XXXVI. Teenfic (spesial Ramadhan)

42 6 0
                                    

Judul : Love at first sight
Genre : teenfic

Aku seorang gadis muslim yang baru mencoba menutup aurat. Memang agak terlambat sebab umurku sekarang yang sudah 17 tahun lebih 2 bulan. Namun tak ada kata terlambat untuk memulai kebaikan bukan?

Malam itu aku sedang jalan jalan bersama ibuku ke sebuah pasar malam. Hanya sekedar untuk melepas penat setelah berkutat dengan kue kue pesanan.

Sebab kurasa malam semakin larut, kami memutuskan untuk pulang. Namun jalanan sangat macet, sehingga aku dan ibuku memutuskan untuk berhenti sejenak supaya tidak sampai terserempet kendaraan yang sedang terburu-buru. Ya, disitulah aku melihat seorang lelaki yang kurasa lebih tua beberapa tahun dariku sedang berusaha memutar arah. Aku merasa familiar dengan sosoknya. Seorang wanita duduk di boncengannya sembari menggenggam erat baju kokoh merah batanya.

Tanpa sadar aku terus memperhatikan dirinya. Sampai ketika dia berhasil memutar arah, tatapan mata kami beradu untuk sepersekian detik. Dan kurasa aku pernah bertemu dengab dia sebelumnya. Aku tak berniat memutuskan pandangan karena kurasa matanya telah menjebak diriku. Dia membetulkan sarungnya sebelum kembali melajukan motornya, memutuskan pandangan, dan berlalu dariku.

Benar-benar aneh. Jantungku rasanya berdetak lebih keras dari biasanya. Seperti aku baru saja tertangkap basa mencuri permen. Ya, seperti itu.

Sementara aku yang mencoba melupakan wajahnya dan berusaha menenangkan debaran jantungku, ibuku terus bercerita tentang apapun yang kulupa topiknya. Maaf ibu.

Ketika kendaraan telah lancar, aku dan ibuku melanjutkan perjalanan jalan kaki kami karena memang rumah kami yang tak terlalu jauh dari pasar malam.

Dua tahun berlalu. Aku masuk di sebuah universitas islam negeri di kotaku.

Dan beginilah cara takdir bekerja. Aku dipertemukan oleh lelaki yang kutemui dua tahun lalu. Lelaki yang sama yang berhasil membuat jantungku berdebar ubnormal, lelaki yang membuatku jatuh bahkan pada pandangan pertama yang tak kusengaja. Dan takdir berjalan dengan indahnya. Sebab dia merupakan katingku yang sedang mengurus skripsinya.

*Kating = kakak tingkat

Begitulah ceritanya, di kantin, tanpa sengaja mata kita terkunci, lagi dan lagi mataku tak bisa lepas dari sosok dirinya. Dan debar jantung ini masihlah sama.

Kurasa dia mengenali diriku, atau mungkin hanya merasa tak asing pada wajahku yang terbilang pasaran ini. Yang pasti, dia berjalan ke arahku, meninggalkan dua temannya yang berada di tengah rungan. Mengucap salam dan duduk di depanku.

Selama beberapa saat, yang kulakukan hanya menunduk, menghindari tatapan matanya yang seolah membunuhku dan berusaha mengendalikan jantungku agar tak sampai meloncat keluar.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyanya dengan suara yang begitu indah. Bisa kubayangkan bagaimana jika suara itu melantunkan ayat al-Quran atau bersolawat.

Aku mengangkat pandangan. Dan mata hitamnya seolah menjebakku dan menarikku ke dalamnya.

Wajahnya masih sama sejak dua tahun lalu. Tampan dan sejuk dipandang. Kali ini, tak kubiarkan dia pergi lagi.

Maaf, tapi aku bukan tipe wanita yang menyembunyikan perasaan. Aku menyukai Khadijah, jadi begitulah aku. Berani mengungkapkan apa yang aku rasakan.

"Iya, kita pernah bertemu sebelumnya."

*****

Jeng jeng.
Btw, terima kasih untuk waktunya.
Saya sekelarga mengucapkan, selamat hari raya idul fitri 1439H mohon maaf lahir dan batin yaa :))

14 Juni 2017
Nrs

RS (Random Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang