Siang itu ketika istirahat makan siangㅡlagi. Taeil menarik lengan Jaehyun ke perpustakaan. Tempat yang jarang di masuki para siswa selain untuk membaca, tidur, dan membolos. Cukup sepi untuk menceritakan mimpi Taeil semalam.
Dan sekarang Jaehyun sudah selesai mendengarkan cerita panjang lebar teman baiknya itu.
"Jadi, begitu. Apakah kamu familiar dengan nama Helios itu?" tanya Taeil pada Jaehyun yang kini beranjak dari tempat duduknya.
Ia mengangguk pelan lalu mengendikkan bahunya. "Entahlah aku benar atau salah, tapi pas banget kamu mengajakku kemari." Kata Jaehyun ganti membuat Taeil kebingungan. "Aku cari buku sebentar, hyung disini saja."
Ucapan Jaehyun barusan makin membuat Taeil bingung dua kali. Cari buku sebentar. Perkataannya barusan sudah seperti anak rajin yang sudah tahu-menahu tentang seluk-beluk perpustakaan ini. Ralat, atau mungkin sudah seperti penjaga perpustakaan?
Tapi kata sebentar yang diucapkan pemuda bertubuh tinggi itu beberapa menit yang lalu memanglah sebentar dalam arti konjungsi temporal. Pemuda itu sudah kembali lima menit setelahnya dengan tangan kanan penuh dengan dua buku.
"Nah," Jaehyun kembali duduk dan menyodorkan dua buku itu ke hadapan Taeil. "Bacalah."
Taeil mengerjap cepat ketika melihat serta membaca sampul buku itu. "Ini buku mitologi Yunani? Apa maksudnya?" tanyanya belum paham dengan Jaehyun. Ya, Jaehyun memang pintar tapi bukannya ini keterlaluan jika hanya menyodorkan buku tanpa memberi penjelasan singkat? Bukannya malas, tapi ia ingin ke poin utamanya saja.
"Sini." Jaehyun yang sudah bagaikan profesional itu membuka halaman yang menampilkan salah satu sub-judul disana. Satu buku lagi ia membuka kisah sebuah bunga matahari. "Dari sini kamu bisa tahu cerita dibalik mimpimu."
Taeil lagi-lagi memgerutkan dahi seraya melirik Jaehyun aneh. Sejak kapan anak itu memiliki ketertarikan pada mitologi semacam ini? Pikir Taeil demikian.
"Oh, oke. Jadi, Helios itu Dewa Matahari dan Clytie itu, katakanlah kekasihnya? Namun karena Aphrodite mereka berdua berpisah dan jadilah kisah Bunga Matahari ini? Lalu hubungannya denganku apa?" tanya Taeil lagi yang sampai sekarang belum paham.
"Entah. Mungkin saja kamu ada hubungannya dengan Helios." Jawab Jaehyun yang tidak dapat memberi kepastian seratus persen. "Eh? Tapi kalau dipikir lagi, kenapa Helios, Dewa Matahari sedangkan namamu Moon Taeil yang bisa diartikan Bulan di Bahasa Inggris?"
"Ya mana kutahu, tanya orang tuaku sana."
🌻
Sudah dua bulan lebih Taeil memimpikan hal yang sama dan tetap tidak menemukan titik temu. Apalagi misi pendekatannya selalu mengalami kesulitan.
Seperti saat itu,
"Rose, ada waktu tidak?"
"Kalau saat ini aku mau mengerjakan tugas,"
"Rose, mau pulang bareng?"
"Ah, aku ada janji sama Doyoung, mau padus."
"Kapan-kapan jalan bareng aku ya, Rose."
"Sekalian ajak anak-anak, biar rame."
Ya begitu, setiap Taeil menawarkan sesuatu, Rose selalu menolak. Mungkin menghindar. Mungkin saja ia sudah tahu kalau Taeil suka padanya? Ah tidak mungkin.
"Jaehyuuuuun, sekali ini saja." Pinta Taeil sudah merengek seperti bayi.
"Siapa sangka dia tidak suka padamuㅡ"
"Hei jaga mulutmu." Ketus Taeil diakhirnya membuat Jaehyun terdiam.
"Hm, oke. Aku gak bisa. Rose itu sulit, dia sudah seperti punya rencana sendiri. Kecuali...," ucapan Jaehyun yang menggantung membuat Taeil penasaran. "Jalan pintas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time ●NCTxWayV
Kısa HikayeNCT & WayV short stories collection~ ©2017-lilvain