Nindy yang masih mengenakan baju seragam sekolahnya, menghempaskan tubuh di kasur yang begitu nyaman. Tiba-tiba terdengarlah suara notifikasi yang berasal dari dalam tas ranselnya.
Dengan terasa sangat berat Nindy meniatkan untuk melihat notif handphonenya. Yang muncul di layar kaca pesan WhatsApp.
Randy : Nindy
Aldi : Nindy
Beberapa menit kemudian Nindy yang berniat untuk membalas chat dari mereka berdua.
Nindy : iyaa
Randy : Nindy gue minta maaf. Gue lgi di jalan mau ke rumah lo ni. Lo ada di rumah kan??
Nindy : ada
Beberapa menit kemudian Randy sudah sampai di rumah yang sederhana itu kemudian mengetuk pintu.
"Assalamu'alaikum" ucap Randy.
"Wa'alaikumsalam, eh nak Randy" balas Laura.
"Nindy nya ada tante??" tanya Randy yang begitu cemas.
"Ada nak, tante panggil kan dulu. Masuk nak jangan di luar" ujar Laura yang begitu ramah terhadap Randy.
"Terima kasih banyak tan" balas Randy.
"Duduk dulu nak, sebentar tante panggil Nindy."
"Iyaa tante"
Laura yang berjalan menuju kamar Nindy seraya memangil "NINDY, NAK ada kawan kamu, dia ada di ruang tamu" Seru Laura dari luar.
"Baik bu" balas Nindy yang telah berdiri di hadapan ibunya.
Nindy yang terlihat begitu pucat berjalan menuju ruang tamu.
"Ndy?? Lo pucet banget, lo sakit?? Ke rumah sakit yok??" ujar Randy yang begitu sangat khawatir dengan Nindy.
"Gue gak kenapa-napa kok" balas Nindy yang telah duduk di sebelah Randy.
"Apa nya gak?? Lo demam lagi, belum makan ya??" Randy memegang jidat Nindy.
"Bener Ran gue baik-baik kok" dusta Nindy.
"Udah tau suhu tubuh lo panas masih lo mau bohongin gue."
Nindy pun terdiam sudah tidak tahu mau mengatakan apa.
Beberapa menit kemudian Laura yang telah membawakan segelas teh hangat dan beberapa potongon kue untuk mereka.
"Diminum nak jangan dilihatin, ibu mau ke belakang" ujar Laura yang langsung menuju dapur.
Randy yang menyodorkan minuman yang ada di hadapannya untuk Nindy "Ni lo minum biar suhu tubuh lo turun, nanti gue juga yang bakal kesusahan."
"Lo aja yang minum Ran, kan lo tamu di sini masa gue yang minum" ujar Nindy dengar suara yang serak.
"Jangan bawel deh lo Ndy, ni lo minum" Randy memberikan pada Nindy.
"Ran apa-apan lo udah cukup, gue bukan anak kecil." Nindy memindahkan gelas tersebut.
"Sekarang ...."
Pembicaraan Randy terputus karena Nindy menyakan sesuatu kepada Fikri "Ran kenapa sih lo terlalu posesif sama gue??"
"Seharusnya gue yang nanya sama lo, kenapa lo selalu dingin sama gue?? Gue tu___. Gak sekarang deh gue jelasin sama lo, suatu saat lo akan mengerti kenapa gue sangat peduli sama lo. Lo itu orangnya___."
"Kok lo bicaranya ngaur gitu Sih Ran?? Gue jadi bingung ni, gue gak dingin sama lo cuman lo aja yang begitu sama gue. Buktinya aja lo marah-marah pas pertama lo sekolah kesini, lo ngeu___."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Kelas vs Bad Boy
RomantikGadis baik memang selalu lebih menarik. Tingkah laku mereka yang baik, perhatian, sopan santun, dan suka membantu orang yang kesusahan. Begitu juga dengan Nindy Anastasya, siswi SMA Negeri 3 Bandung yang menjadi "Sekretaris Kelas" karena tingkah l...