05. Rain ㅡSJN

437 58 6
                                    

"Maaf, Nona. Kami akan segera tutup." Pelayan itu mengingatkan gadis yang sedari tadi duduk di meja paling pojok itu.

Gadis itu menghela nafasnya kasar, masih ingin duduk diam menenangkan diri di cafe malam itu.

"Di luar masih hujan, anda tega mengusirku ketika hujan seperti ini, Tuan?" tanyanya membuat pelayan dengan name tag 'JOHNNY' itu terdiam.

Johnny satu-satunya pegawai yang tertinggal serta yang bertugas mengunci hanya bisa mengiyakan, hujan diluar terlalu deras, tak mungkin ia tega mengusir pelanggannya ditengah hujan seperti ini.

"Duduk saja, aku gak keberatan kok." ucap si gadis membuat Johnny mengangguk.

Pemuda itu duduk dihadapannya, dengan tingkah yang masih kaku.

"Kamu pegawai baru?" tanya gadis itu kembali.

Johnny mengangguk kecil. "Hm, saya masih terbilang baru sih," katanya jujur.

"Jangan terlalu formal, aku bukan atasanmu juga."

"Baik. Kenapa andaㅡ maksudku kamu memilih berlama-lama disini?" tanya pemuda itu.

"Moodku sedang buruk, aku sedang malas pulang ke rumah." Jawab gadis itu enteng sambil memainkan sedotan di dalam gelasnya.

"Habis putus cinta ya?"

"Hm, mungkin? Memang ya, patah hati itu menyakitkan,"

"Aku juga sering begitu, memang sakit sih,"

"Hah, kenapa jadi curhat?"

Keduanya jadi larut kedalam obrolan masing-masing sampai tak sadar jika waktu juga semakin larut.

"Hampir tengah malam dan hujan belum juga berhenti, tidak mungkin juga kan kita menginap disini?" ucap Johnny memandang keluar jendela

"Tidak ada payung disini? Atau kita berteduh di luar saja?" gadis itu memandang halte sepi diseberang sana.

Johnny menggeleng, "diluar dingin, lebih baik disini."

"Lebih baik cepat pulang daripada berlama-lama disini," kata gadis itu membuat Johnny bergidik ngeri. "Haha, maksudku aku ingin cepat tidur, bukan karena ada 'sesuatu' disini."

Pemuda itu menghela nafas lega karena itu cuma firasatnya saja. Tapi ia tadi sempat merasakan suatu hawa dingin yang membelai kulit lehernya, membuatnya sempat merasa ngeri.

"Oh iya, biasanya ngapain kalau sedang hujan?" tanya Johnny membuat keadaan agak ramai.

Jika ia tidak membuka suara, hawa dingin dan sepi serta suara rintik hujan akan membuatnya bosan dan kembali membayangkan hal yang menyeramkan.

"Hm, biasanya aku pergi tidur atau membuat coklat panas, biasanya juga terngiang kenangan-kenangan indah,"

"Apa semua perempuan seperti itu? Kebanyakan suka teringat kenangan manis saat hujan," celetuk Johnny dan tertawa renyah.

"Haha, bisa jadi. Kalau kamu?" tanya gadis itu balik bertanya.

"Aku?" Johnny bergumam dan menerawang. "Kalau hujan begini aku membayangkaan sesuatu,"

Si gadis mengkerutkan dahi menunggu lanjutan kalimat Johnny.

"Ya, ramen rebus. Aku jadi lapar membayangkannya."












A/N:

Ya, ini tijel, aku tau kok.

Once Upon A Time ●NCTxWayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang