13

1K 114 18
                                    

Jooyeon terlihat masih tidak percaya dengan apa saja yang baru saja ia lihat. Dara dengan fotonya sampai berita simpang siur dan komentar jahat tentang dirinya di internet.

Itu semua menyakiti perasaan dan harga dirinya. Orang-orang menghakiminya, Dara yang memperlakukannya seperti itu,  membelanya dan peduli terhadapnya menohok harga dirinya lebih dalam.

"Jadi, ini alasannya kenapa dia melakukan hal-hal bodoh itu? Kenapa dia harus peduli? Ini menyulitkanku!" gumamnya sendirian.

"Good morning~" sapa Dara heboh di depan pintu masuk. Membuat Jooyeon yang tengah memeriksa berita tentangnya terkesiap lalu dengan cepat menyembunyikan ponselnya di balik bantal tidurnya.

"Kau datang lagi?" tanyanya sok acuh.

"Aku sudah katakan untuk cepat sembuh jika kau sudah tak ingin melihatku di sini" ujar Dara sambil berjalan menuju kearahnya lalu mengambil buah dan pisau yang ada di atas meja. Seperti yang selalu dia lakukan setiap kali dia datang.

Jooyeon menatap Dara yang sedang mengupas kulit buah untuknya itu lama. Ia masih tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja dia tau itu.

Wanita yang selama ini di jadikannya sebagai rival itu kini peduli padanya. Dia bahkan membelanya meski Jooyeon yakin benar Dara tidak tau sedikitpun tentang masa lalunya.

"Selama ini aku terus saja berpikiran buruk tentangnya" batin Jooyeon masih menatap Dara.

"Kenapa? Dandananku terlihat aneh? Aku baru mencoba lipstick baru hari ini" tanya Dara begitu menyadari tatapan Jooyeon.

"Terlalu mencolok untukmu! Kau terlihat seperti ahjumma" sahutnya pedas lalu membuang muka.

Dara mengerucutkan bibirnya sebal, "sudah kuduga! Siang nanti akan ku ganti" gumam Dara pelan.

"Ganti sekarang! Kau mau berkeliaran dengan dandanan seperti ahjumma itu seharian?!" protes Jooyeon.

"Astaga! Untuk satu hari saja, bersikaplah seperti pasien!" rutuk Dara lalu meletakkan pisau dan buah yang dia pegang lalu beranjak ke kamar kecil untuk menghapus make up anehnya.

Sementara Dara pergi, Jooyeon menuliskan sebuah surat lalu memasukkan surat dan sebuah apel ke dalam tas Dara yang terletak diatas meja cabinet.

"Semoga yang aku lakukan kali ini benar" batinnya.

***

Jiyong's POV

Dara benar-benar berubah akhir-akhir ini. Maksudku, perubahannya cukup bagus. Dia jadi lebih sabar, tidak lagi menuntutku untuk segera menikahinya bahkan membiarkan Jooyeon noona mendekatiku tanpa berusaha menempel padaku lagi.

Dan itu semua cukup bagus. Cukup bagus untuk membuatku hampir gila memikirkannya. Setelah susah payah merebutnya kembali dari Lee Donghae, aku malah menyia-nyiakannya.

Apa yang sudah kau lakukan, Jiyong? Harusnya kau nikahi saja dia saat dia memintamu menikahinya waktu itu!

"Ji, aku akan keluar dari rumah sakit hari ini. Kau bisa datang?"-Jooyeon

Bagaimana caranya aku bisa menolak ini? Dia sahabatku, orang yang sudah aku anggap sebagai keluargaku sendiri.

"Tapi dia menganggapmu sebagai seorang lelaki!!" perkataan Dara terus saja bergema dikepalaku setiap kali aku bersama Jooyeon noona.

"Baiklah"

"Aku tunggu~^^"-Jooyeon

Aku terus saja merasa bersalah pada Jooyeon noona karena berita tidak benar yang kini masih beredar di internet tentang hubungannya denganku. Orang-orang terus saja salah paham terhadap kami.

Little SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang