BAB XIV - Good Job

1.1K 145 22
                                    

Satu Minggu kemudian. Hari ini tepat satu bulan Rica menyelesaikan pekerjaan merajutnya. Binar bahagia diwajahnya tak mampu ia sembunyikan saat melihat hasil kerja kerasnya selama sebulan ini. Ia berencana memberikannya kepada Dito besok hari Minggu. Semoga saja Dito suka.

Sudah banyak waktu yang sudah ia korbankan untuk membuat satu Sweeter rajut ini. Darah akibat tak sengaja tertusuk jarum dan keringat lelah pun juga sempat terkorban dalam project kali ini. Belum lagi sakit pinggang dan sakit punggung yang ia rasakan karena duduk berjam-jam untuk merajut. Semua itu terbayar setimpal saat Rica melihat hasil kerja kerasnya ini jadi dengan rapi dan bagus.

"Uni, makasih ya Ni udah sabar ngajarin Rica ngerajut.. Rica seneng banget akhirnya jadi juga" Rica memeluk Asisten Rumah Tangganya yang sedang mencuci piring tersebut dari belakang. Mengucapkan banyak terimakasih pada Uni yang mau sukarela mengajarinya merajut sampai bisa disela sibuk akan pekerjaan wanita itu.

"Yo santai saja Ca. Uni juga pertama belajar gagal terus, makanya belajar  dan yang mengajarkan harus sama-sama sabar" Uni membalas ucapan Rica yang masih menempe dibelakangnya.

"Iya juga ya Ni. Uhmm.. Uni lagi pengen makan apa?" Rica melepaskan pelukannya dan berpindah posisi menjadi disamping Uni.

"Loh ndak usah, Ca. Uni ikhlas kok ngajarin Rica" Uni menolak tawaran Rica.

"Gapapa, Rica mau keluar soalnya nanti sama Nino. Uni mau nitip apa?"

"Yo ndak usah lah Ca" Uni terus menolak tawaran Rica. Sampai akhirnya karena Rica terus mendesak menanyakan ia sedang pingin apa, Uni hanya menjawab asal.

"Yang makanan Korea itu aja lah, Ca. Yang pas dimakan keluar asap"

Rica mengerutkan keningnya heran Mendengar ucapan Uni. Makanan keluar asap? Apa itu?

"Daging asap?" Tanya Rica memastikan?

"Loh bukan.. itu loh dia itu kayak ciki, tapi ada asapnya" Lama Rica berpikir keras mencari tahu apa yang dimaksud Asisten Rumah Tangganya ini.

Makanan Korea? Ciki? Keluar asap?
Aha! Pongpong Korean Snack?

"Oohh pongpong ya, Ni?" Tanya Rica memastikan.

"Ya mana Uni tahu"

Dengan cepat Rica mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan pada Uni gambar dari Pong Pong. Begitu Uni mengangguk, Rica langsung bergegas membeli apa yang Uni mau.

***

Rica memasukan hasil karyanya tersebut kedalam tasnya. Ia sangat excited untuk menunjukkan hasil karyanya kepada para sahabatnya. Ya. Rica akan meminta penilaian dari para sahabatnya dulu. Apakah sudah bagus, atau harus ditambahkan apa lagi agar Sweeter rajut ini terlihat lebih cantik.

Ia juga akan membeli kotak, paper bag dan pita untum mempermanis tampilan hadiah yang akan ia beri pada Dito. Hope Dito like it.

Rica kembali merapikan rambutnya dan menatap pantulan bayangan dirinya dicermin. Saat dirasa semua sudah pas. Ia keluar dari kamarnya dan mulai akan merusuh dikamar Nino.

"No, buruan.. anter gue kerumah Elisa" Rica menarik selimut Nino yang membalut tubuh jangkung adiknya itu. Berusaha membangunkannya dengan cara apapun.

"Kak Rica lo kenapa sih ah"

"Buruan bangun udah siang" Rica membuka gorden kamar Nino secara paksa, membuat cahaya matahari pagi masuk kedalam kamar pria itu dan menyebabkan tidur Nino benar-benar terganggu akan silaunya.

"YaAllah, Ya Robbi.. ampunilah dosa hamba ya Allah" seraya duduk,  Nino mengacak-acak rambutnya kesal karena tingkah kakaknya ini yang selalu semena-mena akan dirinya.

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang