6

1.1K 111 6
                                    

Semua yang terlihat dirasa jauh dari kesannya sehari-hari. Benar-benar jauh dari apa yang Dara bayangkan. Ia kini sedang berdiri didepan sebuah ruangan dengan jendela besar yang langsung menghadap ke halaman belakang villa. Tengah memperhatikan Jiyong yang sedang bercengkrama dengan para pekerjanya di taman yang di hiasi oleh banyak bunga itu sambil sesekali tertawa bersama.

"Itu semua Tuan Jiyong yang menanam dan merawatnya. Sejak kecil memang dia sangat menyukai kegiatan diluar rumah" terang salah satu pelayan dengan senyum merekah saat mengantar Dara ke ruangan itu. Entah apa yang pelayan itu bayangkan hingga ia tersenyum seperti itu. Sementara Dara hanya membalasnya dengan senyum yang kaku dan dipaksakan.

"Apa semua orang disini dibayar untuk memujinya dihadapanku? Itu sama sekali tidak membantu!" ujarnya dalam hati.

Terlihat oleh Dara adegan disaat Jiyong membantu ahjumma Lee yang sedang membawa beberapa barang dengan susah payah. Ia mengambil barang-barang itu tanpa aba-aba lalu mengatakan sesuatu yang membuat senyum diwajah wanita paruh baya itu mengembang. Dia juga menyapa pelayan lainnya dengan akrab. Mereka lebih terlihat seperti teman.

"Okay. Dia tidak buruk juga" aku Dara dalam hati sambil mendengus tidak ikhlas lalu kembali menyesap teh hangat yang sedang ia pegang.

"Permisi, Nona" panggil seorang pelayan dibalik pintu.

"Ya? Masuk saja" balas Dara agak mengeraskan suaranya. Ruangan itu terlalu luas untuknya, suaranya yang pelan mungkin saja tidak akan terdengar orang diluar.

Seorang pelayan membuka pintu dan berdiri diantara pintu yang mengambang, "permisi, Nona, Tuan Jiyong bertanya, apa Nona mau ikut kami pesta barbeque? Kami hampir selesai menyiapkannya" ujar pelayan itu dengan nada riang.

Dara memutar bola matanya, "aku bertaruh kalau dia pelayan termuda di villa ini. Ternyata dia pandai memilih pelayan juga. Semua pekerja disini mempunyai wajah yang cantik" pikir Dara saat kembali menatap wajah sumringah pelayan itu.

"Baiklah" jawab Dara.

Senyumnya makin mengembang, "kalau begitu, kami tunggu di halaman belakang, Nona" ucapnya lalu menutup kembali pintu.

"Sebenarnya ada berapa pelayan yang tinggal disini! Astaga!" seru Dara dalam hati.

***

Dara's POV

Untuk sesaat aku dapat melupakan kejadian terburuk yang pagi tadi terjadi berkat lelaki ini. Lelaki yang entah bagaimana caranya bisa mengenalku.

Semakin aku pikirkan, semakin benar perkataan sahabatnya itu,

"Hyung seperti tokoh utama sebuah drama yang keluar dari televisi..."

Ya, harus aku akui, dia memang unik, persis seperti tokoh utama yang ada didalam sebuah drama. Aku pikir lelaki seperti itu tidak akan pernah ada!

Dia dengan caranya itu, membuatku merasa seperti wanita paling istimewa.

Dia menyulap aula hotel miliknya untuk makan siang, menjemputku di kampus hingga membuat semua mata menatapku iri, membawaku ke Jepang, memperkenalkanku pada sahabat-sahabat terdekatnya. Aku tentu saja merasa tersentuh, wanita manapun pasti akan bahagia jika berada diposisiku. Dan yang paling gila adalah dia menyewa seluruh taman bermain untukku.

Aku tidak bisa menapiknya, aku memang menyukai semua yang dia lakukan. Terutama saat di taman bermain. Dia benar-benar tau seleraku, hal yang aku sukai, hobiku dan hal yang tidak aku sukai.

Hanya saja itu semua sangat tidak masuk akal bagiku. Untuk apa dia melakukan itu semua? Aku hanya wanita biasa! Dia melakukan hal yang sia-sia.

"Dara!" teriaknya sambil melambai kearahku. Ia berjalan dengan kemeja kerjanya yang sudah tidak lagi rapi, lengan baju tergulung, kerah baju yang semerawutan. Dia terlihat sedikit.... seksi. Sangat seksi. Astaga!

Little SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang