Jonathan Zakaria seorang korban selamat dari pembunuhan berantai yang dilakukan oleh pria berkewarganegaraan Jepang berinisial N.Y memberi kesaksiannya di kantor polisi saat ini.
"Selamat siang, saya Detektif Jenandra." Ucap lelaki berparas kalem itu dan duduk dihadapan Jonathan. "Jadi, bisa dijelaskan kronologi kejadiannya, Tuan?"
"Waktu itu aku bertemu dengan Nakamoto tanpa sengaja di jalan. Kira-kira sekitar tengah malam, seingatku."
Detektif bernama Jenandra tadi mencatat apa yang di ucapkan Jonathan. Ia memandang Jonathan setelahnya. "Lalu? Bagaimana anda bisa disekap?"
"Hm, ia memukulku dengan tongkatnya, tepat di bahuku..." ceritanya sembari mengingat-ingat kejadian. "Aku jatuh pingsan dan tiba-tiba terbangun di suatu ruangan."
Jenandra berdehem panjang dan memainkan bolpoinnya.
"Coba tunjukkan." Pintanya dengan nada datar.
Jonathan menunjukkan bahunya yang lebam, habis dipukul benda keras.
Jenandra melihatnya tak lama lalu kembali menanyainya. "Bagaimana keadaan ruangan ketika anda siuman?"
"Aku mendengar banyak jeritan dan bau anyir disekelilingku. Aku melihat mereka mati satu persatu. Nakamoto mengayunkan pisau besar itu sesuka hatinya." Raut wajah lelaki itu berubah. Ekspresi takutnya terlihat. "Aku hanya memejamkan mataku dan berdoa agar selamat."
Sang detektif hanya menulis pada buku kecilnya itu. Ia merangkai satu kejadian ke kejadian lain.
Ia mendongakkan kepala, kembali memberi Jonathan pertanyaan. "Bagaimana Nakamoto Yuta bisa mati begitu saja? Padahal ia pelaku pembunuhan itu?"
"Tergelincir. Ia tergelincir darah korbannya saat itu."
"Anda melihatnya?"
"Ya."
Jenandra berdiri dari duduknya, ia berjalan memutari Jonathan, melihatnya dari atas kebawah.
Lelaki yang berstatus korban itu hanya duduk santai. Terlalu santai bagi Jenandra saat ini.
"Baik. Berapa jumlah korban Nakamoto Yuta seingat anda?"
"Aku tidak tahu pastinya, tapi aku bisa lihat ada sekitar sepuluh orang?"
"Menurut anda, apa alasan dibalik ini semua?"
"Tidak tau. Mungkin ia hanya ingin saja."
"Apa anda mengenal Nakamoto Yuta sebelumnya?"
"Ya. Dia salah satu kawanku saat sekolah."
Seseorang dengan seragam polisi masuk kedalam ruangan. Polisi bername-tag Thomas datang menghampiri Jenandra dan membawa satu map berisi berkas-berkas penting.
"Ini yang kamu minta." Ucap Thomas dan meletakkan map itu.
"Terima kasih." Jenandra tersenyum ramah, membiarkan Thomas pergi melanjutkan tugasnya.
Ia membuka map itu, berkas-berkas milik Nakamoto Yuta terkumpul disana. Mulai akta kelahiran sampai riwayat kesehatan.
"Lahir di Osaka, Jepang. Mahasiswa pertukaran pelajar di Universitas XX. Pernah memiliki gangguan kecemasan." Jelas Jenandra lalu menatap Jonathan. "Anda tau soal Anxiety Disorder yang dimilikinya?"
Jonathan mengangguk. "Sejak tiga tahun silam."
"Anda pernah berupaya menyembuhkannya?"
"Aku selalu menemaninya ke psikiater."
"Baik." Jenandra mengambil kantong plastik berisikan pisau berlumur darah. Ia meletakkannya diatas meja. "Beri kejelasan soal ini."
Jonathan menghela nafasnya berat. "Itu pisau yang digunakannya, kan?"
"Apa lagi yang anda tahu?"
"Itu saja."
Jenandra menggebrak meja. Ia sudah tidak tahan dengan lelaki dihadapannya. "Cukup sandiwaranya! Anda terbukti bersalah."
Jonathan tertawa kecil, ia mendecih. "Haha, hebat. Kupikir detektif bau kencur sepertimu tidak akan menyadari sandiwaraku."
"Anda menguji saya? Sudah jelas gerak-gerik anda menunjukkannya. Belum lagi penjelasan anda."
"Aku terlalu santai, ya? Atau aktingku saat ketakutan terlihat tidak natural?"
"Dari penjelasan anda, semuanya terdengar janggal. Tidak mungkin ada korban selamat kecuali pembunuh itu sendiri, tapi disini Tuan Nakamoto sudah jelas ditikam di bagian dada, bukan tergelincir darah atau apapun itu. Anda mengikat diri, berlaku seolah korban, memberi kejelasan yang lumayan rinci. Saya yakin anda melukai bahu anda sendiri." Jelas Jenandra panjang lebar. "Gangguan kecemasannya juga sudah dapat disembuhkan karena dalam riwayat tertulis 'pernah' yang berarti sekarang tidak lagi kan? Beda kasus jika itu tertulis 'memiliki'"
"Yayaya, kamu pintar. Selamat, ya, anak kecil."
"Jonathan Zakaria, anda dinyatakan bersalah. Berlaku seolah menjadi korban, mengelabui polisi, memiliki gangguan mental, pembunuh berantai yang selama setahun terakhir ini dicari polisi."
Kim Jungwoo as Detektif Jenandra
Kim Doyoung as Police
Bingung g kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time ●NCTxWayV
PovídkyNCT & WayV short stories collection~ ©2017-lilvain