[11]

3.5K 369 15
                                    

Fanfiction NaruHina

Cast: Naruto and others Belong Masashi Kishimoto

Genre: Hurt

Rating: T semi M

Warning: cerita pairing NaruHina enggak suka silahkan tekan tanda 'back'. Beri vote jika suka jangan jadi dark readers yang ngumpet-ngumpet bacanya hargai karya saya dan adik saya. Beri kritik dan saran yang baik dan sopan jangan asal bacot kayak sampah!!! Thanks yang udah vote apalagi memberi komentarnya tanpa kalian cerita ini hanyalah menjadi karya buangan.

fyi; only call me 'mawar or thorn[duri]' *kok gue rada emosi ya? yang ikutin ni akun seribuan tiba yang vote mentok di 100 aja ayolah guys gue butuh vote kalian untuk tambahan energi untuk buat part selanjutannya setidaknya gue bisa senyum-senyum kayak orang gila jika yang vote tembus 150. yuk buru divote jangan selalu menjadi dark readers maaf juga enggak bisa balas coment kalian satu-satu tapi gue tetep baca kok dan terkadang rada kayak orang sinting bacanya karena senang akan respond kalian. stay tune and always vote and comment your vote my saving energi ;)

Author pov

Warning!!! NC 16+

Hinata semakin merapatkan tubuhnya kedalam pelukannya, ia mendesis saat milik naruto menusuk vaginanya yang masih berbalut CD. Mulut dan lidah panas naruto sejak tadi bermain di belakang telinganya lalu mengemut daun telinga hinata lalu turun kebahunya. Lidah naruto terasa lain disaat lidah terjulur di karena busa sabun. Ia berdiri sambil memeluk hinata. Hinata tersentak kaget dan dengan cepat mengalungkan kakinya di pinggang naruto. Naruto berjalan kearah shower dan menyalakannya.

Membiarkan busa sabun menghilang dari kulit mereka, naruto menyambar bibir merah basah milik hinata. Mengemut bibir bawah dan atas milik hinata dan memasukkan lidahnya menjilati permukaan bibir hinata. Otak hinata seolah lumpuh ia membiarkan nafsunya mengendalikannya.

Ia membuka mulutnya menjulurkan lidahnya dan membawa lidah naruto berperang didalam mulutnya, saling bertukar saliva dan membiarkan lelahan saliva itu turun dari sudut bibir mereka. Naruto menekan tubuh hinata kearah dinding kamar mandi itu. Ia merasakan sakit diantara selangkannya tubuhnya memanas namun ia menginginkan lebih.

Naruto mengerang disaat hinata bergerak di pelukan mereka membuat miliknya bergesekan dengan CD milik hinata, naruto mengeram tanpa sadar. Ia baru saja merasakan sesuatu di bawah sana. Sebuah kenikmatan yang lebih di bandingkan memakan eskrim di café hinata ia mau itu. Otak lemahnya berusaha ia fungsikan namun sialnya ia tak bisa. Ia hanya salah satu manusia berkekurangan. Otak lemahnya sama sekali tidak dapat berproses sebagimana semestinya. Otaknya yang setengah berisi itu mendadak kosong melompong. Hanya ingatan yang ia tonton tempo lalu yang masih terselimp di otaknya. Ia kembali mengeram disaat lidah hinata sudah berada didalam mulutnya menggelitik langit-langit mulutnya. ia mendesah frustasi disaat kenikmatan itu semakin bertambah. Otaknya hanya berteriak 'lagi...lebih....berikan lebih banyak lagi'

Ia menarik wajahnya disaat ia membutuhkan udara, ia melihat tubuh hinata naik turun bibir merah itu terbuka basah dan bengkak. Selagi hinata meraup udara ciuman naruto turun keleher hinata kini ia menyerahkan instingnya yang menuntunnya. Ia mengecup dada atas hinata dan menjilatnya. Bibirnya sampai di putting hinata dan mengemutnya membuat hinata menekan kepalanya.

Hinata memejamkan matanya disaat lidah naruto bermain-main didadanya, ia membuka matanya lalu menundukkan wajahnya melihat bagaimana naruto memainkan puttingnya. Sungguh ia bingung bagaimana naruto bisa melakukan hal seperti yang ia lihat saat ini. Naruto hanyalah anak kekurangan dengan tinggah anehnya. Ia masih susah berbicara lancar namun bisa melakukan apa yang orang dewasa lakukan.

"ssshhh" hinata mendesis disaat naruto menghisap puttingnya ia kembali memejamkan matanya. Ia tidak perduli lagi yang ia inginkan naruto berada didalamnya dan memuaskan nafsunya yang sejak tadi berteriak ingin dipuaskan. Oh lupakah kau dengan kalimat melakukannya jika mereka saling mencintai? Bukan karena rasa penasaran dan nafsu? Namun semuanya hanyalah ucapan bullshit disaat nafsu yang mengikat mereka.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang