11

1.1K 113 12
                                    

Dara terbangun dengan mata sembab dan ia masih menggunakan gaun pestanya sejak kemarin. Dia bahkan terlalu lelah untuk sekedar mengganti pakaian dan menghapus riasan wajahnya.

"Wajahku..." rengeknya di depan cermin lalu dengan buru-buru berlari ke kamar mandi.

Dara seharian hanya memasang pengompres mata dan berbaring di kasurnya tanpa berniat untuk melakukan sesuatu. Amarahnya sudah mereda, tapi tidak dengan moodnya yang masih berantakan karena kejadian malam tadi.

Masih terbayang jelas bagaimana wajah menyebalkan Jooyeon saat berpura-pura tertindas oleh Dara disaat dialah orang yang berusaha menindas Dara. Juga wajah Jiyong saat membela wanita itu didepannya.

Memuakkan! Pikir Dara.

***

"Bagaimana ini bisa terjadi padaku? Mata sembab, terjebak di kamar seharian dan tas mahal pemberian Mrs. Kwon tertinggal di aula pesta malam tadi. Ponselku juga ada di dalam tas itu!" rutuk Dara sendirian dikamarnya.

Kring.. kringg... kriing...

Deringan telepon tidak hentinya mengganggu kedamaian Dara sejak satu jam yang lalu.

"Kenapa tidak ada yang mengangkat telepon rumah? Apa semua orang sedang keluar sekarang?" dumelnya lalu memutuskan untuk mengangkat telepon yang ada di ruang tengah rumahnya itu.

"Yeoboseyo, kediaman rumah Park" jawab Dara dengan nada yang dibuat agar terdengar ramah.

"Dara?"

"Jiyong" pikir Dara.

"Aku ada didepan rumahmu sekarang" katanya lagi.

"Boleh kita bicara sebentar?" tanya Jiyong lagi.

"Tidak" jawab Dara lalu menutup sambungan telepon.

Kriing.. kriing.. kriing..

Bunyi deringan telepon kembali sering terdengar. Dara memutus tali sambungan telepon rumahnya itu paksa.

"Rasakan!" katanya puas lalu berjalan menuju dapur untuk mencari makanan. Perutnya sudah berteriak meminta untuk diisi sejak siang tadi.

"Dara" teriak Jiyong dari luar.

"Astaga. Apa dia tidak malu berteriak seperti itu didepan rumah orang?" dumel Dara masih sibuk mengais isi kulkasnya.

"Sandara Park! Aku tau kau ada didalam" teriaknya lagi.

"Abaikan saja! Abaikan" gumam Dara masih sibuk didepan kulkasnya.

"Sandara Park! Dara!"

"Dara!"

"Yak! Dara! Bicaralah padaku"

"Aku akan menunggumu disini sampai kau keluar atau aku akan ke restoran ibumu sekarang?" teriak Jiyong mengancam.

Dara berjalan dengan cepat menunju pintu depan rumahnya dengan emosi dan menemukan Jiyong tengah mengguncang-guncang pagar rumahnya sambil berteriak.

"Kau tidak bisa membuat keributan ditempat lain saja?" pekik Dara emosi.

"Tidak! Aku akan di sini sampai kau mau berbicara padaku" sahutnya.

"Childish!" rutuk Dara pelan.

"Bicaralah padaku, Dara"

"Bukankah kita sedang bicara sekarang?"

"Tidak seperti ini. Kau mau kita ada dihalaman depan situs portal seperti ini?" tanya Jiyong setengah mengancam.

Dara menatap sekitarnya curiga lalu dengan terpaksa membuka gerbang rumahnya dan membiarkan Jiyong masuk.

"Kita harus bicara tentang kejadian kemarin malam" ujar Jiyong begitu masuk kedalam rumah.

Little SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang