[16]

174 31 9
                                    

Di gerbang kampus, Soonyoung sedang menunggu kedatangan Hayeon. Dia sudah membaca habis catatan hariannya semasa SMP. Di dalam buku catatannya juga ada beberapa surat yang Soonyoung sendiri kesal membacanya. Soonyoung tidak menyangka pertemanan Hayeon berjalan seperti itu.

Dia sudah berusaha agar tidak terlalu ikut campur dalam masalah ini. Tapi perasaannya tidak bisa diam melihat temannya merasakan kesedihan ini. Terutama disaat Soonyoung sadar, dia sudah membuka luka lama itu setelah meminta Hayeon membantunya mendekati Daseol.

"Hayeon-ah.." Soonyoung berlari menghampiri gadis itu saat melihatnya dari kejauhan.

"Ehh.. Kau kenapa ?" Hayeon terkejut saat Soonyoung tiba - tiba memeluknya sehingga mereka sudah menjadi pusat perhatian.

Soonyoung melepaskan pelukannya dan menyentuh pundak gadis itu. "Hayeon-ah, kenapa kau tidak pernah bilang jika pertemananmu dulu sangat kelam ?"

Hayeon mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu ?"

"Aku sudah tau semuanya. Dulu kau punya seorang teman dan dia memanfaatkanmu dengan menggunakan ikatan sahabat."

Kerutan dikening Hayeon semakin jelas. "Darimana kau tau itu ??"

"Ehm... aku tau dari.. dari..."

"Dari mana ??" Paksa Hayeon. Dia bahkan mengguncang tubuh Soonyoung.

Hayeon sangat tidak suka jika seseorang mengusik masa lalunya. Terutama yang berhubungan dengan persahabatannya. Padahal selama ini Hayeon sudah berusaha menyembunyikannya. Jika mengingat pertemanan itu, matanya langsung memanas.

"Dari buku harianmu." Kata Soonyoung dengan lemah.

Hayeon ikut melemah. Tangan yang tadi memegang pundak Soonyoung, sudah mengepal di sisi badannya. "Darimana kau mendapatkannya ?"

"Mianhaeyo, Hayeon-ah.. Aku.. Aku mengambilnya dari kamarmu."

Kepalan di tangan Hayeon semakin kuat. Ekspresinya yang tadi kesal kini berubah menjadi datar.

"Ha-hayeon-ah, mianhaeyo !!" Soonyoung bergerak memeluk Hayeon kembali. Ini yang Soonyoung takutkan. Hayeon kembali bersikap dingin padanya.

"Maaf aku tidak bermaksud mengusik masa lalumu. Aku hanya ingin membantu menghilangkan kesedihanmu."

"..."

"Hayeon-ah.. Tolong maafkan aku !!" Mohon Soonyoung.

Hayeon mendorong tubuh Soonyoung paksa. "Mana buku harianku ??!"

Soonyoung mengambil buku harian itu dari tasnya dan menyodorkannya pada Hayeon.

Hayeon mengambil buku itu dengan kasar. "Kau tidak berhak mencampuri masalahku sejauh ini."

"Setelah ini jangan pernah temui aku."

Soonyoung berusaha menahan kepergian Hayeon. Tapi Hayeon menyingkirkan cengkraman Soonyoung dengan kuat.

Sekarang semua mata sedang menatap Soonyoung. Namun dia tidak peduli. Yang saat ini dipikirkannya hanyalah Hayeon.

"Aku melakukan kesalahan lagi." Dia mengacak - acak rambutnya kesal.

°•♡•°

Malam hari ditemani gumpalan awan hitam tanpa bintang dan bulan yang menerangi. Dengan sengaja, Hayeon juga mematikan lampu kamarnya lebih cepat. Dia sedang tidak ingin menemui orang - orang, terutama Daseol. Dia sangat yakin jika Daseol ikut campur dalam rencana Soonyoung.

Ponselnya pun sengaja di matikan dari pagi agar Soonyoung tidak menghubunginya. Dia sangat kesal dengan kelancangan pria itu.

"Beraninya dia masuk ke kamarku dan mengacak - acak barangku." Gumam Hayeon. Kekesalannya bahkan tidak bisa membuat air matanya mengalir. Saat ini dia butuh mengeluarkan cairan itu. Setidaknya setetes untuk melegakan emosinya.

Secret Love [Hoshi & Woozi Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang