Jimin?
"Apa yang kau lakukan disini?" Aku bertanya dengan suara sedikit bergetar.
"Ayo pergi dulu."
"Sejak kapan kau disini?"
"Tidak penting."
"Aku ingin dengan Yoongi!"
"Tidak bisa."
"AKU INGIN DENGAN YOONGI!!!"
Jimin diam.
Kupikir dia akan terus diam dan mengalah, namun pada kenyataannya ia malah menggendongku bridal style dan membawaku pergi dari taman.
Jelas saja aku meronta. Sepanjang perjalanan menuju tempat yang tidak kuketahui aku terus menendang nendang dan memukul Jimin. Jika saja aku tidak ingat kukuku panjang, aku pasti sudah mencakar tangannya.
"Jimin turunkan aku!!!"
Aku kalap. Sungguh. Aku takut terjadi sesuatu dengan Yoongi disana.
"JIM TURUN!! TURUNKAN AKUUUU!!!"
Lalu dia berhenti. Dari ekor mataku, kurasa sekarang ini aku dapat melihat kami berhenti di tempat parkir. Jimin menurunkanku dan aku bergerak hendak pergi tanpa mengatakan apapun padanya. Tapi Jimin lebih cepat. Ia lebih dulu menggengam pergelangan tanganku.
"Dengarkan aku dulu."
"Aku ingin kesana!" Aku berusaha melepas cengkramannya.
"DENGARKAN AKU DULU!!" Suaranya meninggi. Ini kali pertama Jimin membentakku. Dan itu cukup membuatku terkejut. "Maaf." Imbuhnya. Kali ini suaranya kembali melembut. "Bukan maksudku membentakmu. Tapi disana sedang kacau, sebaiknya..."
"Kau?" Aku curiga. "Kau yang mengatakan pada appa aku disini, kan?" Tanyaku sambil menunjuk wajahnya dengan jari telunjuk tanganku yang bebas.
Dia sontak mengernyit.
"Bagaimana bisa kau berpikir begitu?"
"Hanya kau yang tau keberadaanku."
"Tapi bukan aku yang memberitahu keluargamu."
"Lalu siapa? Mereka tau sendiri begitu?! Mustahil!!"
"Bisa-bisanya kau menuduhku." Dia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak sejahat itu."
"Oke, jika bukan kau lalu siapa?"
"Mana aku tau."
Diam.
Hening.
Kami tidak menatap satu sama lain. Pokoknya kami diam. Kalau aku sedang berkutat dengan pikiranku, kalau Jimin jelas aku tidak tau apa yang membuatnya diam.
"Pulang. Aku antar." Dia memecah keheningan.
"Aku ingin kesana."
"Aku janji besok kau akan bertemu dengan Yoongi hyung. Tapi sekarang, pulanglah dulu denganku. Aku akan memberi kabar pada orang tuamu nanti."
"Aku tidak mau pulang."
"Kemana saja. Kemanapun. Aku akan mengantarmu kemanapun yang kau mau tapi jangan disini dulu untuk malam ini. Ya?"
Sungguh, yang terakhir itu terdengar sangat menyentuh karena Jimin mengatakannya dengan nada yang terdengar begitu tulus.
Aku menghela nafas.
Pada akhirnya akulah yang harus mengalah.
"Kunci." Kataku sambil mengulurkan tangan pada Jimin. Dia terlihat bingung tapi tetap melakukan apa yang kukatakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him [Park Jimin BTS FF]
FanfictionDia itu, yang berhasil mengajarkanku bahwa tidak selamanya sesuatu yang kita cintai adalah yang terbaik dan sesuatu yang kita benci adalah yang terburuk. Dia mengorbankan semuanya untukku. Hanya untuk diriku. Dia, yang, meninggalkan rasa sakit yan...