22

4.4K 406 28
                                    

Fanfiction NaruHina    

Cast: Naruto and others Belong Masashi Kishimoto

Genre: Hurt

Rating: T semi M

Warning: cerita pairing NaruHina enggak suka silahkan tekan tanda 'back'. Beri vote jika suka jangan jadi dark readers yang ngumpet-ngumpet bacanya hargai karya saya dan adik saya. Beri kritik dan saran yang baik dan sopan jangan asal bacot kayak sampah!!! Thanks yang udah vote apalagi memberi komentarnya tanpa kalian cerita ini hanyalah menjadi karya buangan.

Author pov

Tangan berkulit putih itu meraba permukaan sisi lain ranjang namun tidak merasakan apa-apa, kelopak sewarna susu itu terbuka perlahan menampilkan manik lavender. Ia berusaha duduk sambil mengucek matanya.

"naruto?" panggil hinata namun tidak ada respon. Hinata bingung dibuatnya ia menyibak selimut dan terkejut jika ia memakai kemeja milik naruto yang tanpak kebesar. Wajahnya memerah mengingat kejadian tadi malam. Namun gejolak diperutnya membuat ia berjalan kearah kamar mandi dan memuntahkan cairan bening. Kepalanya tiba-tiba terasa pening.

Ia membasuh wajahnya teringat sesuatu hinata berjalan mengambil kalender dinakas membalikkan lembar sebelumnya dan kembali membalikkannya manik membulat jantungnya berdegup kencang ia berjalan kearah meja rias membongkar laci demi laci disana. Ia menyambar kotak persegi panjang bewarna merah muda lalu membawanya kekamar mandi.

Ia keluar dengan raut wajah yang susah diartikan, air matanya lolos tanpa bisa dicegah.

.

.

.

Pemuda bermanik merah darah itu tanpak berjalan tergesa-gesa lalu membuka pintu kaca dengan cepat menatap seseorang yang duduk dimeja kayu yang dipenuhi oleh kertas-kertas. Manik sapphire biru teduhnya tanpak tidak lepas dari layar tipis persegi didepannya. Ia sama sekali tidak perduli akan orang yang seenaknya masuk kedalam ruangannya.

"kau puas" suara desissan tertangkap diindra pendengaran pemuda blonde yang masih saja sibuk. Kini tangannya bergerak mengambil sebuah map dan membacanya.

Brak!

"apa maumu bastard" pemuda bermanik merah itu menggebrak meja. Wajahnya memerah dengan urat-urat kepalanya yang menonjol.

"aku hanya memainkan mainanku saja menma" ucap pemuda itu kalem.

"berhenti membohonginya naruto kau sungguh pengecut" ucap menma menatap dalam wajah naruto yang saat ini terangkat menatapnya.

"membohongi? Siapa yang kubohongi?" menma muak ia membuang semua pekerjaan naruto yang berada diatas meja ia menarik kerah baju naruto membuat wajah mereka sangat berdekatan. Menma menahan agar kepalan tangannya tidak melayang kewajah tak berdosa milik naruto.

"hentikan permainanmu ini, baik kau maupun keluargamu sama saja kalian sama sekali tidak punya hati"

Naruto menatap datar menma lalu berkata "dibagian mana aku berbohong? Gangguan jiwa dalam 8 tahun kau kira tidak menyiksaku? Gangguan jiwa yang membuat otakku hanya berisi tentang bagaimana bejatnya aku menyiksanya diotakku hanya berisi penyiksaan-penyiksaan yang kuberikan kepadanya tanpa tahu kepada siapa aku melakukannya bahkan otakku sama sekali tidak bisa mengingat namanya dan wajahnya. Setiap hari menyiksa diriku agar semua ingatan itu pergi"

"berapa kali jarum suntik mengirim cairan-cairan menjijikkan kedalam tubuhku yang membuat tubuhku lumpuh namun otakku dengan kurangajarnya masih saja memutar semuanya. Bolak balik kesana kemari memasuki ruangan serba putih yang bagaimanapun aku dibawa warna itu selalu saja menyapaku seolah mengejekku yang tidak bisa melihat warna lain selain warna itu."

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang