Setelah 10 menit menempuh perjalanan kesekolah, Nindy pun sampai kesekolahnya SMAN 3 Bandung.
Nindy berjalan memasuki gedung sekolah. Sma Nindy yang merupakan salah satu Sma yang tebilang Sma terfavorit degan fasilitas superlengkap. Pohon-pohon yang ditanam di halaman menambah kesan sejuk. Siswa-siswi yang berseragam putih abu-abu kelihatan begitu rapi di mata Nindy.
"Aelahh mungkin baru hari pertama sekolah pantesan kelihatan rapi" gumam Nindy.
Nindy pun melawati koridor-koridor kelas Xll yang masih keliatan kinclong.
Tepat di depan koridor kelas Xl IPA 1, "Hai Nindy" sapa Febi.
"Hai juga Febi, udah sebulan lebih yaa kita gak jumpa, btw gimana kabar lo sehat??" respon Nindy.
"Kabar gue sendiri baik-baik aja, lo sendiri??" tangkas Febi.
"Kalo gue mah Alhamdulillah fine-fine aja" seraya Nindy menebarkan senyumnya.
"Btw Bi kita masih sebangku kan?? Nindy tersenyum.
"Masih lah kawan, masa kita harus berpisah."
"Kadang kali gak." Nindy tertawa.
"Mana ada, Ndy" Febi meyakinkan jawabannya.
Suasana sekolah pun mulai ramai. Satu persatu siswa-siswi memasuki ruangan mereka masing-masing.
Bel sekolah yang berbunyi dari berbagai penjuru kelas pertanda siswa-siswi harus memasuki lapangan upacara. Upacara pun berlangsung dengan khitmat.
***
Upacara pun telah selesai dilaksanakan. Satu persatu siswa-siswi memasuki ruangan kelas mereka masing-masing.
Nindy sudah memasuki ruangan kelasnya. Dia pun memilih duduk di bangku nomor 3 dekat dengan jendela kelas.
Ndy gue keknya gak mau lagi dipilih menjabat sebagai bendahara kelas dehh!!, Febi menghela napas.
"Kenapa ?? Memangnya lo seriusan gak mau lagi, nantar nyesel lo udah ngundurun diri." Nindy menatap Febi heran.
"Menurut lo gue harus gimana???" Febi merasa bingung dengan keputusannya.
"Kalo gue mah dukung 100 persen lo tetap menjadi bendahara kelas." Nindy mengelus pundak Febi dengan lembut.
"Seriusan??"
"Kapan gue gak serius kalo bicara??" Nindy meyakinkan pernyataannya.
Febi tertawa, "makasih banget atas dukungan lo, lo memang sahabat gue yang paling baik."
"Sama-sama kawan."
Susana kelas dipenuhi dengan kebiasaan mereka masing-masing. Ada yang berbicara, bernyanyi, bahkan ada pula yang bergosip. Begitulah suasana kelas saat tidak ada guru di kelas.
Tiba-tiba.
Hening.
Hening.
"Assalamu'laikum," ucap seorang guru yang masuk, yang tak asing lagi bagi murid kelas Xl IPA 1, yaitu wali kelas mereka Ibu Rini.
"Wa'alaikumsalam" balas mereka serempak.
Pagi semua!!!
Pagi Buk.
Bagaimana liburan kalian selama sebulan ini???
Alhamdulillah seru Bu, serempak mereka menjawabnya.
Bu bagaimana dengan pemilihan perangkat kelas??? Tanya salah satu siswa kelas Nindy.
Oia baiklah tanpa panjang lebar pembicaraan kita, Ibu akan memilih perangkat kelasnya. Baiklah siapa yang ingin mencalonkan diri sebagai ketua???
Ibu sebaiknya masih ketua yang sama buk, Galih saja. Dia bertanggung jawab buk, usul Bima.
Baiklah, siapa yang ingin mencalonkan diri sebagai wakilnya??
Aldi bu.. Bima bu.. Semua angkat suara.
Sudah, sudah kita akan voting suara saja kalau begitu siapa yang terbanyak dia akan menjadi wakilnya, tegas Ibu Rini.
Siapa yang dukung Aldi???
Saya... Saya.. Saya.. Saya.. Saya bu,
Yang dukung Bima??
Saya.. Saya.. Saya buk.
Nah vote untuk Aldi sebanyak 16 vote. Untuk Bima sebanyak 15 vote. Jadi sudah jelas siapa yang menjadi wakil ketua, Aldi. Setuju semuanya??
Setuju......
Bendahara tetap Febi bu, sekretaris masih Nindy saja Bu, usul mereka serempak.
Perangkat kelasnya sudah ada, baiklah anak-anak sekarang kita bersihin kelasnya.
Baik Bu..
Jgn lupa voment nya yaa gaiss 😊😊
Makasih buat udah yg vote story nya, maaf kalo masih banyak typo-typo 😅😅Add yaa fb aku Ninda Yani Salman nanti aku confir back 😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Kelas vs Bad Boy
RomanceGadis baik memang selalu lebih menarik. Tingkah laku mereka yang baik, perhatian, sopan santun, dan suka membantu orang yang kesusahan. Begitu juga dengan Nindy Anastasya, siswi SMA Negeri 3 Bandung yang menjadi "Sekretaris Kelas" karena tingkah l...