8

1K 118 6
                                    

"Dara-ya!" panggil Donghae sambil menggenggam erat kedua tangan Dara.

"Ini adalah hari yang paling bersejarah bagiku. Kau harus menjadi saksi untuk hari ini" ucap Donghae dengan senyuman lebar.

Dara tersenyum membayangkan sesuatu yang akan Donghae lakukan. Menebak-nebak. Apakah lelaki itu akhirnya menyadari perasaannya dan akhirnya memutuskan hubungannya dengan kekasihnya itu? Atau hal lain semacam itu?

"Aku akan membuat semua orang menutup mulutnya karena sudah berbicara hal buruk dibelakangmu!" ucapnya lagi dengan berapi-api.

Dara tersenyum hingga menyakiti otot wajahnya.

Semua orang kini tengah berkumpul, memperhatikannya dan Donghae sambil sesekali berbisik-bisik. Namun Dara acuh.

"Teman-teman semuanya! Hari ini aku akan meluruskan semuanya!" Teriak Donghae lalu mengambil seikat bunga yang dia sembunyikan di antara tanaman yang ada disekitar tempat itu.

"Aku akan membuat sebuah pengakuan" ujarnya lagi.

Diantara kerumunan terlihat Yoona dan beberapa temannya yang waktu itu melabrak Dara baru saja memasuki kerumunan dengan agak memaksa itu tengah menatap Donghae dan Dara dengan mata membelalak. Yoona terlihat hampir menangis menyaksikan pemandangan dihadapannya. Bisikan orang-orang semakin ramai terdengar.

"Aku akan melamarnya" kata Donghae yang disambut dengan teriakan dan ekspresi kaget dari hampir semua orang yang ada disana. Sementara Dara masih tersenyum ditempatnya.

"Kim Yoona! Maukah kau bertunangan denganku?" teriak Donghae sambil berjalan kearah wanita yang sudah menangis sejak tadi.

Dara terdiam ditempatnya sambil mencoba kembali mencerna kata-kata yang baru saja Donghae katakan dengan hati-hati.

"Aku tidak memintamu untuk menikahiku saat ini juga. Kenapa kau menangis?" goda Donghae pada kekasihnya itu lalu menariknya dari keramaian. Ia mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya.

"Jadi? Kau bersedia?" tanya Donghae lagi lalu membuka kotak kecil yang ada di tangannya. Sepasang cincin dengan pahatan inisial masing-masing nama mereka jelas terlihat di cincin itu.

Yoona hanya menjawabnya dengan anggukan.

"Dara-ya! Kau melihatnya, bukan? Kau saksiku!" pekiknya heboh lalu memeluk Yoona dihadapan banyak pasang mata.

Dara mati-matian menahan tangisan dan memasang senyuman diwajahnya.

"Chukhahae!!" teriak Dara dari tempatnya. Tak ingin melihat lebih jelas ekspresi bahagia Donghae yang mengoyak habis hatinya.

Dari sudut lainnya Bom dengan geram melihat pemandangan dihadapannya.

"Bodoh! Sampai kapan dia akan berdiri disana? Menatap pasangan sinting itu dengan senyum tololnya. Apa harus aku tarik paksa dia sekarang?" dumel Bom sendirian.

"Tarik saja" sahut suara baritone dari arah belakang Bom yang membuatnya langsung menolehkan pandangan.

"Apa yang kau lakukan disini?!" pekiknya tertahan lalu menatap sekitarnya dengan gusar.

Lelaki itu hanya menyunggingkan senyuman misteriusnya. Tidak menjawab.

"Pergilah!" usir Bom.

"Kau semakin menarik saat marah" ucapnya membuat Bom segera memalingkan wajahnya. Menyembunyikan pipinya yang memerah karena perkataan lelaki itu.

"Aku tidak marah!"

***

Jiyong hampir saja menyoret surat kontrak bisnis pentingnya saat mendengar permintaan Dara yang tiba-tiba.

Little SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang