Lari

2.7K 339 3
                                    

Sabtu pagi, setelah membersihkan trailer, aku bersiap sarapan. Semangkuk oatmeal dan segelas kopi hitam, itu makanan yang kupunya.

Tok.

Tok.

Tok.

Saat menyeduh kopi, aku mendengar suara ketukan di pintu. Setelah membuka kuncinya, pintu kubuka.

Mack.

"Hai, San, punya gula? Aku mau bikin kopi tapi kehabisan gula, nih," katanya.

Tetanggaku yang berusia 30-an tahun itu tersenyum padaku sambil memasang tampang memelas.

Aku mengangguk. Perlahan mundur untuk membuka pintu lebih lebar, membiarkannya masuk.

"Ada," jawabku sambil berjalan ke arah pantry mungilku.

Aku lalu membuka cabinet untuk mengambil wadah gula.

Tapi....

Sepasang tangan tiba-tiba melingkari pinggang.

"Kau cantik sekali, mau bercumbu denganku?" bisik Mack yang saat ini sudah merapatkan tubuh depannya di raga belakangku. Tonjolan area pribadinya digesekkan ke bokongku.

"Get off me, Mack," kataku, berusaha tenang.

Ini bukan kali pertama Mack berbuat kurang ajar seperti ini. Namun, dia hanya bercanda. Biasanya segera melepaskanku sambil tertawa sesaat setelah aku memintanya.

Namun....

Alih-alih melepaskanku, tangannya naik ke atas, telapaknya melingkupi satu payudaraku. Tangan lainnya memegang area pribadiku. Dia mulai menciumi leherku.

Panik seketika merajai jiwa.

"Get Off! Lepas! Lepas!"teriakku sambil meronta.

"Shhs... udah, deh jangan belagu. Tenang aja, aku bayar kok. Dua bulan ongkos rental trailer bututmu ini, plus bonus buat belanja persediaan makanan, that... if you willing to suck my dick," katanya sambil terkekeh.

Mataku membelalak. Ketakutan menyelimuti raga. Tapi, survival insting seketika menyeruak otak. Mataku melihat sekitar, mencari sesuatu... apa pun itu, untuk kugunakan sebagai senjata.

Gunting, di pojok ujung countertops ini.

Tangan kananku berusaha menggapai ke arah sana, sementara Mack meremas payudaraku, menekan area pribadiku ke belakang agar bokongku semakin menempel di miliknya yang terus digesekkan. Nafasnya kian memburu di leherku, lidahnya menjilati kulit area sana.

Uhh, menjijikan.

"Aku tau... cepat atau lambat, kau akan menjadi seorang pelacur. Aku pastikan, aku akan menjadi pelanggan pertamamu, San," katanya dengan nada menggeram.

Tanganku terus menggepai gunting di ujung sana.

Dapat!

Dengan mengepalnya kuat di tangan kanan, sepenuh tenaga, aku menghujamkan gunting itu di paha kanan Mack.

Sedetik kemudian dia berteriak. Lalu melepaskanku seketika. Kemudian berjalan mundur dua langkah.

Matanya membesar di antara kaget dan menahan rasa nyeri.

Saat matanya mendapati gunting yang masih tertancap di pahanya, dia mengangkat wajah untuk menatapku dengan sorotan kemarahan.

"You, Bitch!" bentakknya penuh kebencian.

Tanpa berpikir panjang, aku segera menarik tas ransel kanvasku dari lantai, lalu berlari ke luar secepatnya meninggalkan Broken Curse Trailer Park. Tempat aku tinggal selama beberapa tahun terakhir ini.

Kemana?

Entahlah. Aku sungguh tidak tahu.

Yang kumengerti, aku harus lari, secepat-cepatnya, tanpa pernah menoleh lagi.

Aku paham....

Tidak mungkin aku kembali lagi ke sini.

Luca #1 Romano Brothers SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang