THE PIECES OF HEART
Cassandra meremas-remas bantal dengan gemas, saat mendengar cerita Elzia tentang memar-memar di wajahnya.
"Harusnya aku tak langsung ikut pulang bersama Astrid," gerutunya.
"Sudahlah, toh itu sudah berlalu," ujar Elzia yang masih berbaring di atas ranjang.
Cassandra kembali berwajah antusias dan tersenyum.
"Jadi..., apa yang dikatakan Pangeran Penyelamat itu padamu?," tanyanya.
Elzia tersenyum malu-malu lalu membenamkan wajahnya di bantal. Cassandra terus saja menggodanya pagi itu, dan tak berhenti menyinggung tentang pria itu.
"Ayolah El..., ceritakan lagi...," bujuk Cassandra.
"Sudahlah Cassey, aku malu jika terus mengingatnya," balas Elzia.
"Malu karena apa? Karena kau menangis di pelukannya atau karena kau lupa melepas pelukannya?."
Elzia mendelik, lalu mencubit bahu Cassandra hingga wanita itu meringis. Cassandra memang tak pernah memberi rem pada mulutnya, apa yang dia pikirkan itulah yang dia katakan.
"Kenapa? Memang benar kan? Apa perlu aku yang tanya sendiri pada pria itu?."
Elzia terkekeh.
"Memangnya kau berani?," tantang Elzia.
"Kenapa aku harus takut?," balas Cassandra.
"Aku tidak yakin," Elzia meremehkan.
"Apa alasanmu hingga berani meremehkanku?," tanya Cassandra.
Elzia berbalik ke samping dan menatap Cassandra yang masih juga berbaring menatap langit-langit kamar.
"Karena kau bahkan tak mampu menghadapi Mikail Alexander..., makanya aku tak yakin padamu," jawab Elzia.
Cassandra terlihat mendelik saat Elzia menyebutkan nama Mikail. Wanita itu seakan menghindari topik pembicaraan mengenai Mikail.
"Jadi, kapan kau akan masuk kuliah lagi?," Cassandra memainkan ponselnya.
"Mungkin besok. Aku ingin libur hari ini," Elzia memejamkan matanya.
Cassandra menatapnya.
"Hei..., bagaimana kalau kita pergi ke toko kaset? Aku mau membeli kaset baru," ajak Cassandra.
"Kaset apa? Musik? Film?," Elzia tak membuka matanya.
"Musik... ."
"Kenapa tidak download saja? Kan lebih mudah," saran Elzia.
Cassandra cemberut.
"Ya sudah kalau tidak mau. Istirahatlah, kembalikan wajahmu seperti semula, aku akan pergi dengan Astrid."
Cassandra meraih tasnya dan bergegas menuju pintu keluar, Elzia bangkit untuk mengunci pintu. Ia berjalan menuju dapur untuk memasak sesuatu.
Di dalam kulkas, ia menemukan daging dan beberapa bahan seperti kecap asin, daun bawang, wijen, minyak wijen, dan juga bahan-bahan lainnya.
Oke! Elzia memutuskan untuk membuat Bulgogi, salah satu makanan khas Korea Selatan yang sangat mahal jika ia membeli langsung di restoran Korea ujung kompleks.
Setelah mencuci daging hingga bersih, ia pun mengiris-iris tipis daging tersebut. Kemudian ia menyiapkan mangkuk dan memasukan semua bumbu untuk merendam yang terdiri dari kecap asin, kecap manis, kaldu bubuk, dan lain-lain. Setelah itu ia mengaduk daging dalam bumbu hingga larut dan merata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Lee (Sequel Of Divia ; Cinta Tak Berbatas)
Teen FictionAku melihatmu, bukan karena siapa dirimu, berasal darimana, pantas atau tidak. Tapi aku melihatmu, karena hatiku menginginkan demikian. - Yudha Yudhistira Lee - Aku masih tak mengerti, pertemuan pertama kita bahkan jauh dari kata mengesankan. Bagaim...