Jantungku berdetak tak normal. Darah terus berdesir dengan kencang diseluruh tubuhku membuatku sedikit bergetar merinding.
Sebaris kalimat dalam pesan yang kuterima dari nomor asing beberapa saat yang lalu membuatku ketakutan setengah mati. Meskipun aku tidak yakin bahwa yang mengirim pesan itu adalah benar-benar kakak perempuannya Yoongi.
Kakiku terus berlari menuju IGD Hanguk Hospital. Aku tidak memikirkan apa-apa selain Yoongi saat ini. Bahkan aku juga tidak perduli jika Jimin tiba-tiba muncul dan mengajakku untuk kembali.
Helaan nafas lega keluar dari mulutku saat melihat Yoonmi eonni duduk disalah satu ruang tunggu.
Aku bersyukur aku tidak ditipu.
"Eonni. Yoongi kenapa?" Tanyaku langsung ketika langkahku sudah dekat.
Wanita yang lebih tua dariku 5 tahun itu segera memeluk erat tubuhku dan terus membisikkan kata sabar ditelingaku.
Kenapa?
Ada apa dengan Yoongi?
"Eonni.. Yoongi kenapa?" Tanyaku lagi. Kali ini dengan nada lebih menuntut.
Pelukan kami terlepas.
Eonni melihatku sebentar sebelum berkata, "dia kambuh Jung. Eonni tidak tau ini sudah yang keberapa kalinya dia hampir bunuh diri karena kambuh."
Apa?
"Eonni jelaskan lebih detail. Jebal." (Kumohon.)
Aku mulai memohon.
Yoonmin eonni duduk dibangku lagi. Dia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan kasar.
"Beberapa bulan terakhir ini. Yoongi selalu mengawasimu sayang. Dia melihatmu setiap hari. Setiap saat. Setiap waktu." Katanya sambil berusaha menahan air mata yang mulai menggenangi pelupuk matanya. "Dia bahkan rela tidak ikut makan malam hanya untuk menjagamu. Dia pernah sekali pulang ke rumah dalam keadaan basah kuyup."
Aku hampir mengeluarkan suara dari mulutku namun kutahan karena Yoonmin eonni mulai melanjutkan lagi pembicaraannya.
"Dia pernah sekali pulang dengan keadaan babak belur dan kepala yang berdarah. Dia bilang.." Yoonmin eonni mulai menangis, "dia bilang.. dia melihatmu hampir diganggu orang mabuk. Dan.. dan dia..hiks.. dia yang memukuli orang itu sampai sebuah mobil tidak sengaja menabraknya saat orang itu mendorongnya ke jalan raya."
Seketika aku menutup mulutku rapat-rapat dengan kedua telapak tanganku.
Yoongi melakukan itu. Sejak beberapa bulan yang lalu.
Hah? Bagaimana aku tidak tahu soal itu.
"Dia sempat dirawat di rumah sakit. Dokter bilang mentalnya memburuk. Mulai saat itu dia sering sekali minum obat penenang."
Aku membekap mulutku semakin kuat.
Yoonmin eonni mengusap pipi kananku kemudian melanjutkan, "Yoongi selalu mengatakan, 'Haeun eodisseo Haeun eodisseo' saat dia kambuh. Dia juga sering sekali bilang 'Haeun saranghae, neomu saranghae, mianhae, naega jalmottasseo' setiap kali dia ingin membunuh dirinya." (Haeun dimana Haeun dimana. // Aku mencintai Haeun, aku sangat mencintainya, aku minta maaf, ini salahku.)
"Eonni.." aku ingin mengatakan sesuatu tapi tiba-tiba tenggorokanku tercekat.
"Aku sudah mengawasinya dan berhasil menggagalkan rencana bunuh dirinya selama beberapa kali. Tapi hari ini.." Yoonmin eonni mulai terisak dan mengcengkram bahuku cukup kuat. "Setelah.. hiks... pulang dari minimarket.. hiks.. aku melihat Yoongi.. hiks.. dia.. dia tergeletak dengan tangan yang tersayat dan.. penuh.. darah." Kemudian tangisnya benar-benar pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him [Park Jimin BTS FF]
FanfictionDia itu, yang berhasil mengajarkanku bahwa tidak selamanya sesuatu yang kita cintai adalah yang terbaik dan sesuatu yang kita benci adalah yang terburuk. Dia mengorbankan semuanya untukku. Hanya untuk diriku. Dia, yang, meninggalkan rasa sakit yan...