[21]

204 33 12
                                    

Kampus sudah kembali ke rutinitas biasanya. Hayeon pun kembali ke aktivitas sehari - harinya.

Namun hari ini Hayeon berangkat ke kampus lebih pagi. Menurut Soonyoung, Jihoon ada kelas tadi pagi dan kemungkinan sebentar lagi akan selesai. Hanya untuk mengembalikan syal ini, Hayeon bahkan datang pagi walaupun dia tidak ada jadwal pagi.

Hayeon menyusuri setiap kelas jurusan musik. Soonyoung tidak mengetahui mata kuliah apa yang diikuti Jihoon hari ini. Alhasil dia mengintip dari tiap jendela dan mendapat pandangan dari setiap orang yang melihat gelagatnya.

Siapa orang yang tidak aneh (!?), saat melihat seorang Hayeon berjalan - jalan di dekat kelas musik dan mengintip - intip. Itu kejadian langkah di mata orang - orang.

"Hayeon-ssi.. Apa yang kau lakukan ?" Tegur seseorang dari belakang Hayeon.

Hayeon tersentak saat namanya disebut. Tidak akan ada orang yang memanggilnya selantang itu selain..

"Aa.. Jihoon-ssi.."

"Sedang apa kau di sini ?" Tanya Jihoon datar.

Hayeon menormalkan kembali ekspresinya. "Aku ingin mengembalikan sy.."

"Ikut aku ke ruang musik." Potong Jihoon menahan pergelangan tangan Hayeon dan menariknya sesaat.

Hayeon tidak bertanya lebih lanjut kenapa pria itu membawanya ke ruang musik. Dia hanya terfokus pada tangannya. Sentuhan Jihoon masih membekas walaupun tangan mungil itu sudah terlepas di tangannya.

Hayeon menyentuh kepalanya sebentar. Apa yang ku pikirkan ?? Aku tidak mungkin menginginkan senyuhan Jihoon lagi.

"Ada apa ? Kepalamu sakit ?" Tanya Jihoon saat dia sudah sampai di depan pintu ruang musik. Hendak membukanya dengan kunci yang sudah di tangannya.

"Ani. Nan gwaenchana. Bagaimana kau punya kunci itu ?"

"Dosen musikku memberikan kunci cadangan ini padaku. Alasannya cukup simple. Karena aku sering menemuinya untuk meminta kunci, dia jadi merasa terganggu dan memberikannya."

Hayeon menyunjingkan senyum. "Kau bisa mengganggu seseorang juga ya."

"Karena ini menyangkut kesukaanku."

"Masuklah. Ruangan ini jarang dimasuki seseorang, jadi tidak akan ada yang membicarakanmu."

Kenapa dia bisa berpikir seperti itu ? "Aku tidak masalah dibicarakan."

"Mungkin bagimu. Tapi tidak denganku." Hayeon mengerutkan kening.

"Aku ini dikenal tidak pernah dekat dengan perempuan dan kau dikenal tidak pernah berteman dengan seseorang. Apa yang akan mereka katakan jika kau tiba - tiba datang mengembalikan syal milikku ?"

Hayeon baru tersadar dan menjawab, "Mereka akan membuat berita bohong yang lainnya."

"Maja. Dan aku belum pernah mengucilkan atau dikucilkan seperti itu. Aku juga tidak ingin menjadi bahan omongan orang."

"Mianhae."

"Gwaenchana. Aku juga yang terlalu berpikir jauh."

"Kalau begitu, aku ingin mengembalikan syalmu." Hayeon bergerak mengeluarkannya kembali.

"Apa kau punya syal ?" Tanya Jihoon tiba - tiba. Hayeon menggeleng.

"Kau suka syal itu ?" Kali ini Hayeon bingung ingin menjawab apa. Dia bukan orang yang gampang kedinginan sehingga membutuhkan syal. Tapi dia merasa nyaman saat mengenakan syal ini.

"Kalau kau suka, aku akan memberikannya." Lanjut Jihoon.

"Kau serius ?"

Jihoon menggangguk pasti sambil melangkah menuju tempat gitar. "Cuaca musim gugur ini sedang tidak teratur, kau pasti membutuhkan syal. Apalagi sebelumnya staminamu sempat turun."

Secret Love [Hoshi & Woozi Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang