PROLOG

1.1K 94 103
                                    

Flashback On

"Truth or Dare ?," tanya Helena.

"Dare...," Elzia memutar kedua bola matanya dengan malas.

Melisa terkekeh melihat Elzia terkena sial akibat putaran botol air minum yang berhenti tepat menghadap ke arahnya. Kini gadis itu harus menerima akibatnya.

"Oke! Tantangannya adalah..., kau harus mencopet dompet seorang pria paling tampan menurut seleramu," ujar Jessica.

Kedua mata Elzia pun sontak terbelalak. Otaknya berpikir keras.

"Apa kau bilang??? Mencopet??? Apa kau sudah gila???," teriak Elzia tanpa sadar.

Melisa dan Helena serentak menutup mulut Elzia yang 'kebobolan' akibat tantangan yang diberikan oleh Jessica. Mereka melepaskannya setelah gadis itu tak lagi berteriak.

Jessica tersenyum sinis.

"Kalau kau tak mau, bersiaplah untuk menerima bullying dari seluruh penghuni kampus besok pagi," ancamnya.

Elzia menelan salivanya dengan susah payah. Wajahnya memucat.

Bullying!

Satu kata yang tak pernah lagi ingin ia temui dalam masa depannya. Cukup di masa lalu saja ia menerima perlakuan buruk sepanjang sejarah hidupnya. Di masa depan, jangan lagi!!!

Setelah melihat banyak orang yang berlalu lalang, akhirnya Elzia menentukan pilihan pada seorang pria yang memakai jas berwarna biru dongker, berwajah asia, berambut cokelat, tinggi dan memiliki tubuh atletis.

"Kenapa mencopet pun harus memakai kriteria sih?," gerutu Elzia dalam hati.

Dari jauh, Jessica, Melisa dan Helena memperhatikan Elzia yang sudah bersiap-siap untuk memulai aksinya.

"Lihat saja, sebentar lagi si culun itu akan segera berkubang di tempat yang sama seperti di SMA!," ujar Jessica, dengan raut wajah jahatnya.

"Kau benar-benar membencinya, hah?," tanya Melisa.

"Seratus persen!!!."

Gadis itu mendekat diam-diam dari belakang pria calon korbannya. Setelah memastikan bahwa di sekelilingnya aman dari tatapan-tatapan calon pengamuk masa, Elzia pun mendekat dan . . .

Srettt!!!

Sebuah dompet warna cokelat tua berhasil di dapatkan oleh Elzia. Gadis itu segera berlari secepat mungkin.

"Hei!!! Kembalikan dompetku!!! Kau akan menyesal jika mengambilnya!!!."

Pria itu terdengar mengancam, Elzia pun terus berlari meskipun dirinya terus dikejar oleh si korban.

Srakkk!!!

Satu hentakan tangan yang kuat berhasil membuat Elzia terseret ke belakang. Tubuhnya terhempas ke dalam pelukan seorang pria yang wanginya menguarkan aroma Midnight Fantasy. Kedua mata mereka bertemu pandang, nafas mereka saling memburu, dan . . .

"Kem-ba-li-kan dom-pet-ku!."

Elzia tersadar, bahwa pria yang ada dihadapannya saat itu adalah korban yang ia copet. Kedua matanya terbelalak.

"Ampuni aku..., aku akan mengembalikan dompetmu beserta isinya jika urusanku sudah selesai," Elzia memohon dengan wajah terpuruk.

Pria yang tadinya hendak marah itu pun segera berjuang untuk menahan tawanya. Rasanya benar-benar menggelikan ketika seorang pencopet memasang wajah terpuruk dan memohon seperti akan segera mati.

Apa dia bilang tadi?

Dia akan mengembalikan dompet beserta isinya?

Sangat menggelikan!!!

"Apa jaminannya?," tanya pria itu.

"Hatiku!!!," jawab Elzia dengan cepat.

HAHAHAHAHAHAHA!!!

Pria itu tak bisa lagi menahan tawanya. Elzia bahkan dibuat terkejut dengan suara tawanya yang sangat riang, seakan tak terjadi apapun diantara mereka.

"Baiklah. Pinjam dompetku sesukamu. Aku akan menyita hatimu sebagai jaminannya. Mulai hari ini, hatimu adalah milikku! Jangan coba-coba memberikan hatimu pada pria lain selain aku! Paham???," tegas pria itu.

Elzia hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Pria itu belum juga melepas pelukannya dari tubuh Elzia. Dia tersenyum lembut. Sesuatu berdetak cepat di dalam dada Elzia.

"Siapa namamu?," tanya pria itu dengan lembut.

"Elzia..., Elzia Vallerie," jawabnya dengan tak kalah lembut.

"Universitas Indonesia, hah? Jurusan apa? Semester berapa?," tanya pria itu lagi.

Elzia menelan salivanya dengan susah payah. Rasanya ia seperti kekurangan oksigen saat itu.

"Tata Bahasa, semester 5."

Pria itu tersenyum lagi, lalu mengecup pipi Elzia yang halus. Elzia semakin berdebar. Pria itu berbisik di telinganya.

"Kau milikku!."

Flashback Off

* * *

OPENING!!!
Happy reading...
Yang Kangen sama YUDHA LEE silahkan comment...
Jgn lupa Vote and comment ya...

Mrs. Lee (Sequel Of Divia ; Cinta Tak Berbatas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang