Jaehyun menahan langkah gadis itu, tangannya kini menyekal lengan kurus si gadis membuat si gadis yang diketahui namanya adalah Rose itu menoleh.
"Kamu mau apa, Jae?" tanyanya sudah lelah dengan tingkah Jaehyun sekarang.
"Aku gak akan ngelepas kamu, Rose. Gak akan. Sampai kapanpun!" Nada bicaranya meninggi, protes pemuda itu.
"Terserah! Just leave me!" Rose menghempaskan lengannya kasar, namun dibalas dengan cemgkraman yang makin kuat oleg Jaehyun. "Lepas, Jae!"
Jaehyun jadi mendorong gadis itu hingga punggungnya menyentuh dinding dengan kasar. Tangannya mengunci kedua tangan gadis itu, badannya mendekat ke si gadis dan menciumnya paksa.
Rose mencoba menendang pemuda itu dan berhasil membuat Jaehyun menjauh. "Sudah, Jae. Aku lelah dengamu, kau kasar dan seenaknya!"
"Aku tidak akan melepasmu, Rose. Ingat itu baik-baik!"
Ucapannya hanya dianggap angin lalu oleh Rose, gadis itu melenggang pergi dari hadapan Jaehyun, kini menghampiri pemuda lain yang sangat Jaehyun kenali, June, nama pemuda itu.
🌹
Rose yang entah kenapa bisa kehilangan kesadarannya kini mulai membuka kedua kelopak matanya. Iris hazelnya kini menerawang ke setiap sudut ruangan.
Hingga beberapa sekon kemudian matanya mengarah ke mulutnya, sebuah kain menutup area bawah wajahnya, ia tak dapat berucap sekarang, hanya rontaan yang tertahan yang bisa ja keluarkan sekarang.
Ia duduk dilantai, dengan tangan dan badan yang terikat di sebuah tiang yang kokoh disana serta banyak mawar putih dengan tangkai berduri yang mengelilinginya sekarang.
'Aku diculik?' batinnya dengan rasa takut yang kini mulai menjalar.
Ruangan gelap berbau mawar dan minyak tanah yang bercampur jadi satu, serta suasana yang tidak bersahabat membuatnya ingin pergi dari tempat asing ini sekarang juga.
Tak tak tak
Suara derap langkah kaki yang membuat ketukan dilantai kayu honi ini membuatnya memejam, takut-takut ada hal lain yang 'mengejutkan' untuknya.
"Rose, sudah kubilang kan?"
Mendengar suara itu Rose langsung membuka mata, melotot kaget setengah tak percaya dengan perbuatan gila seorang Jung Jaehyun ini.
Racauannya kembali tertahan, tidak berguna jika ingin protes sekarang, mulutnya terkunci rapat untuk saat ini.
Jaehyun mendekat, kini jadi berjongkok dan menatap gadis itu lekat. "Aku tidak akan melepaskanmu semudah itu, Roseanne." Katanya lalu membelai pipi gadis itu lembut.
Belaian yang mulanya lembut itu kini menjadi sebuah tangkupan pipi yang kasar. "Kau pikir aku bercanda mengenai itu? Aku serius." Jaehyun jadi menolehkan paksa kepala gadis itu kesuatu sudut ruangan yang remang disana. "Say goodbye to June, Rosie."
Mata Rose membulat sempurna tak menyangka jika June berdiri disudut lain ruangan, dengan wajah pucat.
Tak lagi bernyawa.
Rose kembali memberontak, kakinya menghentak keras lantai meski sedang diikat. Air matanya mengalir deras melihat sahabat serat orang yang ia sayangi mati mengenaskan didepan matanya seperti ini.
Sungguh, segala sumpah serapahnya kini terlontar untuk seorang Jung Jaehyun meski tertahan dalam hatinya.
"Rose, jangan sakiti dirimu, atau hatiku ikut sakit melihatmu seperti itu," ucapnya mendramatis. Jaehyun menurunkan kain yang sedari tadi membekap mulut Rose.
"Fuck you Jung Jaehyun! You jerk, really! Bajingan, brengsek, sampah!" umpatnya tanpa henti merutuki Jaehyun seraya terisak. "Kenapa kau membunuhnya? Kenapa!" Teriak Rose sejadinya, tak mengerti lagi ia sedang dalam situasi apa sekarang, kepalanya terlalu berat sekarang.
"Ssst... Jangan teriak seperti itu, kau mau mengganggu June yang tertidur itu, hm?" kata Jaehyun kembali memainkan rambut gadis itu.
"Sumpah. Kau manusia terkeji yang pernah aku kenalㅡhuks," tuding gadis itu masih dengan air mata yang berlinang.
"Apa bedanya denganmu yang bermain dibelakangku, Nona? Berselingkuh dengan June, teman kita? Hatiku sakit...," jelasnya sudah menepuk pelan dada kirinya. "Kau dan juga si pengkhianat itu pantas mendapatkan ini!" imbuhnya dan melepaskan tangkupannya kasar, membuat wajah gadis itu tertoleh ke kiri.
Rose menekuk kakinya mendekat ke tubuhnya, terlalu takut dengan sosok Jaehyun sekarang. Ia menutup mulutnya rapat, menahan isak tangisnya sekarang.
Bagaimana bisa Jaehyun yang selama ini dikenalnya memiliki sisi iblis seperti sekarang.
"Rose, apa kau tahu kenapa banyak mawar putih disini? Itu menunjukkan jika aku tulus padamu," Jaehyun mengambil setangkai mawar putih berduri itu dengan telunjuk dan ibu jarinya. "Tapi mawar itu berduri, mawar itu menyakiti perasaan tulusku ini." Tangannya meremas tangkai itu, membuat darah segar lolos dari kulit tangannya.
Gila. Batin Rose demikian.
"Bagaimana bisa aku tidak muak denganmu, Jae? Kau hanya peduli dengan dirimu, tidak denganku. Kau psikopat!"
Jaehyun menggeleng pelan, lagi-lagi mencoba membelai gadis itu dengan tangan penuh darahnya namun segera Rose memalingkan wajah.
"Aku hanya terobsesi denganmu, aku terlalu mencintaimu sampai seperti ini, sayang." jelas Jaehyun lagi namun terdengar menyeramkan bagi Rose.
"Cih. Lebih baik kau melupakanku segera dan membusuk dipenjara sana!"
Jaehyun memegang ujung dagunya, mendongakkan kepala gadis itu kecil hingga saling bertukar tatap. Pemuda itu menyeringai kecil. "Kau percaya jika bau bangkai kelak akan tercium meski pembunuh itu menyembunyikannya serapi mungkin? Bagaimana jika aku lebih cerdik dari si pembunuh itu?"
Jaehyun melihat sekelilingnya sejenak. "Bagaimana jika aku membakar gudang tua ini hingga mayat June ataupun dirimu menjadi abu? Dan aku? Berakting seperti orang bodoh yang bersedih karena kedua temannya menjadi korban penculikan, pembunuhan, serta kebakaran? Cukup cerdik untuk menghilangkan jejak kan?" lanjut pemuda itu. "Hidup atau matinya dirimu, sangat berpengaruh, Nona. Jika kau tahu itu."
Rose tercekat, ia makin memberontak. Jujur, siapa yang ingin mati seperti ini?
"Rose, aku mencintaimu. Tapi, if this white roses turned all black, it means I don't love you anymore. Sorry," Jaehyun mengeluarkan sebuah pematik dari sakunya, kini ia melangkah mundur hingga punggungnya menyentuh sebuah pintu keluar. Ia mulai menghidupkan pematiknya. "Say goodbye to the world." Lalu, menjatuhkannya ke lantai begitu saja.
Membiarkan si jago merah membakar seisi gudang tua itu seluruhnya.
A/N:
Dark sekali y
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time ●NCTxWayV
Historia CortaNCT & WayV short stories collection~ ©2017-lilvain