Ig nindayanisalman
Bel istirahat yang telah berbunyi, tanpa berfikir panjang lebar Nindy menarik tangan Febi dan Risa menuju kantin.
"Kalian pesan apa?? Gue traktirin" ujar Febi dengan lembut.
"Gue batagor aja dehh, sekalian sama chocolatos drink " jawab Nindy.
"Kalo gue makannya sama kayak Nindy aja cuma minumnya susu putih ya" ujar Risa.
"Oke, tunggu dulu" seraya Febi memesan makanan yang telah di pesan Nindy dan Risa. "Mbak batagornya 5 ribu 3, minumnya chocolatos,susu putih, sama milo ya mbak".
"Tunggu sebentar ya nak!!"
"Ya mbak" seraya tersenyum.
"Ini udah siap nak" ucap mbak kantin dan seraya memberikan pesanan mereka.
"Berapa semuanya mbak??" Febi mengambil uang di sakunya.
"Semuanya dua puluh empat ribu nak!!"
"Ini uangnya mbak, terima kasih ya mbak".
"Nih makanannya udah" ujar Febi kepada Nindy dan Risa.
"Yok cabut!! Ucap Nindy.
Mereka pun menuju ruang kelas mereka.
***
Di dalam ruang kelas mereka yang begitu ribut bagaikan di pasar. Nindy yang sedang makan bersama kedua temannya, tiba-tiba muncullah sosok laki-laki yang bertubuh jakun duduk di hadapannya.
"Masih marah??" seraya menyodorkan sebotol minuman untuk Nindy.
"Apaan sih lo tiap kali ganggu gue gak ada kerjaan lain hoh??" Nindy mengembalikan minuman yang di kasih Randy.
Dengan memperhatikan Nindy yang sedang makan "Ndy gue beneran minta maaf" Randy meyakinkan pernyataannya.
"Ndy kita cabut dulu ya??" ujar Febi.
"Eits jangan tinggalin gue dong!!" seraya bangun dari tempat duduknya. Dengan tiba-tiba tangan Nindy ditarik lembut oleh Randy.
"Nindy gue lagi ngomong sama lo" ucap Randy dengan nada yang lembut.
Nindy menepis tangan Randy yang telah menarik tangannya, tetapi alhasilnya nihil ''Randy lepasin tangan gue!! gue gak mau berurusan sama lo!! Segampang gitu gue maafin lo?? Gak bakalan."
Seketika pembicaraan mereka itu terhenti ketika Aldi masuk ke ruang kelas. "Woyyy apa-apaan lo narik tangan pacar gue" teriak Aldi sehingga mengundang perhatian teman sekelas mereka.
Randy tetap memegang tangan Nindy "apa urusan lo?? Lo pacarnya, kegantengan gue" dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Ini urusan gue" ujar Aldi dan langsung menghentakkan tangan Fikri yang memegang tangan Nindy.
Terjadilah keributan antara mereka berdua. Siswa-siswi disana hanya menonton adegan tersebut tanpa ada yang berani memisahkan mereka berdua.
Kemudian datanglah guru waka kurikulum Ibu Henny "apa-apaan kalian berantam, gak ada kerjaan lain apa??" ketus beliau.
Mereka berdua langsung di bawa keruang BK. "Kalian lagi kalian lagi, ini peringatan untuk kalian berdua jika masih juga berkelahi kalian ibu skors tiga hari tidak boleh masuk sekolah" bentak ibu Irna selaku guru BK.
"Ya bu" jawab mereka serempak.
***
Bel pulang yang berbunyi di berbagai penjuru kelas pertanda saatnya semua siswa-siswi menghamburkan diri untuk keluar dari kelas mereka masing-masing. Begitu juga dengan Nindy yang sedari tadi sudah keluar dari kelasnya menuju gerbang.
Sudah hampir sepuluh menit Nindy menunggu angkot yang lewat tidak ada satu pun yang muat. "Ya Allah, lamanya!! Gak ada satu pun yang muat" gerutu Nindy di dalam hati. Tiba-tiba muncullah Randy disebelah Nindy dengan menaiki motor.
"Ayo Ndy naik!! Gue anterin lo pulang" ajak Randy.
"Gak usah gue bisa pulang sendiri kok" ujar Nindy seraya melihat kearah lalu-lalangnya kendaraan yang lewat untuk memastikan apakah itu angkot yang berhenti. "Jalan bang" ketus Nindy kepada sopir angkot tersebut.
"Baiklah Ndy, gue gak akan nyerah, ini baru permulaan!!" Gumam Randy seraya tersenyum kecil.
***
Sesampainya di rumah Nindy mengetuk pintu dengan wajah malasnya "Assalamualaikum, aku pulang."
"Wa'alaikumsalam" seraya Andri membukakan pintu. "Woii kenapa lo udah beberapa hari ini muka lo lesu banget?? Lo di bully yaa??."
Tanpa memperdulikan apa yang Andri tanyakan Nindy langsung menuju kamarnya untuk melaksanakan shalat zuhur.
Setelah sepuluh menit di dalam kamarnya Nindy keluar menuju ruang makan. "Ibu masak apa??" tanya Nindy yang sedang mencium bau yang sedap dari dapur.
"Ibu masak ikan tongkol sambel, sayur asem sama tempe goreng".
"Wah enak bu. Oia kak jam tiga anterin gue ke sekolah bentar yaa!!!" seraya melahap nasi yang ada di hadapannya.
"Untuk apa?? Pulang nanti lo naik angkot aja ya!! Gue ada kerjaan" ujar Andri.
"Mau tata ruang kelas kata Ibu Rini soalnya mau buat pojok baca taman kelas sama ada beberapa aktivitas lainnya, gitu kak. Please yaa anterin gue ntar!!" Ujar Nindy.
"Yayaya hai bawel, makan dulu baru lo bicara kayak orang gak makan setahun lo" ledek Andri.
"Tuh kan mulai lagi dehh lo ngatain gue. Kalo gue gak makan lo juga susah gue makan lo yang parah, serba salah gue" timpal Nindy seraya memanyunkan bibirnya.
"Yayaya gak, gue becanda, makan aja sepuas lo dek, gue kepengen lahap makan kayak lo" ujar Andri.
"Yakin lo kak??" Nindy masih Melahap makanan yang ada di piringnya itu.
"Iya boo masa gue boong!!" Andri meyakinkan Nindy.
Setelah sepuluh menit mereka makan, Nindy pun bersiap-siap untuk menggantikan pakaiannya karna ia akan pergi ke sekolah.
Sepeninggalan Nindy yang diantarin Andri kakaknya datanglah seorang laki-laki di rumahnya dan dia pun menuju ke dalam pekarangan rumah Nindy.
Dia pun berdiri di depan pintu rumah Nindy seraya mengetuk pintu. "Assalamualaikum".
"Wa'alaikumsalam" terlihatlah wanita separuh baya yang membukakan pintu.
"Ehh, tante Nindy nya ada tan??" ujar laki-laki itu seraya mencium tangan wanita yang ada di hadapannya .
"Temannya Nindy??".
"Bukan tan, saya Randy tan pacarnya Nindy" seolah-olah yang di katakannya benar.
"Oohh, nak Randy. Nindy sudah berangkat sedari tadi nak" ucap Ibunya Nindy.
"Yaudah tan saya permisi pamit dulu." ujar Fikri seraya menyalami wanita itu.
"Hati-hati nak, jaga Nindy ya nak".
"Ya tan, Assalamualaikum" ucap Randy dengan nada yang sopan.
"Wa'alaikumsalam".
Dengan wajah yang begitu sangat sangat gembira Randy menuju ke sekolah "ini adalah langkah awal Ndy, gumam Randy.
***
Voments nya yaa manteman😊😊
Sorry yaa guys storynya kayak gado-gado gitu☺☺
Januari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Kelas vs Bad Boy
RomanceGadis baik memang selalu lebih menarik. Tingkah laku mereka yang baik, perhatian, sopan santun, dan suka membantu orang yang kesusahan. Begitu juga dengan Nindy Anastasya, siswi SMA Negeri 3 Bandung yang menjadi "Sekretaris Kelas" karena tingkah l...