3

1.1K 120 5
                                    

Semua orang membungkuk saat Dara melewati lobi utama rumah. Dara memperhatikan setiap sudut rumah itu dengan seksama. Setiap jengkal rumah itu berisi barang-barang mewah. Sebuah lukisan besar di sebuah ruangan yang Dara lewati menyita perhatiannya. Sebuah lukisan seorang wanita berlatar merah bertuliskan 'Millionaire Nurse'.

"Itu kamar Jiyong. Kau mau melihatnya?" tawar kakek Kwon pada Dara.

"Ah, tidak. Terima kasih" tolak Dara.

"Mana mungkin aku masuk dan melihat-lihat kamar lelaki yang tidak aku kenali?" batin Dara.

"Selamat jalan, Nona" ucap pelayan bersamaan saat Dara menuju pintu keluar.

Dara membungkuk pada kakek Kwon, "saya pamit"

"Lakukanlah apa yang membuatmu senang. Katakan padaku kalau kau membutuhkan sesuatu. Jangan sungkan"

Dara tidak menjawab. Ia membungkuk sekali lagi lalu pergi dari tempat itu.

"Semuanya berlebihan! Itu semua pasti hanya trik agar aku mau menerima perjodohan itu! Aku tidak mengerti kenapa mereka harus berupaya keras seperti itu hanya karena wanita sepertiku? Mereka bisa mendapatkan 10 wanita sepertiku, bahkan lebih!" dumel Dara sepanjang perjalanan.

*

"Aku sudah mengetahui semuanya, Tuan" ucap Dara.

"Semuanya?"

Dara mengangguk, "semuanya. Termasuk semua yang telah Anda lakukan untuk keluarga Saya. Saya berterima kasih untuk semua itu..."

"Kau berpikir kalau aku meminta ini semua karena hal itu?" potong Kakek Kwon.

Dara menatapnya lurus.

"Aku tidak akan meminta kau membayar atau mengembalikan apapun jika kau menolak perjodohan ini. Aku tidak terlalu suka hal-hal berbau drama seperti itu" lanjutnya.

"Aku akan membayarnya" ujar Dara.

"Kenapa? Kau tidak ingin terbebani?" tebaknya.

"Coba pikirkan sekali lagi, Dara. Aku sudah setua ini. Hidupku tidak akan lama lagi. Bagaimana kalau kalian berkenalan terlebih dahulu? Jiyong itu pria baik-baik. Dia juga sopan pada wanita" tawar kakek Kwon.

Dara membayangkan wajah ibunya tadi pagi. Ia benar-benar tidak bisa melihat ibunya memiliki ekspresi sedih seperti itu. Apalagi setelah mendengar cerita dari Cheondung tentang masa lalunya.

"Bagaimana? Cukup satu bulan ini saja. Setelah itu, pilihan tetap berada ditanganmu" kata kakek Kwon lagi.

Dara menghela napasnya panjang, "baiklah. Satu bulan dari sekarang"

Sang kakek tersenyum lalu mengangguk setuju.

***

Dara's POV

Kenapa aku tidak langsung saja mengatakan tidak pada kakek itu tadi? Kenapa aku malah menyetujui permintaannya?

Aku tidak menyelesaikan apapun. Ini semua malah semakin rumit. Apa aku harus melakukan ini semua? Tapi bukankah ini sama artinya dengan membuang-buang waktuku? Aku perlu fokus pada kuliahku saat ini! Kenapa aku malah  membuat diriku terlibat masalah ini lebih dalam?

"Aku tidak akan memaksamu. Apapun yang kau pilih, kau tetap kuanggap sebagai cucuku, Dara"

Ucapan kakek itu masih terngiang-ngiang di otakku saat ini. Kata-kata yang sama seperti apa yang ayahku katakan sebelum ia pergi meninggalkanku untuk selamanya. Permintaan terakhirnya.

Little SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang