Part 11-Harapan

42 4 0
                                    

Di dalam kamarnya Nindy yang sedang mengerjakan pr kimianya karena dia takut sama ibu Zizi selaku guru yang sangat sangat sangat menakutkan.

🌸flashback on🌸
Pernah waktu beberapa minggu lalu teman sekelasnya, Fino tidak mengerjakan pr Ibu Gea, beliau marah bagaikan mata tombak yang ingin menusuk seseorang.

Dengan begitu Fino di usirnya dari kelas keliling lapangan 10 kali putaran dan berdiri di tengah lapangan menghadap tiang bendera sampai jam pelajaran beliau selesai.

🌸flashback off🌸
Nindy mengerjakan prnya sampai-sampai jam di dinding kamarnya menunjukkan jam 12 malam. Tiba-tiba terdengarlah bunyi handphonenya yang tergeletak nakas diatas meja belajarnya.

Karena kesibukan Nindy mengerjakan pr kimia, dia tidak memperdulikan bunyi handphonenya hingga beberapa kali, dan disebabkan Nindy tidak ingin mendengar suara yang mengganggu konsentrasi belajarnya, Nindy pun mengambil handphonenya. Sehingga yang tertera di layar kaca muncul nama Randy.

Nindy pun mengangkatnya, "Assalamualaikum, ada apa sih lo Ran malam-malam gini nelpon gue??!!"

"Wa'alaikumsalam, gue cuma mau tau lo udah tidur apa belum??"

"Belum" jawab Nindy jutek.

"Kenapa?? Lo lagi mikirin gue yaa??"

"Udah tau gue belum tidur, kalo gue udah tidur mana bisa gue angkat telpon lo?? lo kira ini arwah??"

"Yaa gue tau, cuma basa-basi aja kok, gak boleh??"

"Gak, lo gangguin gue aja tau kadal??"

"Emang lo lagi sibuk apa??"

"Gue lagi ngerjain pr kimia tolol"

"Itu aja di bawa susah, mendingan lo sibuk mikirin gue aja. Gue cuma mau bilang good night."

Kemudian Nindy mematikan telpon dari Randy, dia pun ngelanjutin mengerjakan prnya.

Setelah beberapa menit kemudian Nindy pun tidur menuju alam mimpinya.

                             🐼 🐼 🐼

Suasana malam begitu sunyi hanya terdengar beberapa tetesen air hujan yang membasahi tanah dan tumbuhan dari luar rumah. Nindy yang terbangun dari alam mimpinya kemudian melirik jam di dinding kamarnya yang baru menunjukkan pukul 3 malam.

Nindy menuju kamar mandi untuk berwudhu, karena dia ingin shalat Tahajud.

Selesai Nindy shalat dia berdoa.
"Ya Allah Ya Rabbi, ampunilah dosa-dosa kedua orang tua dan Hamba-Mu ini Ya Rabb. Ya Allah tetapkanlah hamba dalam golongan Ahlu Sunnah Waljama'ah, perihalah hamba dari orang-orang zalim. Ya Allah jika memang dia terbaik untuk hamba maka dekatkanlah, tetapi jika dia hanya untuk mempermainkan hati hamba maka jauhkanlah. Aamiiinn ya Rabbal 'Alamin".

                            🌸 🌸 🌸

"WOOYY!!! KEBO BANGUN!! Udah pagi, cepetan" terdengar suara cempreng Andri kakaknya dari luar.

"Apaan sih lo kak pagi-pagi buta gini udah teriak-teriak kagak jelas gitu, kayak toa musalla ajaa lo" teriak Nindy dari dalam kamarnya.

"Lo kan belum shalat subuh boo" seru Andri dari luar.

"Yayaaya, nih gue udah bangun" seraya mengucek-ngucek matanya.

"Jangan yaya aja lo, gue balik nanti lo udah finish" ujar Andri yang kemudian pergi menuju dapur.

Dengan mata yang masih berat Nindy berjalan menuju kamar mandi, untuk mandi dan mengambil wudhu.

                           🐼 🐼 🐼

Hingga 20 menit selesai, Nindy keluar dari kamarnya dengan langkah gontai dan mata yang masih berat. Tubuhnya sudah di baluti seragam sekolah dan jilbab yang di kenakannya Nindy menuju ruang makan.

"Kok masih merem lo kak??" tanya Wildan adiknya.

"Apaan sih lo dek, ngeledeken gue mulu?? Gak banget nih yaa pagi gue yang damai ini harus adu mulut sama lo" jawab Nindy yang telah duduk di meja makan.

"Ehh jangan ngambek dung kak, kak dung, kak dung-dung."

"Sori siapa yang ngambek, I am very happy, because in the morning is good day. You understand!!!"

"Yeye kak aku gak ganggu kakak" ujar Wildan yang cengesan menatap Nindy.

Begitulah keseruan keluarga sederhana mereka saling akur, walaupun sesekali kakak adik berantem seperti Tom and Jerry, setelah itu baikan lagi tidak sampai lama-lama.

"Kebersamaan itu tidak akan lengkap jika salah satu tidak ada di samping kita, kan Bu?? Ayah kapan pulang Bu?? Tanya Nindy yang nampak terlihat di matanya sudah bertumpukan air mata.

"Kita kan belum tau nak kapan Ayah pulang, karna di laut sana tergantung ada rezeki, kalau rezekinya banyak Ayah cepet pulang dan sebaliknya nak" ujar Ibunya yang seraya menghapus air mata Nindy yang mulai berjatuhan.

Melihat Nindy yang mulai menangis mereka pun terharu. "Sudahlah boo jangan nangis lah kan gue juga ikut sedih nih, Ayah pasti pulang kok" ujar Andri yang sedang mengelus kepala Nindy lembut.

"Udah lanjutin makannya, kan sayang nasinya di tangisin gitu" sahut Wildan.

Hening 1 menit.
Hening 2 menit.

"Btw, siapa yang kemarin anterin lo dek???" Andri memulai pembicaraan memecahkan keheningan.

Yang di tanya malah keselek makanan sambil batuk-batuk kagak jelas.

"Kata anak lelaki itu, pacarnya Nindy" potong Laura, ibunya sambil senyum kecil.

"What??? Pacar aku Bu?? Bukan bu---" Kata-kata Nindy terputus karena Andri memotong penjelasan Nindy.

"Cieciecie ada yang gak jomblo lagi deh, kapan jadiannya dek?? Kok gue gak tau lo udah punya pacar" timpal Andri.

"Sumpah!! Aku gak pacaran sama dia!! Dianya aja yang modus sama Ibu mungkin. Ibu percaya sama aku atau sama si tengil itu yang bukan anak ibu??" jelas Nindy to the point.

"Yaya Ibu percaya sama kamu, jangan marah-marah lah sayang kan ibu cuma bercanda saja kok nak"

"Ya udah dek, cepet lo makan nanti lo terlambat lagi ke sekolahnya" sahut Andri.

"Udah siap kok!! Bu aku pamit dulu ya, Assalamualaikum".

"Wa'alaikumsalam" balas mereka.

                         🐼 🐼 🐼

Nindy yang sudah keluar dari pintu rumahnya tiba-tiba dia terpelanjak kaget karena di depan pintu pagar rumahnya ada seorang lelaki bertubuh jangkung menaiki motor Scoopy dengan memakai helm. ''Sudah siap Ndy, ayo naik cepet nanti kita terlambat" terdengar suara bariton.

"Eh loh lo?? Ngapain lo kesini??"

"Ya mau jemput lo lah!! Masa sih gue mau jemput nyokap lo??" ujar Randy yang tersenyum miring.

"Siapa yang nyuruh??"

"Gue!! Apa lo gak suka??"

"Terserah lo lah, gue gak mau adu mulut sama lo" ucap Nindy yang keluar dari pekarangan rumahnya.

"Cepetan sayang, nanti terlambat" ujar Randy lembut seraya menyodorkan helm satu lagi untuk Nindy.

"Sayang!! Sayang pala lo" pipi Nindy mulai merah merona.

Kemudian mereka pergi menuju sekolah.

                         🌸 🌸 🌸

maap yaa baru up😅😅😅

Masih setia kan kalian membacanya??
Voments story nya yaa guys😊😊😊

Makasih buat yg udah vote story nya...
I Love you all ❤❤❤❤😍😍😍😘😘😘

Follow ig aku👇
@nindayanisalman

Follback kok😊😊😙

Fb Ninda Yani Salman☺☺☺

Sekretaris Kelas vs Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang