Lelaki itu menyetir mobilnya, sesekali meremas rambutnya frustasi. Ia ingin pergi jauh dari tempat yang harusnya bisa disebut zona nyaman itu. Namun baginya, zona nyaman tidak akan pernah ada.
Lalu ia berhenti pada sebuah bar. Ia berjalan masuk dan memesan segelasㅡbukan, sebotol alkohol.
"Mau rokok?" tanya seorang gadis kepadanya.
Lelaki bernama Taeyong itu menoleh, melihat seorang gadis cantik yang pakaiannya lumayan tertutup itu menyodorkan sekotak rokok miliknya.
Tangannya mengambil satu batang rokok tersebut, seraya pematiknya. "Lo ngerokok?" tanya Taeyong dan diangguki oleh si gadis.
"Kalo lagi stress." Jawabnya.
"Minum juga?"
"Kadang."
Taeyong jadi berdehem panjang sebelum menyesap batang rokoknya. Ia menghisapnya dalam dan menghembuskannya perlahan seraya melepaskan segala rasa frustasinya.
"Masalah lo banyak banget kayaknya," celetuk gadis itu dan menuangkan isi dari botol alkohol milik Taeyong dan menegaknya.
Setelah itu ia ganti menuangkannya pada gelas Taeyong, membiarkan lelaki itu menegak miliknya.
Pemuda itu mengangguk ringan dengan tangan kanan yang sudah meraih gelas itu, ia menegak isinya dengan tenang.
"Temani gue minum."
Gadis itu hanya menyunggingkan senyum dan mengangguk mengiyakan sambil menuang kembali isi botol tersebut.
Dimalam itu Taeyong menceritakan segala hal yang membebaninya kepada si gadis. Bercerita terus menerus sambil menegak minumannya hingga dimana ia melebihi titik batasnya.
☕
Hingga fajar tiba, Taeyong baru sadarkan diri. Ia melihat sekeliling ruangan yang sangatlah berbeda dengan tempat terakhir yang ia datangi. Ia melihat kebawah, melihat ranjang dengan seprai berwarna biru langit yang juga berbeda dengan kasur miliknya.
"Taeyong?"
Sebuah panggilan membuatnya menoleh kearah sumber suara. Pemuda itu terdiam, melihat sosok kekasihnya sudah berdiri diambang pintu.
"Sayang? Kok aku ada disini?" tanyanya dengan raut wajah kebingungan.
Gadis itu tersenyum kecil dan berjalan mendekat. Jadi mendudukkan diri disebelah Taeyong.
"Semalam aku yang bawa kamu kesini. Aku tahu kamu lagi ada masalah dirumah."
Sebentar, Taeyong jadi teringat oleh gadis semalam. Dia tidak mungkin orang yang sama dengan gadis polos dihadapannya. Penampilannya berbeda. Atau Taeyong saja yang kurang memperhatikan gadis itu?
"Hm, semalam itu aku, kok." Seakan bisa membaca pikiran Taeyong ia berkata demikian, membuat lelaki itu ternganga kecil tak percaya. "Sepertinya kamu lupa dengan pacarmu sendiri."
"M-maaf. Sungguh akuㅡ" ucapan Taeyong terhenti karena gadis itu segera meletakkan jari telunjuknya ke bibir lelaki itu.
"Kamu suka minum, kamu suka rokok. Kamu suka ke bar kalau ada masalah. Aku paham itu, tapi kamu udah janji gak akan begitu lagi, dan aku maklumi kamu untuk kali ini." Jelas gadis itu dan kembali tersenyum tipis.
Taeyong jadi meraih pergelangan tangan gadis itu, menyingkirkan telunjuk si gadis dari bibirnya. "Ini yang terakhir. Aku janji." Ia menangkup pipi gadia itu lalu kembali bertanya. "Jadi selama ini kamu ngerokok dan minum juga?"
Gadis itu menggeleng pelan. "Gak. Aku sengaja akting begitu dan cukup itu yang terakhir. Rasa alkohol itu menyiksa tenggorokanku, tau!" jawabnya dengan nada kesal lalu menggembungkan pipinya. Membuat Taeyong gemas.
Taeyong hanya terkekeh kecil lalu memainkan kedua pipi gadis itu. "Maaf. Lagian gak ada yang minta kamu minum, kok." Godanya dan mendapat cubitan dilengan. "Iya. Iya. Aku yang salah. Tapi kenapa kamu sampai bela-belain pergi ke bar juga, hm? Saking sayangnya sama aku?"
"Karena aku lihat mobil kamu. Lagian jarak dari apartemen ini gak jauh darisana. Iya, itu bonusnya."
"Jangan diulangi lagi, aku gak suka pacarku minum sama ngerokok apalagi pakai pakaian minim. Aku gak suka." Jelas Taeyong dan mengecup bibir ranum gadis itu.
"Taeyooooong!" geramnya dengan pipi yang merona. "Kamu masih mabok ya?"
"Hehe, besok-besok kalau aku ada masalah aku larinya ke kamu, deh. Bibir kamu lebih mabukin daripada alkohol ternyata," ujar Taeyong dan mencubit gemas pipi kekasihnya lalu mengecup lagi bibir gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time ●NCTxWayV
Short StoryNCT & WayV short stories collection~ ©2017-lilvain