[22]

197 35 30
                                    

Daseol kembali memasuki kamar Hayeon. Kali ini dia diminta langsung oleh Hayeon untuk mengambil flashdisk yang tertinggal di kamarnya. Karena tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi. Daseol tidak akan mengacak - acak kamar Hayeon. Dia benar - benar takut eonni-nya itu akan menjauhinya lagi.

Menemukan apa yang dicari. Daseol pun segera mengambilnya dan hendak keluar. Namun tatapannya tertuju pada sebuah amplop putih dengan logo kampusnya di sana. Daseol sedikit penasaran dengan isi amplop itu.

Pikiran dengan hatinya kembali beradu. Karena tidak bisa menghilangkan rasa penasarannya, Daseol pun meraih amplop itu. Membukanya dengan hati - hati agar Hayeon tidak mencurigainya.

Daseol membaca dengan cermat setiap kata yang ada di sana. Perasaannya bercampur aduk antara senang dan sedih setelah membaca surat itu.

"Jadi selama ini eonni mengikuti tes ini." Walau ingin senang, raut Daseol terlihat sedih mengetahui maksud surat itu. Dia belum bisa kehilangan Hayeon.

°•♡•°

Jihoon berjalan santai di gedung fakultas sastra. Tidak ada yang memperdulikannya karena dia memang tidak terlalu terlihat di jurusan sastra.

Tujuan utamanya ke fakultas ini hanyalah untuk menemui Hayeon. Dia ingin berterima kasih pada gadis itu karena telah mau ikut campur dengan masalahnya dan memperbaiki hubungan keluarganya.

Sebenarnya ini tindakan nekat Jihoon. Dia tidak memberitahu atau menanyakan di mana Hayeon berada. Dia tidak tau apa gadis itu memiliki jadwal atau tidak. Yang dia pikirkan hanya bertemu gadis itu dan mengucapkan terima kasih. Dia bahkan tidak peduli jika harus terus berkeliling fakultas sastra, seperti yang dia lakukan sekarang.

Selama beberapa menit berjalan, Jihoon melihat sosok yang tak asing dari pandangannya. Jihoon pun melangkah dengan santai tanpa mengeluarkan suara walaupun jarak mereka lumayan jauh.

Hayeon tersentak melihat sosok Jihoon yang tiba - tiba ada di sampingnya.

"Kenapa kau terkejut seperti itu ?" Tanya Jihoon polos. Rasanya Hayeon ingin sekali mencubit pipi putih itu karena menanyakan hal yang tidak perlu dijawab.

"Kenapa kau di sini ?" Tanya Hayeon balik. Mengabaikan pertanyaan Jihoon sebelumnya.

"Aku ingin menemuimu." Kata Jihoon datar.

"Ada apa ?"

"Kamsahamnida. Karenamu hubunganku dengan Yoongi sudah membaik." Jihoon memberikan senyum tulus yang mampu menghangatkan perasaan Hayeon.

"Cheonmaneyo." Tanpa sadar Hayeon juga membalasnya dengan senyuman manis yang membuat jantung Jihoon berdegup kencang.

Jihoon berusaha secepat mungkin mencari topik pembicaraan agar jantungnya berdetak normal lagi. Dia pun melihat amplop putih yang dipegang gadis itu. "Apa yang ada di tanganmu ?"

"Aa~ ini..." Jihoon yang curiga terus memandangi amplop putih yang sekarang disembunyikan Hayeon dibalik punggungnya.

"Apa yang kau sembunyikan ?"

Hayeon menghembuskan nafasnya. Sudah terlambat untuk menyembunyikan juga, pikir Hayeon. Dia pun kembali memperlihatkan amplop putih itu. "Ini surat persetujuan rektor. Aku mendapat kesempatan untuk melanjutkan S1 ku di Inggris."

Usaha Jihoon untuk menghentikan detak jantungnya berhasil. Bahkan jantunganya sekarang sudah tidak berdetak lagi. "Chukahaeyo !" Ucap Jihoon. Hayeon hanya membalasnya dengan senyuman datar.

"Kau tidak terlihat senang." Untuk kedua kalinya, Jihoon dapat melihat emosi pada gadis itu.

"Entahlah. Padahal ini impianku sejak awal. Tapi sekarang aku jadi sulit meninggalkan tempat ini."

"Waeyo ? Tempat ini bahkan tidak memberikan kenangan baik untukmu. Banyak masalah dan kejadian tidak mengenakan."

"Mungkin semua yang kau katakan benar. Tapi sekarang aku sudah punya teman yang bisa ku katakan baik. Soonyoung, Daseol dan juga kau."

Jihoon sendiri juga merasakan sesak yang dirasakan Hayeon. Dia tidak tau kenapa dadanya sesesak ini. Apa ini rasanya jika akan ditinggalkan seorang teman ?

"Tidak perlu bersedih. Tidak selamanya kau akan tinggal di sana." Hibur Jihoon. Hayeon pun berusaha menormalkan ekspresinya.

"Kapan kau berangkat ?"

"Sekitar 3 hari lagi." Seakan tertusuk jarum. Jantung Jihoon jadi terasa sakit. Kenapa harus hari itu !!?

"Lebih cepat dari dugaanku." Kata Jihoon. Hayeon hanya menganggukkan kepala.

Dengan kesadaran penuh, Jihoon menyentuh puncak kepala Hayeon dan mengacaknya lembut. Walau Jihoon memiliki tubuh pendek untuk ukuran pria, dia tetap bisa menggapai puncak kepala Hayeon dengan mudah karena tinggi mereka yang hampir sama.

"Sebelum keberangkatanmu, mari kita buat kenangan bahagia bersama. Dengan Soonyoung dan juga Daseol."

°•♡•°

Next chapter >>
     
     
    
"Aku masih ingin bersamamu."
     
     
      
"Rasanya seperti ada yang hilang dan terasa hampa."
     
     
      
"... aku jadi takut kehilanganmu."

°•♡•°

Setelah sekian lama update chapter panjang, sekarang bisa pendek (lumayan pendek) lagi 😅
Tapi mungkin chapter selanjutnya balik panjang lagi 😂

Thanks yang masih baca dan vomment sampai sekarang 😊

Kamsahamnida

Secret Love [Hoshi & Woozi Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang