XXXIV. Misteri/Thriller

46 6 0
                                    

Judul : Lily and Her Family
Genre : Misteri/Thriller

Kisah ini terjadi pada dia, gadis kecil dengan rumah besar di tengah kota. Ia tumbuh tanpa kasih sayang, dan sendirian. Bukan yatim piatu, dia masih memiliki ibu dan seorang ayah tiri. Sebelum ibunya menikah dengan ayahnya, gadis itu masih baik-baik saja. Dia ceria, punya banyak teman, dan pintar. Walau di sisi lain dirinya, dia sangat merindukan akan kehangatan keluarga. Namun, setelah lelaki yang kini menjadi ayah tirinya itu datang, hidupnya yang dulu suram, kini bertambah kelam.

Tiada hari tanpa bentakan atau tanda tangan. Entah itu di pipi, punggung, telinga, atau paha. Sementara ibunya hanya bisa diam menyaksikan. Entah kemana perginya naluri keibuannya. Yang jelas, ia menjadi orang asing yang hanya peduli dengan uang.

Suatu ketika, gadis yang bernama Lily itu lupa tak mengunci pintu pagar rumahnya. Waktu itu ia masih duduk di bangku kelas 6 SD. Ayah dan ibunya pulang dari luar kota. Mengetahui hal itu, sang ayah marah besar. Ia turun dari mobil dengan langkah lebar dan luapan emosi. Di dorongnya badan Lily hingga terjatuh ke atas lantai.

"Sudah berapa kali kubilang untuk mengunci pagar selagi kami pergi! Tidakkah kau mendengarkanku?! Ha?! Kau sudah besar dan seharusnya tahu mana yang benar dan mana yang tidak!" Lily hanya mendengarkan semua kemarahan ayahnya dengan bersimpuh di lantai dan air mata yang menggenang di ujung matanya. Bibirnya ia gigit untuk menahan isak tangisnya. Hingga tanpa dirasa, cairan asin mengisi mulutnya.

"Jangan terlalu keras padanya," ucap ibu Lily pada suaminya dan melenggang masuk ke dalam kamarnya.

"Dia harus diberi pelajaran agar tak mengulangi perbuatannya!?" Lelaki itu menarik tangan Lily dan menyeretnya dengan tidak manusiawi ke kamar mandi.

Gadis malang itu terlempar ke dalam dengan mudahnya oleh tangan besar Ayahnya. Tangan yang seharusnya menghapus air mata dan memeluknya malah menjadi sebab atas semua lukanya.

Ia meringkuk di samping bak mandi. Memeluk dirinya untuk mengusir dingin yang menyelimuti. Sementara sayup-sayup ia mendengar suara pintu yang di kunci dan disusul teriakan ayahnya, "Ini hukumanmu. Jangan merengek, dan jangan mengulangi perbuatanmu!?"

Dan derap langkah yang semakin menjauh diam-diam menenangkan hatinya. Setidaknya kali ini tidak ada pukulan atau siraman air es.

Lily meraih handuk di atasnya untuk dijadikan selimut.

Ia tak ingin menangis, sungguh. Ia ingin bersyukur bahwa kali ini tak ada luka yang akan membekas. Tapi air matanya keluar tanpa diminta. Ia menggigil karena menahan suara tangisnya agar tak terdengar. Karena jika itu terjadi, bisa saja Ayahnya kembali untuk memukul dirinya.

Dan sisa malam itu, harus dilalui dirinya di dalam kamar mandi itu. Beruntung lampunya tidak dimatikan. Atau Ayahnya memang sengaja menghidupkan? Dia tahu bahwa Ayahnya masih punya sedikit kasih sayang untuknya. Dan itu cukup menghangatkan hatinya.

Pagi-pagi buta, Lily mencoba membuka pintu kamar mandinya. Dan syukurlah tidak dikunci. Mungkin Ayahnya diam-diam membukanya agar Lily bisa keluar dengan segera.

Apa kubilang, Ayah pasti sayang padaku. Hanya saja tertutupi oleh emosinya yang sering berubah-ubah. Lily membatin dan tersenyum bahagia. Dan hari ini, ia kembali menjadi Lily yang baik hati dan ceria seperti biasanya. Seolah kejadian kemarin malam hanyalah mimpi yang harus dilupakan.

***

Kejadian demi kejadian terus berulang. Namun Lily masih tetaplah gadis pendiam dan penurut. Tak sekalipun ia mengeluh atas semua perlakuan orang tuanya. Ia tumbuh, menjadi gadis yang mentalnya sangat kuat.

Hingga sore itu, hampir seluruh kota menbicarakan deadline berita yang tengah hangat dibicarakan.

Ditemukan mayat yang diduga suami istri tergelantung dibawah jembatan.

"Beberapa jari hilang, banyak luka sayatan, dan pukulan benda tumpul. Diduga korban dicekik menggunakan tali sebelum digantung terbalik di bawah jembatan. Kami masih berusaha menyelidiki pelakunya," ucap seorang polisi pada sekumpulan awak media.

Dan beginilah akhir cerita Lily dan keluarganya.

Sekian.

***

02 Juni 2018
Nrs.

RS (Random Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang