoongi terus mencoba menelusupkan lidahnya ke rongga mulut Haeun, namun dengan tegas gadis itu menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him [Park Jimin BTS FF]
FanfictionDia itu, yang berhasil mengajarkanku bahwa tidak selamanya sesuatu yang kita cintai adalah yang terbaik dan sesuatu yang kita benci adalah yang terburuk. Dia mengorbankan semuanya untukku. Hanya untuk diriku. Dia, yang, meninggalkan rasa sakit yan...