Aku dan Yangyang adalah sahabat dari kecil, bermain bersama, makan bersama, sampai kadang tidur bersama pun sudah menjadi hal biasa saat kami kecil.
Salah satu permainan yang sangat kami suka adalah bermain petak umpet. Ah, iya, anak tetangga lain yang bernama Jaemin juga sering bermain dengan kami, namun sekarang kita tidak tahu keberadaan dia sekarang ada dimana.
"Apa Kamu ingat saat kita bermain bersama dulu?" tanya Yangyang tiba-tiba ketika kita sedang mengerjakan tugas kelompok disuatu kafe.
Aku berhenti menekan keyboard dan menatap Yangyang dengan sedikit berpikir. "Waktu kita main petak umpet?" tebakku.
"Benar. Apa mungkin hal itu berkaitan dengan Jaemin juga?" tanyanya lagi, padahal kita sudah berjanji tidak akan membahas menghilangnya Jaemin secara misterius itu. "Bisa juga 'kan? Jaemin mendadak hilang pun saat kita bermain petak umpet di rumahku."
Aku menghela nafas kasar dan menutup sedikit laptopku itu. "Sudahlah, Yang. Jangan bahas ini lagi."
Tatapan Yangyang makin menyipit, seperti melihat ada sesuatu dari diriku. Ck, dia kenapa sih? Tiba-tiba jadi tidak jelas begini.
"Hei, sepertinya Kamu menyembunyikan sesuatu dariku ya?" tebaknya, aku agak terkejut dengan ucapannya barusan, memang apa yang kusembunyikan?
"Gak. Lalu, kenapa Kamu malah membahas itu setelah bertahun-tahun kejadian itu terjadi, hm?"
"Karena Aku sudah remaja, gak ada salahnya dong mencurigai suatu kasus aneh yang gak mungkin anak kecil mengerti? Paham 'kan?" Yangyang menyunggingkan bibirnya, seakan ingin sekali mengetahui hal itu.
Aku berdecak dan memutar bola mata malas. "Yang, bisa tidak membiarkan masa lalu berlalu begitu saja?"
"Gak bisa, ini menyangkut seseorang juga." Tegasnya.
"Jaemin sudah mati, jangan bahas dia lagi!" Bentakku kepadanya yang sangat keras kepala itu.
Sebuah senyuman kecil tertarik dari bibir lelaki itu, ia sudah menemukan jawabannya. "Nah! Kau kena. Jadi, ceritakan semuanya yang Kamu ketahui."
Aku kembali berdecak dan merutuki mulutku yang sudah menyebutkan suatu rahasia besar yang hanya Aku dan Jaemin ketahui.
.
.
."Sekarang Kamu yang jaga!" pinta Yangyang menunjukku yang berada didekat Jaemin.
"Yah, tidak bisa dong! Kalian kan sulit banget dicari!" Keluhku yang tidak mau menjaga.
Jaemin terkikik dan berkata. "Udah deh, cepat jaga dan temukan kami berdua hihi,"
Dengan malas aku berjalan kearah tembok dan mulai menghitung, sedangkan keduanya pergi mencari tempat persembunyian.
☆
Jaemin pergi kesalah satu ruangan sedangkan Yangyang memilih bersembunyi di kolong meja. Jaemin kini menutup pintunya, ruangan kosong yang baru ia ketahui selama beberapa bulan, ia tahu seluk beluk rumah ini. Tempat kosong hanya ada sofa, almari dan juga sebuah cermin besar yang tertutup oleh kain putih yang lumayan usang dan berdebu. Apakah ini gudang? Entahlah, yang terpenting ia dapat bersembunyi.
Gadis kecil yang sudah menyelesaikan hitungannya itu kini mulai mencari kedua teman lelakinya, berharap menemukan keduanya dengan cepat.
Namun, ketika Jaemin sedang mengintip dari lubang kunci, sebuah gedoran terdengar. Sudah jelas bukan dari pintu yang kini ia buat mengintip. Sesuatu yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time ●NCTxWayV
Short StoryNCT & WayV short stories collection~ ©2017-lilvain