"Kenapa kamu membantuku?" tanya Minwoo agak merintih ketika Jennie menekan luka disudut bibirnya dengan kain basah.
Jennie menghela nafas pelan. "Tugasku menolong orang dan menghentikan orang seperti Johnny Seo itu. Apa perlu ke orthopedis? Siapa tahu tulangmu remuk,"
Minwoo jadi mendesah pelan tak menyangka jika 'pahlawan'nya ini lumayan menyebalkan.
"Sebaiknya jangan membuat masalah dengan Johnny, kemarin dia membuat tangan seseorang patah dan satu siswi dijatuhkan dari jendela lantai dua." Kata pemuda itu pelan masih susah berbicara karena sudut bibirnya yang robek itu.
"Aku bisa kok membuatnya bertekuk lutut. Tenang saja, seorang Jennie tidak akan kalah segitu mudahnya." Gadis itu dengan percaya diri tersenyum tanpa beban ke arah Minwoo membuat si pemuda terdiam, ia malu.
Ia begitu mudah menundukkan kepala didepan Johnny, beda dengan gadis bernama Jennie ini, dia berani dan sangat percaya diri bisa membuat Johnny 'jatuh'.
"Kamu gak takut sama kep-sek atau yang punya sekolah ini?"
"Minwoo, everything will be fine. Itu tugasku dari sekolah jadiㅡ" ucapan Jennie kali ini terputus ketika mendengar sebuah ledakan yang menurutnya sebuah letusan dari ban kendaraan dari lantai bawah. "Ck. Jangan bilang ini ulah Johnny Seo sialan itu."
🔰
"DIAM!" Bentak Johnny ke lelaki bermata sipit yang lebih pendek darinya.
Lelaki itu terisak, air matanya mengalir deras, ketakutan menyelimutinya, menatap pemuda jangkung itu saja ia tidak berani untuk sekarang.
"Kayaknya lo lagi sial deh. Kebetulan gue mau 'main' sama lo eh dengan sialnya lo malah jatohin buku-buku sampah ini dihadapan gue, bikin gue makin 'seneng' sekarang." Katanya kini sudah menarik kasar rambut Soonyoungㅡpemuda ituㅡkebelakang.
"John, udah gue pecahin salah satu ban mobil anak sini, jadi tinggal nunggu si Jennie-Jennie itu nongol." Ucap Ten seraya meringis merasa apa yang ia lakukan benar.
"Bagus. Gak berharga juga tuh ban mobil anak sini, apalagi punya guru." Timpal Johnny.
Tangan besarnya kini mendorong tubuh Soonyoung hingga pemuda itu jatuh tersungkur ditanah.
Pemuda itu masih terisak, sudut matanya mulai melebam karena pukulan Johnny tadi.
Ya, Soonyoung orang yang cengeng, kutu buku, pecundang pula. Ia tidak ingin dijadikan boneka oleh Johnny lagi, namun berbagai ancaman seperti menyebarkan isu buruk sampai dikeluarkan dari sekolah membuatnya tidak berani macam-macam.
"Johnny, Johnny. Gak habis pikir kamu benar-benar menantangku, ya?" suara Johnny membuat semua lelaki yang ada disana menoleh.
"Huh? Menantangmu? Kau yang nekat masuk ke kandang macan, Nona." Kata Johnny kini berjalan mendekat kearah gadis itu. Ia menangkup pipi sang gadis dengan satu tangannya, membuat gadis itu refleks mendongak. "Let's see, who will be win."
Johnny menyunggingkan bibir dan mencium gadis itu begitu saja. Yah, ini bukan pertama kalinya untuk Johnny karena dia sudah berkali-kali melakukannya dengan banyak perempuan. Namun bagi Jennie, ini ciuman pertamanya.
Pemuda itu sedikit membuat gerakan pada bibirnya, tangannya ganti merengkuh leher gadis itu, mencoba menarik si gadis agar masuk kedalam 'permainan'nya.
Tetap saja, Jennie adalah Jennie. Ia mendorong tubuh besar Johnny sebisanya melepaskan tautan di bibir mereka.
Jennie mengusap bibirnya kasar, kini menggigit bibir bawahnya geram ketika melihat Johnny sudah tersenyum puas sekarang.
"Bajingan. Kau pikir aku apa? Bonekamu, hah?!" bentak Jennie dengan wajah yang memerah padam. Ia benar-benar membenci lelaki bernama Johnny itu sekarang.
"You seem like a barbie girl, so... yeah," Puji Johnny meski sebenarnya ia mengejek. "Pretty but brainless?"
"Ck. Caramu untuk menjatuhkanku terlalu REN-DA-HAN!" Kata Jennie yang masih panas itu, ia menekankan kata 'rendahan' untuk menyindir cara Johnny tadi.
Tatapan Johnny berganti menjadi lirikan tajam, ekspresinya datar, seketika suasana disana terasa menegangkan.
Jennie cukup bisa menelan ludah karenanya, ia tak menyangka akan jadi seperti ini.
Johnny mendekat, ia menarik tangan kiri gadis itu. Ia menguncinya.
"Hei, Johnny. Dia itu cewek." Kata Ten membuat Johnny menoleh.
"Lalu? Aku gak peduli." Ucapnya lalu kembali fokus kepada gadis itu. "Aku suka ada yang berani menentangku selama ini, dia yang datang kepadaku, bukan aku yang mendatanginya."
Jennie merapatkan bibir, tangannya berusaha melepaskan diri. Tapi sekeras apapun ia mencoba, cengkraman Johnny akan semakin kencang.
"Berlutut dihadapanku atau kupatahkan tanganmu yang cantik ini?"
"Gak akan."
Soonyoung yang melihat cekcok mereka hanya menggeleng pasrah karena gadis itu memilih sebuah kesalahan.
"Jadi kau rela tanganmu patah begitu saja?"
"Demi menegakkan kebenaran, aku tidak akan pernah takut dengan ancamanmu itu." Ucap Jennie lagi, kembali menantangnya. "Ah. Coba kutebak. Kamu hanya membuat onar karena kesepian belaka bukan? Bukan karena kamu akan mendapatkan rasa senang atau kepuasan?"
Ganti Johnny yang diam.
Jantungnya seperti di tembak tepat pada sasaran.
"Aku kasihan kepadamu. Kau pintar, tampan, orang kaya, tapi hatimu kosong. Hatimu mati. Karena sesuatu membuatmu seperti ini. Iya kan, Johnny?"
Perlahan cengkraman tangannya melonggar. Sudut hati Johnny terasa nyeri ketika kalimat tadi keluar dari mulut Jennie. Gadis itu ada benarnya.
ONCE UPON 💠 A TIME
◇GREEK MYTHOLOGY SERIES◇File 001 : Johnny, Ares: The God of War [02]
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time ●NCTxWayV
Storie breviNCT & WayV short stories collection~ ©2017-lilvain